View Full Version
Rabu, 05 Oct 2016

Waspada! Dukun Putih Berkeliaran di Sekitar Kita

TAHUN 2000 Indonesia pernah dijuluki oleh sebuah majalah di Negeri ini dengan sebutan “Negeri Berjuta Kesaktian”. Pasalnya saat itu banyak sekali pameran dan show dari perkumpulan dukun dan paranormal. Berjalanya waktu dengan semaraknya dakwah Tauhid wal Sunnah segala sesuatu yang sifatnnya perdukunan hilang dengan cepatnya.

Namun beberapa Pekan ini, Indonesia kembali di hebohkan dengan tertangkapnya para Dukun Putih karena disebabkan beberapa kasus yang menimpanya. Disebut dengan Dukun Putih karena dalam ajaran mereka membawa bawa beberapa syariat Islam yang dipadu dengan ajaran kejawen dan sesat lainya.

Tertangkapnya Gatot Brajamusti, yang di sinyalir sedang pesta sabu-sabu menjadi sebuah catatan penting yang harus kita sadari. Bahwa para dukun itu selalu menyimpang dari ajaran Islam. Anehnya, banyak sekali orang yang percaya termasuk kalangan artis mengikuti ajaranya. Sehingga terdengar kabar ada beberapa tindakan amoral dan pemakaian sabu-sabu dalam ritualnya dengan sebutan “ASMAD”.

Di Jawa Timur, kita dihebohkan dengan tertangkapnya si Dukun Putih Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Kanjeng Dimas dengan menjanjikan bisa mengandakan uang dan keselamatan serta kaya dengan cara kilat. Banyak sekali umat Islam yang tergiur dengan ajaran yang penuh kesesatan ini. Lucunya ada juga tokoh nasional yang dipandang hebat dalam perpolitikan dan bertitle tinggi dalam pendidikan tapi juga masih percaya dengan Dukun Putih ingusan ini. Naudzubillah.

Waspada Metamorfosa Paranormal

Di dalam Islam, perdukunan adalah sesuatu yang terkutuk. Karena itu merupakan tindakan kekufuran. Yang akan menghapus semua amal karena perdukunan adalah kesyirikan yang nyata.

“مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ؛ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً”

Barangsiapa mendatangi peramal, lalu ia bertanya tentang sesuatu padanya; maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam.” (H.R. Muslim (IV/1751 no. 2230) dari sebagian istri Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam).

Hadits lain memberikan statemen yang lebih keras lagi,

“مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ سَاحِراً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ؛ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”.

Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang sihir lalu mempercayai apa yang dikatakannya; maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.” (H.R. Al-Bazzar (V/315 no. 1931) dari Ibn Mas’ud radhiyallahu ’anhu dan sanad-nya dinilai sahih oleh Ibnu Katsir [lihat: Tafsîr Ibn Katsîr (I/393)].

Berjalanya waktu, mereka para dukun sudah tak mau lagi terang terangan dengan gaya meraka. Tetapi mereka melaju cepat dengan perubahan agar masyarakat tetap setia dengan mereka.

Kini praktek praktek perdukunan bukan lagi di hiasi dengan ornamen tengkorak dan menyan tapi sudah menggunakan kaligrafi Arab biar terkesan Islami. Bahkan dalam ritual-ritual mereka kini tersisipi dengan ayat Al-Quran dan doa-doa berbahasa Arab. Padahal semua itu hanya tipu daya mereka.

Semoga Allah membimbing kita selalu dalam petunjuknya, menjaga dalam Sirotol Mustaqim hingga akhir hayat kita. Alhamdulilah.* [Protonema/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version