View Full Version
Selasa, 19 Sep 2017

Keutamaan Hilangkan Penderitaan dan Kesusahan Seorang Muslim

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Sesama muslim itu bersaudara. Persaudaraan suci yang tak putus dengan kematian. Sehingga seorang muslim tetap diperintahkan memintakan ampunan untuk untuk kaum muslimin; baik yang masih hidup atau yang sudah wafat.

Allah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berfirman,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".” (QS. Al-Hasyr: 10)

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Zukhruf: 67)

Sebagai saudara, seorang muslim tidak mau menyakiti saudaranya dengan lisan dan perbuatannya. Juga tidak tega membiarkan saudaranya dalam kesengsaraan. Lebih dari itu, sebagai saudara, seorang muslim senantiasa berusaha mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan untuk saudaranya.

المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يُسْلمه، ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه كربة من كربات يوم القيامة، ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh (tidak membelanya). Siapa memenuhi kebutuhan saudaranya (yang kekurangan) maka Allah senantiasa penuhi hajat (kebutuhan)-nya. Siapa hilangkan satu penderitaan seorang muslim maka Allah akan hilangkan satu dari beberapa penderitaan di hari kiamat. Dan siapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik)

Dalam hadits lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

Siapa yang menghilangkan penderitaan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Dan siapa yang menutupi aib seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Kedua hadits ini tidak hanya menerangkan tuntutan persaudaraan seiman. Tapi juga menjelaskan keutamaan orang yang berbuat baik kepada saudaranya yang menderita. Yaitu Allah akan memberikan balasan yang serupa untuknya. Yakni, Allah hindarkan keburukan dari dirinya dan Allah datangkan berbagai kebaikan dan kemanfaatan untuknya di dunia dan akhirat.

Siapa yang menghilangkan derita seorang muslim baik -karena bencana alam, korban kezaliman, sakit, kefakiran yang membelit, dan semisalnya- Allah hilangkan derita darinya nanti di hari kiamat. Yakni saat manusia dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan di mahsyar untuk menerima hisab dan berbagai pertanyaan.

Siapa yang penuhi kebutuhan saudaranya yang kekurangan -dalam urusan makan, sandang, tempat tinggal- Allah akan cukupkan kebutuhannya (hajat-hajatnya) di dunia.

Siapa memudahkan seorang muslim yang mengalami kesulitan –dengan memberikan pinjaman hutang, memberi tempo pembayaran yang lapang, atau melapangkan saat tidak bisa penuhi temponya; lebih dari itu menggugurkan hutang saudaranya yang pailit-, niscaya Allah akan mudahkan hidupnya di dunia dan akhirat.

Siapa menutupi aib saudaranya –pastinya sebagai manusia ada salah dan khilaf-, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat.

Pertolongan Allah akan senantiasa datang kepada orang yang ringan tangan menolong saudara-saudara seimannya. Baik berkaitan dengan urusan dunianya maupun akhiratnya.

Siapa menjaga keimanan dan ketakwaan lalu menambahkannya dengan akhlak mulia kepada sesama niscaya ia akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj: 77)

Syaikh Abdurahman bin Nashir al-Sa’di Rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah memerintahkan kepada kaum mukminin untuk melaksanakan shalat –Allah mengkhususkannya dengan menyebutkan ruku’ dan sujud karena keutamaan keduanya serta posisinya sebagai rukun utama shalat-. Dan Allah memerintahkan beribadah kepada-Nya yang menjadi penyejuk mata, penghibur hati yang sedih, dan sebagai tuntutan dari Rububiyah dan kebaikannya kepada para hamba-Nya yang menuntut mereka untuk memurnikan ibadah kepada-Nya saja. Lalu Allah perinthakan mereka untuk berbuat baik secara umum.”

Beliau lanjutkan dalam menafsirkan bagian akhirnya, “Dan Allah Ta’ala kaitkan keberuntungan hidup dengan perintah-perintah tersebut. Allah berfirman,

لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 “Agar kalian beruntung.”

تفوزون بالمطلوب المرغوب، وتنجون من المكروه المرهوب، فلا طريق للفلاح سوى الإخلاص في عبادة الخالق، والسعي في نفع عبيده، فمن وفق لذلك، فله القدح المعلى، من السعادة والنجاح والفلاح

Maksudnya: beruntung mendapatkan apa yang diinginkan dan disuka serta diselamatkan dari sesuatu yang dibenci dan ditakuti. Tidak ada jalan mendapatkan keberuntungan ini selain ikhlas dalam beribadah kepada Al-Khalik (pencipta, yaitu Allah) dan berusaha memberikan manfaat kepada hamba-Nya. Siapa diberi taufik melakukan itu baginya pujian yang tinggi berupa kebahagiaan, kesuksesan, dan keberuntungan.”

Penutup

Ini adalah gambar Ibu Atik (60 tahun) yang terbaring hampir 1 tahun lalu karena kangker rahim. Tinggal di rumah petak (masih ngontrak) di wilayah Bekasi Utara dengan ditemani cucunya yang baru kelas IX. Namun sekarang terancam diusir karena sudah nunggak 5 bulan.

Suaminya, Pak Yono sudah wafat 2 tahun lalu karena kangker otak. Selama sehatnya, beliau aktif shalat berjama’ah dan dikenal sebagai orang baik. ‘Profesinya’ membantu pengurusan jezanah secara syar’i; dari memandikan, mengafani, menyediakan ambulan, dan memesan tanah pemakaman.

Ibu Atik harus menjalani rawat jalan ke rumah sakit setiap pekan. Sebagian obat-obatan harus dibeli dari kantungnya pribadi, karena tidak dicover oleh BPJS. Belum lagi kebutuhan diapers dan kebutuhan gizi yang tidak kurang dari Rp. 1,5 juta satu pekan.

[Bagi yang ingin membantu bisa menghubungi kami di 087781227881 (Badrul Tamam), beliau waktu sehat jamaah pengajian yang kami asuh]

Semoga bantuan dan uluran tangan pembaca menjadi sebab ringannya penderitaan yang dilami. Lalu menjadi sebab datangnya pertolongan dari Allah Subahanahu wa Ta'ala. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]  


latestnews

View Full Version