View Full Version
Kamis, 12 Apr 2018

Haram Simpati & Dukung Pengolok-olok Adzan

Oleh: Abu Ahmad

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Adzan adalah syi’ar ajaran Islam yang nampak. Yaitu panggilan untuk menegakkan ibadah shalat kepada Allah Ta’ala. Kumandang adzan menjadi tanda tegaknya ibadah kepada Allah di satu wilayah. Mengagungkan ibadah menjadi bukti takwa dalam dada. Karenanya, setiap muslim wajib memberi perhatian serius terhadap adzan.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)

Karenanya, ketika dikumandangkan adzan hendaknya seorang muslim diam menyimaknya, mengikuti bacaan muadzin, bershalawat atas Rasulillah sesudahnya, dan berdoa memohonkan wasilah untuk beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam. [Baca: 4 Bacaan Dzikir Saat Kumandang Adzan]

Adapun Syetan terlaknat yang telah dihukum sesat sangat membenci adzan dan tersiksa olehnya. Syetan juga berusaha menghalangi manusia dari mendengar adzan dan menyambut panggilannya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ ، وَلَهُ ضُرَاطٌ ، حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِينَ

Jika dikumandangkan adzan untuk shalat, maka Syetan lari dan ia memiliki suara kentut sampai ia tidak mendengar adzan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Allah mengabarkan tentang misi syetan dalam memanfaatkan mabuk-mabukkan dan dan judi untuk menghalangi manusia dari dzikir dan shalat.  

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)  

Demikian pula Atba’ Syaithan (pengikut syetan) dari kalangan kuffar dan musyrikin serta loyalis mereka dari kalangan munafikin sangat membenci syi’ar Islam yang agung ini. Kumandang adzan mereka jadikan sebagai bahan olok-olokan dan permainan. [Baca: Syetan Tersiksa dengan Suara Adzan]

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ

Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS. Al-Maidah: 58)

Ibnu Katsir Rahimahullah menjelalaskan maksud ayat ini, “demikian pula, apabila kalian kumandangkan adzan menyeru shalat yang merupakan amal paling utama bagi orang berakal dan pinter dari orang-orang yang cerdas, [mereka menjadikannya (adzan)] juga [buah ejekan dan permainan]. [Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal] maksudnya: tidak bisa berpikir tentang makna-makna ibadah kepada Allah dan syariat-Nya.” Beliau ikuti penjelasnnya,  

وهذه صفات أتباع الشيطان

Dan ini adalah sifat-sifat para pengikut syetan.

Syaikh al-Sa’di menambahkan, “apabila kalian sudah tahu –wahai kaum mukminin- sikap orang kafir dan permusuhan mereka yang sangat kuat terhadap kalian dan agama kalian. Siapa yang tidak memusuhi mereka setelah ini menunjukkan bahwa baginya Islam itu murah . . .”

Beliau menambahkan, bahwa muslim yang cuek terhadap orang yang menodai Islam, menghujat dan menyesatkannya adalah orang yang tidak memiliki moral dan kehormatan sedikitpun.

Karenanya, kaum muslimin wajib memiliki sikap tegas terhadap orang-orang yang menampakkan permusuhannya terhadap Islam dan syariat-nya ini. Yaitu dengan menunjukkan sikap antipati dan tidak simpati.

Seorang muslim haram memberikan dukungan dan peluang orang-orang yang mengolok-olok adzan menempati posisi strategis di tengah-tengah umat. Dalam konteks kekinian, haram memberikan dukungan dan pilihan terhadap pribadi dan partai yang mengolok-olok adzan.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 57)

Bagian agama Islam yang dijadikan ejekan dijelaskan di ayat berikutnya; yaitu adzan yang berisi panggilan shalat. Karenanya, umat Islam haram memberikan simpai dan dukungan kepada pihak-pihak yang mengolok-olok adzan. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version