View Full Version
Selasa, 01 Jul 2014

Ungkap Sosok Sang 'Khalilfah Ibrahim' Abu Bakr Al Baghdady

SURIAH (voa-islam.com) - Abu Bakr al Baghdadi atau 'Khalifah Ibrahim' baru saja diangkat menjadi seorang khalifah. Pengangkatan ini setelah Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) mendeklarasikan berdirinya sebuah Kekhalifahan Islam baru.

Khalifah Ibrahim ingin menghidupkan kembali kejayaan kekhalifahan Islam sejak sepeninggal Nabi Muhammad pada abad ke-7, yakni dimulai kekhalifahan Umayyah, melalui kekhalifahan Abbasiyah pada abad 8 hingga 10 dan kekhalifahan Usmaniyah hingga tumbang pada Perang Dunia I (1924).

Abu Bakar al-Bagdadi ingin menghidupkan kembali kejayaan Kekhalifahan Usmaniyah (Ottoman) Turki yang tumbang 90 tahun silam itu.

Nama asli “Khalifah Ibrahim” adalah Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai, yang lahir di Sammara, Irak, pada 1971.

Dia berhasil mendapatkan gelar PhD dengan fokus kajian studi Islam di salah satu universitas di Baghdad. Dirinya pernah menjadi seorang ulama sebelum Amerika Serikat (AS) melakukan invasi ke Irak pada 2003.

Ia sempat ditahan oleh militer AS pada masa George Walker Bush Jr menduduki Irak.

“Khalifah Ibrahim” ingin menghapus perbatasan-perbatasan yang dibuat pada zaman kolonial Barat setelah tumbangnya kekhalifahan Usmaniyah pada 1924. Negara Islam saat ini menguasai wilayah barat laut Irak, terutama yang berpenduduk mayoritas Sunni.

Kementerian Luar Negeri AS memasukkan nama al-Baghdadi ke dalam daftar teroris internasional pada 4 Oktober 2011. AS bahkan menawarkan uang sekira Rp119 miliar bagi siapa pun yang memberikan informasi tentang keberadaannya.

Setelah menguasai kota Mosul, (ISIS) menjadi militan paling kaya di dunia. Membuat bekas induk organisasinya al-Qaeda pimpinan Dr. Ayman al-Zawahiri menjadi iri, tapi sekaligus membuat ketar-ketir Raja Saudi Abdullah.

ISIS menguasai Mosul pada 10 Juni lalu, terus merangsek menyasar Baghdad, membuat Irak perlu minta bantuan AS. Di Suriah, ISIS menguasai wilayah utara dan timur, sepanjang perbatasan terpencil dengan Irak.

PM Nouri al-Maliki, dengan bantuan milisi Syiah, mengendalikan laju ISIS yang merangsek ke Baghdad, tapi kota-kota yang dikuasai ISIS belum berhasil mereka rebut kembali.

Tikrit adalah kampung halaman Saddam Hussein yang diseret oleh pasukan AS dari lubang persembunyiannya pada 2003, mengakhiri dominasi pemerintahan minoritas Sunni yang lama berkuasa. Kini mayoritas Syiah berkuasa di Irak.

Angkatan udara Irak kini terlihat bak pengemis miskin yang hanya punya dua onggok pesawat berbaling-baling Cessna yang mampu hanya memuat beberapa pasukan dan muatan lainnya. AS sudah mengirimkan pesawat tempur dan pesawat pengangkut pasukan ke Irak, tapi mengaku tak terlibat dalam pertempuran yang kini makin memuncak itu.

Sementara Rusia untuk pertama kali mengirim pesawat tempur ke Baghdad, memenuhi pesanan lima pesawat bekas Shukoi. Menurut pemerintah, pesawat-pesawat Shukoi ini beroperasi dalam beberapa hari.

Di Fallujah, kota di barat Baghdad yang sudah selama enam bulan diduduki ISIS, seorang akuntan bank yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan, pengumuman kekhalifahan ISIS itu adalah “langkah mundur” untuk pemerintah mayoritas Syiah Irak.

Negara Islam ciptaan Khalifah Ibrahim memanfaatkan aliansi dengan kelompok angkatan bersenjata Sunni dan suku-suku militan yang muak dengan pemerintahan Syiah PM Nouri al-Maliki. Anggota Partai Baath yang sekuler dan pendukung kuat Saddam Hussein dulu juga terjun bersama ISIS menggalang revolusi. (*beragamsumber/acw/asep/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version