View Full Version
Rabu, 06 Aug 2014

Polemik 'Khilafah' ISIS dan Keagungan Khilafah Islam

SUARA PEMBACA:

Sahabat Voa-Islam,

Banyak SMS, Inbox, pesan BBM serta ada sanak keluarga yang menghubungi saya apakah saya terkait dengan ISIS atau tidak. Maklum, isu sensitif yang dibawa oleh ISIS adalah Khilafah yang selama ini senantiasa saya bicarakan, sampaikan dan informasikan.

Khilafah, sebuah sistem pemerintahan dalam Islam, dimana Khalifah sebagai pimpinannya, dan keberadaannya adalah sebagai perisai bagi ummat Islam. Khilafah merupakan negeri yang berdaulat, yang memiliki wilayah, memiliki kekuatan militer dan masyarakatnya tunduk pada aturan islam yang sempurna di bawahnya. Ia bukan sekedar “wilayah” yang diduduki, kemudian dideklarasikan. Khilafah bukan pula dibentuk dari sebuah tandzhim/organisasi/faksi jihad tertentu. Tetapi deklarasi Khilafah merupakan kemauan masyarakat, kesatuan ummat Islam, dan persetujuan berbagai kelompok/organisasi dan faksi jihad dikalangan ummat islam.

Kewajiban menegakkan aturan Islam secara kaffah bukanlah pilihan, tetapi sebuah keharusan. Sebagaimana firman Allah SWT,

فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ

Putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (QS. al-Maidah [5]: 48) 

Maka perlu konstitusi pelaksananya. Konstitusi itulah yang disebut sebagai Khilafah. Sehingga membaiat seorang Khalifah yang memiliki kekuasaan yang jelas dan menjadi pimpinan Khilafah yang agung itu adalah kemuliaan.

 “Abdullah bin Umar telah berkata kepadaku : “aku mendengar Rasulullah saw pernah bersabda :

مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةً لَهُ وَ مَنْ مَاتَ وَ لَيْسَ فِيْ عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً

Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, ia akan menjumpai Allah pada hari kiamat kelak tanpa memiliki hujah, dan siapa saja yang mati sedang di pundaknya tidak terdapat baiat, maka ia mati seperti kematian jahiliyah (HR. Muslim)

Imam Muslim telah meriwayatkan bahwa Rasul saw pernah bersabda :

وَ مَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَ ثَمْرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اِسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرٌ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوْا عُنُقَ اْلآخَرِ

Dan siapa saja yang telah membaiat seorang imam lalu ia telah memberikan genggaman tangannya dan buah hatinya, maka hendaklah ia mentaatinya sesuai dengan kemampuannya, dan jika datang orang lain yang hendak merebut kekuasaannya maka penggallah orang lain itu (HR. Muslim) 

Khilafah yang dideklarasikan oleh ISIS bisa saja berdiri dan sesuai harapan. Sayangnya, kekuatan yang mereka punya untuk melakukan berdirinya Khilafah, adalah kekuatan yang tak memiliki hakikat kekuasaan secara penuh. Sebagaimana para fuqoha/ulama baik dari kalangan ulama yang konsisten di jalur dakwah tanpa kekerasan maupun ulama yang memperjuangkan jalan kekuasaan melalui jihad telah memberikan tiga hal utama yaitu,

  1. Mendominasi di negeri yang memiliki pilar-pilar negara sesuai wilayah sekitarnya. Sehingga ia memiliki kekuasaan yang stabil di negeri itu dan ia bisa menjaga keamanan negeri tersebut baik dalam dan luar negeri terhadap wilayah sekitarnya.
  2. Menerapkan Islam dengan adil dan baik di negeri tersebut. Berjalan secara baik diantara masyarakat, sehingga masyarakat mencintai mereka dan ridha terhadap mereka.
  3. Masyarakat di negeri itu membaiatnya dalam bentuk baiat in’iqad dengan ridha dan ikhtiyar, bukan dengan paksaan dan keterpaksaan, dengan syarat-syarat baiat yang diantaranya bahwa baiat itu pada dasarnya berasal dari penduduk negeri itu, bukan dari sejumlah sulthân mutaghallib. Sebab baiat yang syar’iy adalah seperti itu dengan meneladani Rasul saw. Rasul saw pada asasnya memberi perhatian atas mengambil baiat orang-orang Anshar penduduk Madinah Munawarah dengan ridha dan ikhtiyar, bukan mengambil baiat dari para sahabat beliau kaum Muhajirin. Baiat ‘aqabah kedua memenuhi hal itu.

Ketiga syarat itulah yang harus terpenuhi, oleh kelompok ISIS dan kelompok manapun yang mendirikan kekuasaan islam dengan kekuatan. Sangat aneh, bila deklarasi Khilafah hanyalah sekedar ucapan dan proklamasi tanpa kekuasaan yang hakiki. Sebab tak selamanya kekuatan itu menjadi kekuasaan, tetapi kekuasaan itulah yang kelak akan menjadi kekuatan.

Khilafah Sebuah Keagungan Islam

Maka, Khilafah sesungguhnya adalah sebuah momentum keagungan islam. Berdirinya Khilafah bukanlah celaan bahkan menjadi pertikaian dikalangan ummat islam itu sendiri. Sekali lagi, Khilafah, bukanlah sebuah kelompok, organisasi atau tandzhim serta sejenisnya. Khilafah adalah sistem pemerintahan di dalam islam, kedudukan dan hak-haknya terpenuhi dan sungguh kedatangannya dinantikan oleh ummat islam yang taqwa kepada Allah SWT.

Memang Allah SWT tengah menguji kesabaran para pembela dan pejuang tegaknya syariah islam. Ujian datang dengan berbagai klaim Khilafah yang telah berdiri. Karena memang upaya pengkaburan terhadap kemuliaan islam melalui Khilafah itu adalah bentuk tipu daya setan dan usaha Kapitalisme untuk melakukan pembunuhan “idealisme” terhadap kemuliaan islam.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ *بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾

“Dan di hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.” (TQS ar-Rum [30]: 4-5)

Sungguh di suatu hari kelak, Khilafah yang dinantikan itu akan segera berdiri. Dan berdirinya Khilafah adalah ancaman besar bagi Israel, Amerika Serikat dan mereka yang telah menodai dan menciderai kaum muslimin. Berdirinya Khilafah, akan menjadi perisai, penolong dan penyatu ummat islam dengan metode dakwah dan jihadnya yang penuh kebaikan dan kehormatan. Dan hari itu kelak, kaum muslimin akan bergembira atas kembalinya sistem kenabian yang penuh dengan anjuran penerapan syariah islam secara sempurna.

Rizqi Awal

Ketua BE BKLDK Nasional,

Penulis dan Islamic Inspirator


latestnews

View Full Version