View Full Version
Sabtu, 25 Oct 2014

Agar Tidak Dianggap Anti Islam, KOMPAS Buat Berita Kisah Muallaf

JAKARTA (voa-islam.com) - Empat hari belakangan ini, Kompas terlihat panik menghadapi perubahan dinamika politik seputar tarik-menarik penentuan kabinet. Fakta paling mencolok adalah arah pemberitaannya yang mulai berbalik mengkritisi Joko Widodo. Padahal, lebih dari dua tahun Kompas paling terdepan membela si boneka aseng tersebut secara membabi-buta.

Perubahan arah pemberitaan Kompas membuat berbagai pihak mencemoh, “Kemarin gencar membela Jokowi dengan segala rekayasa isu dan opini, kini kok berbalik menyerang."

Itulah Kompas, yang terkenal sebagai pers dengan moto: “khianat hati nurani rakyat”.

Bincang tentang kelakuan Kompas ini perlu untuk diketahui publik. Mengingat Kompas dan jaringannya (CSIS) merupakan alat kepentingan politik kelompok misionaris pembela konglomerat asing. Dengan segala dusta dan tipu muslihat selalu berusaha membodohi umat di negeri ini.

Tapi kini, akal bulus Kompas terjebak dalam permainan kotornya. Begitu kentara anti Islam dengan membela Jokowi dan Ahok bagai dewa, serta menuding semua pihak yang bersebrangan dengannya sebagai musuh. Media milik Jacob Oetama itu tak ubahnya “anjing” lapar yang bersikap buas bila mana kepentingannya tidak terakomodir.

Lebih jauh untuk meyakinkan umat yang telah terlanjur memahami Kompas sebagai media anti Islam, maka modus lama pun dimainkan. Yakni, berpura-pura menjadi toleran dengan memuat berita tentang “Kisah Theresa Corbin, Perempuan Feminis yang Masuk Islam…” (berita kompas online 25/10).

Begitulah Kompas, setelah mengobrak-abrik dan menyiram luka di hati umat, kini mencoba untuk bersikap membujuk. Memberi kesan bahwa mereka tidak membenci Islam. Padahal semua itu hanyalah sesaat saja. Selanjutnya akan kembali menyudutkan kaum mayoritas dengan sikap penuh kebencian dan hasutan. Hmmm... Kompas benar-benar penipu ulung. Rakyat sudah tahu kejahatan kalian !

Salam

Faizal Assegaf
Ketua Progres 98


latestnews

View Full Version