View Full Version
Senin, 27 Apr 2015

Pesta Seks Setelah UN; Wajah Pendidikan Sekulerisme

Sahabat VOA-Islam...

Aksi para pelajar di berbagai daerah setelah UN sungguh memprihatinkan. Betapa tidak, Pasca UN para pelajar tidak lagi sekedar coret-coret baju dan konvoi kendaraan, namun kini bertambah menjadi zina masal, telanjang di tengah jalan, tawuran dan perbuatan maksiat lainnya. Potret buram sebuah generasi , buah dari demokrasi yang menyuburkan liberalisas. Belasan pasang pelajar di Semarang tertangkap basah sedang melakukan pesta seks bersama pacar mereka. Sekitar 30 pasang pelajar juga terjaring sedang berzina masal di Kendal, Jawa tengah dalam operasi Yustisia.

Sungguh, kebebasan berbuat, bertingkah laku serta berfikir sudah menyusupi para pelajar generasi penerus bangsa. Mereka hanyut dalam eupora kebahagiaan setelah selesainya melaksanakan UN selama tiga hari. Seolah selesai sudah perjuangan mereka dan melepaskan dengan kebebasan berbuat, berzina dengan pacar mereka. Padahal belum tentu mereka juga lulus dari sekolah dengan hasil yang memuaskan.

Hal ini sungguh memprihatinkan dan selayaknya menjadi perhatian kita bersama. Sistem pendidikan, dan kurikulum sekolah kita tidak menyentuh kesadaran serta keimanan sama sekali. Penyadaran pentingnya belajar sebagai modal kehidupan,etika serta akhlak mulia ,budi pekerti mendapatkan porsi yang sangat kecil atau bisa dibilang tidak mendapatkan porsi sama sekali. Standar kelulusan hanya dilihat dari capaian nilai saja, tanpa menghiraukan bagaimana cara mendapatkannya.Sehingga banyak yang menempuh dengan cara yang curang dengan membeli soal-soal bocoran,karena yang ada di benak mereka bagaimana bisa lulus dengan nilai besar.

Pelajaran agama yang sangat minim di sekolah yang hanya 2 jam mata pelajaran dalam satu minggu, jelas sangat kurang. Pelajaran agama pun hanya menyentuh aspek kognitifnya saja, tanpa menyentuh aspek emosional. Ditambah lagi dengan kondisi keluarga yang masa bodoh, selalu sibuk tidak peduli perkembangan anak mereka. Demikian pula dengan sekolah dan lingkungan masyarakat yang tidak peduli, dan tidak berjalannya kontrol sosial menambah panjang pekerjaan rumah kita.

Apakah petugas hotel tidak menyelidiki ketika pasangan pelajar memasuki hotel? Apakah mereka tidak melihat surat identitasnya pelajar dengan cermat, sehingga menerima tamu yang bukan suami istri? Disini kita melihat bahwa pesta seks setelah UN adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah bertanggung jawab terhadap kurikulum yang diberlakukan. Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya di rumah. Sekolah bertanggung jawab untuk memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Masyarakat menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial. Sekularisme dan liberalisme adalah masalah pokoknya.

Bila saja Negara menindak tegas perzinahan dengan hukum Islam yang tegas, niscaya generasi muda kita akan berfikir seribu kali untuk melakukan perzinahan. Bila pemerintah memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dengan mudah dan murah, niscaya generasi kita akan terpacu untuk belajar, dibandingkan terpacu untuk melakukan kemaksiatan.

Andaikan negara kita menerapkan peraturan Islam yang sempurna maka hal seperti pesta seks akan ditindak dengan tegas. Selamatkan generasi kita dari sekularisme dan liberalisme, dengan aturan sempurna dari Allah SWT. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Rina Nurawani (Pendidik Sekolah Madania, parung Bogor)


latestnews

View Full Version