View Full Version
Ahad, 24 May 2015

Kemuliaan dan Ketulusan Muslim Aceh Terhadap Muslim Rohingya

BANDA ACEH (voa-islam.com) - Denny Armandhanu, penulis CNN Indonesia, menuturkan tentang Muslim Rohingya, di mana minoritas Muslim ini menjadi sorotan di seluruh dunia. Muslim Aceh pun menjadi sorotoan, karena kebaikan dan ketulusan  hati mereka menolong Muslim yang sedang menderita.

Ribuan kelompok minoritas Muslim tertindas di Myanmar ini terusir dan terdampar, dan harus terpaksa berlabuh di Aceh. Dalam keadaan mengenaskan, kurus kering kelaparan, hitam legam terbakar matahari, nyaris meregang nyawa.

Tidak sanggup rasanya menahan haru menyaksikan keikhlasan tanpa pamrih yang ditunjukkan Muslim Aceh, terutama di perdesaan nelayan, saat menangani "tamu" yang tiba-tiba datang di pantai mereka.

Di saat banyak negara, termasuk Indonesia, menafikan keberadaan Muslim Rohingya atas nama kedaulatan negara, wilayah, ketahanan sosial dan tetek bengek lainnya, justru Muslim Aceh tidak pikir dua kali menarik Muslim Rohingya ke daratan, melayaninya dengan istimewa.
 
Mungkin ini adalah cerminan dari anjuran dalam Islam yang wajib memuliakan tamu yang disampaikan junjungan umat Islam, Nabi Muhammad shallalahu alaihi wassalam.

Ambil contoh di desa Simpang Lhee, Julok, Aceh Timur. Belum juga ratusan pengungsi Muslim Rohingya sampai di pantai, dapur umum sudah berdiri. Dengan kasih sayang seorang ibu, Mirawati, memasak makanan dalam jumlah besar untuk para pengungsi yang lunglai.

Hingga siang, Mirawati dan ibu-ibu lainnya menyendok nasi ke piring, membaginya sama rata, lauk pauk tersedia, sayur tidak lupa. Beberapa Muslim Rohingya bahkan diberikan dua piring nasi, dijilatinya jari-jari setelah makanan tandas dilahap. Betapa tidak, tiga bulan terakhir mereka cuma makan nasi dan garam, itu pun hanya sehari sekali.

Seluruh warga desa tumpah ruah memasak, melayani, merawat dan menghibur Muslim Rohingya. Hari ini mereka tidak masak untuk keluarga di rumah. Bahkan dirinya sendiri lupa makan.

Beberapa wanita desa terlihat mematutkan baju bekas untuk dipakaikan pada para pengungsi. Seorang Muslim Rohingya terlihat telah mengenakan gamis cantik dengan manik-manik di jilbabnya, ini bukan seperti pakaian bekas, tapi pakaian baru yang dikenakan saat lebaran. Senyum mereka merekah lebar.

Anak-anak Muslim Rohingya akhirnya bisa mandi, ditambah keramas. Berbulan-bulan kulit mereka kering, tidak kenal air tawar dan sabun. Mereka tertawa saat kepala diguyur air. Pemandangan yang akan menyenangkan siapapun juga.

Para bapak terlihat sibuk membagikan makanan yang seperti tidak akan ada habisnya. Kabarnya, sudah berkarung-karung beras ditanak hari ini. Kebetulan, sekarang adalah musim panen.

Sementara para pemuda, menghibur remaja Muslim Rohingya yang masih murung. Sesekali mereka menghalau wartawan yang gatal ingin mewawancarai mereka. Para pemuda ini merangkul, menepuk punggung, dan mengipasi remaja Muslim Rohingya yang lahap makan dua piring nasi itu. Suhu di luar saat ini sekitar 36 derajat celcius memang.

Kabar kedatangan tamu Muslim Rohingya ini disebarkan melalui pengeras suara di meunasah (musholla) hingga ke berbagai desa. Berdatanganlah para pemberi bantuan yang lain. Tidak kurang warga dari sepuluh desa memberikan bantuan.

Ditindas di negaranya, dibunuh, disiksa, dihancurkan rumahnya, diusir dari banyak negara, Musllim Rohingya menemukan kemanusiaan di Aceh. Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat, setidaknya 1.300 warga Rohingya sudah terdampar di ujung Indonesia ini. Jumlah ini belum termasuk dengan skitar 380 lain yang baru tiba di Julok pada Rabu kemarin.

Ditanya motivasi melakukan kebaikan, beberapa Muslim Aceh mengernyitkan dahi. Seakan mengatakan "mengapa tidak?". Seolah ini sekadar pertanyaan retoris yang tidak layak untuk ditanyakan karena jawabannya seterang siang.

Bagi masyarakat di perkotaan besar, tindakan Muslim Aceh ini langka, mengherankan. Tapi bagi Muslim Aceh, ini adalah yang seharusnya dilakukan, setidaknya sebagai seorang manusia beragama.

Apalagi, seperti dituturkan beberapa warga, mereka pernah merasakan hidup kesusahan saat konflik bersenjata ataupun bencana tsunami yang menewaskan ratusan ribu orang.

Kedatangan Muslim Rohingya merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat Aceh, kesempatan bagi mereka untuk memberikan bantuan, mencari pahala. Warga Aceh yakin, kebaikan mereka akan dibalas oleh Allah.

"Ada rahasia Allah mengapa warga Rohingya bisa sampai di Aceh. Bisa jadi, kebaikan kami akan dibalas dengan kemakmuran yang luar biasa," ujar Mulyadi, 40, sopir mobil rental, kepada CNN Indonesia. Di bagasi mobilnya, bertumpuk pakaian bekas untuk disumbangkan.
 
Muslim Aceh dengan tulus dan penuh pengorbanan menolong sesama Muslim  yang sekarang sedang mendapatkan musibah dari rezim Budha di Myanmar yang  sangat biadab, tidak memililki kemanusiaan. Sungguh keji perbuatan mereka dan sangat terkutuk. Mulialah Muslim Aceh dunia dan akhirat. (jj/ccnindonesia/voa-islam.com) 

 


latestnews

View Full Version