View Full Version
Ahad, 25 Sep 2016

Idul Adha Bukan Ajang Bergensi Kurban, Namun Simbol Ketaatan Umat Islam

Sahabat VOA-Islam...

Idul adha merupakan momentum yang berharga bagi ummat muslim diseluruh dunia. Tak terkecuali ummat muslim di Indonesia, terlebih Indonesia adalah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Walaupun perayaan idul adha di Indonesia hanya berlangsung  satu hari, namun tetap terasa khidmat.

Masyarakat yang boleh dibilang mampu juga antusias dalam berkurban, tidak ketinggalan para pejabatpun berlomba-lomba untuk berkurban, mereka berkurban dengan jumlah hewan kurban yang fantastis atau bahkan membeli hewan kurban yang bobotnya luar biasa besar untuk dikurbankan. Salah satu contoh adalah Bupati Banyuwangi yang berkurban sapi seberat 700 kg pada idhul adha kemarin (beritasatu, 13/9).

Terbilang wajar apabila ummat muslim memiliki gelora tinggi untuk berkurban dengan jumlah dan bobot hewan kurban yang sefantastis itu. Namun ada yang aneh dalam dua tahun terakhir ini, karena seorang pejabat non muslim juga ikut merayakan hari raya idul adha dengan cara mengurbankan sapi yang tidak bisa dibilang sedikit jumlahnya, yaitu 55 ekor. Ahok, seorang non-muslim yang sekarang menjadi gubernur DKI-Jakarta, yang menyumbangkan 55 ekor sapi untuk dibagi-bagikan kepada ummat muslim tidak mampu di rumah susun di daerah Jakarta (harianindo,13/9).

Sapi yang telah disumbangkan Ahok ditolak dewan pengurus masjid luar batang, dan dikembalikan pada hari itu juga karena pada hakikatnya telah jelas berkurban adalah sunnah bagi umat muslim dan tidak bagi orang-orang selain beragama Islam

Ahok juga menyumbangkan dua ekor sapi ke Masjid Luar Batang, dan peristiwa ini mengalami berbagai penolakan dari ummat muslim. Sapi yang telah disumbangkan Ahok ditolak dewan pengurus masjid luar batang, dan dikembalikan pada hari itu juga karena pada hakikatnya telah jelas berkurban adalah sunnah bagi umat muslim dan tidak bagi orang-orang selain beragama Islam (detik,13/9).

Ahok seperti manusia bermuka ganda, yang sudah banyak mendzolimi warga ibukota dengan berbagai tingkah dan ucapan kasarnya, melarang takbiran keliling karena dianggap sebagai biang kemacetan serta berbagai kebijakan yang tidak pro-muslim. Dia juga tersandung masalah korupsi RS.Sumber Waras dan melegalkan reklamasi pantai yang rencananya akan dibuat pusat perbelanjaan dan perumahan elit yang hanya akan menguntungkan bagi para kapitalis, sehingga kini Ahok telah kehilangan kepercayaan dari warganya.

Sistem sekuler-kapitalis berbalut demokrasi telah berhasil membuat orang kafir menjabat sebagai pemimpin dari kaum muslim. Sebuah keniscayaan yang akan terjadi apabila kaum muslim memberikan jalan bagi orang kafir untuk menguasai negeri ini sementara Islam telah jelas mengharamkannya. Jelas pula kebijakan yang dihasilkan dari pemimpin kafir adalah kebijakan dzalim yang tidak pro-muslim dan menguntungkan segelintir orang saja, karena orang kafir tidak memahami bagaimana pengaturan kehidupan dalam islam dan akhirnya mencampur adukkan antara yang haq dan yang bathil.

Sehingga tidak ada solusi lain selain Islam, yang telah menjadi kewajiban umat islam untuk menerapkannya secara sempurna dalam institusi khilafah islam sehingga mampu mewujudkan ketaatan sempurna bagi ummatnya dan tidak akan memberikan celah kepada kaum kafir untuk mendzalimi kaum muslim dan yang terpenting akan mempersatukan umat muslim tanpa memandang bangsa, Negara, warna kulit, ras dan suku serta memberikan kesejahteraan kepada umat muslim dan non-muslim yang hidup didalam naungannya. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Ratna Mustikap


latestnews

View Full Version