View Full Version
Rabu, 26 Apr 2017

Kapan Kami Bisa Hidup Enak?

Oleh: Abu Ammar Maulana (Komunitas Rakyat Melek Politik Gresik)

Oh negeriku yang kaya, mengapa masyarakatnya banyak yang miskin? Indonesia merupakan negeri muslim terbesar yang dikaruniai Alloh SWT dengan kekayaan yang melimpah ruah. Ada di darat, laut, udara, bahkan yang tersimpan  di dalam tanah pun melimpah.

Ibaratkan kue, Indonesia diminati negara- negara asing merasa ingin memilikinya. Kekayaan yang melimpah tadi kok angka kemiskinan masih meningkat, pengangguran masih banyak ada apa? Apa yang salah? Atau kami yang salah fokus?|

Beragam upaya mengurangi kemiskinan dengan pemberian BLT, beras keluarga sejahterah (rastra), jaminan kesehatan (jamkesmas), BPJS,  dan lainnya, tak mampu menyelesaikannya. Meskipun untuk mendapatkan itu semua terkadang juga masih banyak kendala yang mereka lalui terkait dengan birokrasi serta pelayanan publik yang tidak memuaskan. Rakyat akhirnya bisa menggerutu dan kecewa, melihat beragam kebijakan setegah hati bagi rakyatnya.

Persoalan yang mendera negeri ini jika ditarik kesimpulan ada dua hal. Pertama, persoalan ideologis. Kedua, persoalan teknis. Jika dikaitkan dengan persolan ideologis, negeri ini telah dengan sadar menerapkan kapitalisme-sekularis. Nyatanya setiap kebijakanm menghasilkan kebebasan dan persoalan baru. Penguraian masalah tidak mendasar. Di sisi lain, Allah SWT telah meminta manusia untuk mengambil syariah Islam kaffah, termasuk dalam kenegaraan, politik, hukum, dan ekonomi.

Tatkala pengabaian syariah Islam, munculah kerakusan dalam ekonomi dan pengerukan kekayaan alam. Rakyat yang sejatinya pemilik sah, hanya bisa ‘melongo’ dan ‘gigit jari’. Bendera putih dikibarkan sebagai tanda kekalahan. Penguasa dzalim pun bertebaran dan menebar teror bagi rakyatnya sendiri.        

Terkait dengan persoalan teknis, penguasa sering mengabaikan hak-hak rakyat. Kalaupun ada program yang pro rakyat sekadar pemanis agar rakyat tidak berontak dan menuntut. Rakyat dipaksa memenuhi kewajibannya dan dikungkung dengan beragam aturan manusia yang membelenggu. Birokrasi pun dipenuhi dengan orang-orang yang tidak amanah, bersifat koruptif, dan jauh dari agama. Penguasa tak pernah berfikir akar masalah, tapi lebih pada akibatnya. Sehingga penguasa senantiasa gagap tatkala di hadapkan pada persoalan yang ada.

 

Khatimah

Karena hakikatnya agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Manusia sebagai mahkluk Alloh diciptakan disertai dengan serentetan aturan yang harus dipatuhi agar selama hidupnya di dunia merasa enak, nyaman dan tidak sengsara.  Serta selamat dunia dan akherat, akan tetapi pada faktanya manusia sombong dan merasa mampu hidup sendiri tanpa bantuan Alloh dengan cara membuat aturan sendiri akibatnya kerusakan, kesengsaraan yang dialami.

Padahal ini wilayah kita dalam memilih apakah kita mau hidup sengsara apa enak dan mulia maka solusinya adalah kembali ke jalan Alloh yaitu dengan menerapkan Islam secara menyeluruh dalam setiap lini kehidupan. Secara totalitas dalam sistem pemerintahan Islam hanya solusi Islam lah yang mampu mengeluarkan ummat dari keterpurukan, kehinaan menuju manusia yang mulia dan dimuliakan oleh Alloh SWT. Dengan diterapkannnya Islam maka keberkahan akan muncul dari bumi dan langit. [syahid/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version