View Full Version
Ahad, 30 Apr 2017

Islam Datang Sebagai Penyelamat dan Pemersatu

Sahabat VOA-Islam...

Ide Syariah Islam kembali mendapat stigma negatif. Penyudutan terhadap ide Syariah Islam semakin memanas. Terjadi pembubaran-pembubaran paksa dalam acara yang menyeru masyarakat untuk menerapkan Islam secara totalitas dalam bingkai Khilafah. Salah satu acara ormas yang dibubarkan adalah acara yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.

Beberapa kelompok yang belum memahami sejatinya Syariah Islam menganggap ide ini akan menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan stigma negatif ini datang dari kaum Muslim sendiri. Benarkah Syariah Islam menjadi ancaman bagi negara Indonesia?

 

Hubungan Syariah Islam dengan NKRI

Memang benar kemerdekaan Indonesia tidak hanya diperjuangkan oleh kaum Muslim, kaum yang lain pun turut bersatu memerangi penjajah. Kemudian paska kemerdekaan, para ulama berkumpul hanya meminta satu kepada kepala negara untuk menetapkan dalam Pancasila tentang ketaatannya bagi kaum Muslim terhadap agamanya. Ini jalan sesepuh kaum Muslim Indonesia untuk menyelamatkan agama kaum Muslim.

Namun permintaan tersebut tidak dikabulkan. Padahal hanya untuk kaum Muslim agar taat pada Syariatnya. Tidak memaksa agama lain. Dari sini jelas bukan tidak direncanakan, pihak-pihak pemebenci Islam ingin menjauhkan Syariat Islam dari penganutnya.

Sebab sejarah telah mencatat, kegemilangan Islam memimpin dua pertiga dunia karena ketundukan terhadap Syariah Islam. Bagi musuh Islam, hal ini tidak boleh terjadi kedua kalinya. Betapa mereka telah berusaha susah payah bagaimana agar kepemimpinan Islam runtuh. Setelah berhasil tidak mungkin bagi mereka memberi peluang bagi kaum Muslim untuk mengembalikan jejak pendahulunya. Kebangkitan Islam tentu sangat berbahaya bagi mereka. Mereka tidak lagi bisa menjarah kekayaan negeri-negeri kaum Muslim. Mereka akan terus berusaha mencengkramkan penjajahannya melalui antek-anteknya.

Setelah sekian lama kaum Muslim dibodohi, muncul orang-orang yang sadar. Karena tidak mungkin Allah membiarkan bumi ini terus dikuasai tangan-tangan perusak alam, manusia-manusia yang tamak. Kemunculan ide Syariah Khilafah telah membuat musuh-musuh gentar. Berbagai cara dilakukan untuk membungkam ide ini. Namun masyarakat semakin melek fakta, kenyataannya negeri ini telah menderita sakit yang cukup parah. Ketidak adilan penguasa terhadap rakyatnya sangat gamblang. Untuk menangani kasus penista saja harus berproses begitu lama. Namun, jika dari kalangan kaum Muslim terduga saja sebagai teroris tanpa disidang langsung main bunuh. Jelas-jelas ini hukum yang tidak adil.

Alasan bahwa Syariah Islam tidak cocok diterapkan di negeri untuk melindungi dan menghormati agama lain adalah tidak logis. Tidak ada ceritanya saat Islam diterapkan secara totalitas dalam sebuah negara mengusir atau memaksa agama lain. Islam tidak mengajarkan seperti itu. Justru Islam mengajarkan perdamaian, bahkan pemimpin Islam wajib menjamin keamanan dan kesejahteraan agama lain yang tunduk di dalam negara Islam. Namun alih-alih serangan stigma negatif semakin digencarkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka menakut-nakuti ummat dengan istilah Islam radikal dan ekstrim. Melalui lisan-lisan kaum Muslimin sendiri stigma-stigma negatif itu menggema.

Opini miring tentang Syariah Islam layaknya bombardir di tengah-tengah ummat. Seruan Syariah Islam dianggap ancaman dan akan memecah belah persatuan Indonesia. Lepasnya timor-timur menjadi cermin sistem yang berlaku. PKI dibiarkan tumbuh. Seharusnya mereka yang dikenal dengan manusia-manusia ganas yang harus disingkirkan dari negeri ini, merekalah sejatinya ancaman bagi NKRI. Yang paling nampak di depan mata adalah Amerika dan asing lainnya yang terus menggerus kekayaan Indonesia adalah penjajah. Mereka sejatinya yang harus diusir. Tapi mengapa para penjajah itu mendapat tempat istimewa? Maka sejatinya siapa sesungguhnya ancaman bagi NKRI?

Cukuplah Pancasila sebagai dasar negara dan Demokrasi sebagai sistem yang berlaku. Negeri ini cukup nyaman dengan sistem yang ada. Seolah ada harapan dalam Demokrasi akan membawa negeri ini pada kebangkitan. Setelah ide Syariah Islam semakin nampak ke permukaan, Pancasila kembali dilirik, selama ini Pancasila hanyalah sebuah simbol. Faktanya tidak ada cerminan dari penerapan Pancasila dalam kehidupan. Karena Pancasila tidak selaras dengan Demokrasi. Sedangkan pengusung Demokrasinya sendiri mulai retak dari dalam. Jika menginginkan sistem Demokrasi yang lebih sempurna, bercerminlah kepada negara pengusungnya Amerika. Maka apa yang diharapkan dari Demokrasi?

Walau tantangan demi tantangan ingin menjauhkan ummat dari Syariah Islam, akan tetapi semakin hari makar-makar musuh semakin nampak. Masyarakat sudah mampu melihat mana yang benar dan mana yang salah. Meskipun sebagian kaum Muslim masih termakan opini Barat dan ikut meneriakkan kebencian terhadap saudaranya sendiri yang menyeru pada Syariah Islam.

Tentang Syariah Islam, semua kaum Muslim yang mengkaji secara detail tentang Islam tentu akan memukan bahwa menerapkan Syariah Islam adalah wajib sebagaimana wajibnya sholat. Tidak layak bagi seorang Muslim menolak ide ini, ini merupakan kewajiban dari Sang Pencipta, Allah sebagai Tuhan yang telah diimani, dan sebagai konsekuensi terhadap keimanannya.

Bukan berbicara soal maslahat atau manfaat lagi tentang penerapan Islam, namun kewajiban yang telah ditetapkan tanpa ada tawar-menawar. Yang jelas, penerapan Islam secara totalitas akan membawa kesejahteraan bagi seluruh alam, sudah saatnya ummat Islam bersatu menuju kebangkitan sejati. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Zaynab, Mahasiswi UIN Sunan Ampel


latestnews

View Full Version