View Full Version
Selasa, 27 Jun 2017

TDL Melangit, Bukti Nyata Kedzoliman Penguasa

Oleh: AB Latif  (Direktur IndoPoltik Watch)
 
Sejak Januari 2017 pemerintah sudah mulai menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), diikuti pada bulan - bulan berikutnya yakni bulan Maret, Mei dan nanti bulan Juli. Tak tanggung - tanggung prosentase kenaikannya lebih dari 100%. Pemerintah mengelak kalau menaikan TDL, mereka mengatakan hanya mencabut subsidi.
 
Pencabutan subsidi ini didasarkan pada peraturan menteri ESDM No.28 tahun 2016 dan juga Undang-Undang No 30 tahun 2007 tentang energi serta Undang-Undang no 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan (liputan6.com, 1 mei 2017). artinya melalui undang-undang rezim mendholimi rakyat. 
 
Astagfirullah. Mau dengan kata mencabut subsidi atau apa pun bahasa pengelakan penguasa, yang dirasa masyrakat sama yakni bertambahnya nilai rupiah yang harus mereka keluarkan ketika membayar listrik dengan jumlah berkali-kali lipat. Bahkan sampai menimbulkan kasus bunuh diri gara - gara tidak sanggup lagi membayar listrik.
 
Dzolim. Itulah kata yang pas untuk penguasa saat ini. Bagaimana tidak dzolim, ditengah penderitaan rakyat karena semakin sulitnya mendapatkan kehidupan dengan harga - harga sembako yang terus meroket, kewajiban membayar BPJS, membiayai pendidikan anak - anak, dan biaya - biaya lainnya yang tidak sedikit, sementara untuk mencari penghasilan sangatlah sulit. Lapangan pekerjaan minim, kesempatan usaha juga yang serba mentok. Wajar kalau akhirnya masyarakat terus menjerit ketika TDL itu dinaikan atau dalam bahasa pemerintah dicabutnya subsidi.
 
Namun, ternyata pemerintah berlepas tangan dengan semua itu. Pemerintah justru mengalihkan isu kebijakan - kebijakan dzolim mereka kepada isu - isu agama. Mereka sibuk bermain kata "aku indonesia" dan "aku pancasila" sementara mereka sendiri melanggar point -point pancasila tersebut dan mengkhianati Indonesia dengan menjual aset dan kekayaan negeri ini kepada Asing dan Aseng. lihatlah ketika subsidi untuk rakyat berusaha mereka hapus tapi ternyata subsidi untuk parpol mereka naikin hampir 10%.  kementrian minta dinaikan anggaran dan masih banyak fakta lainnya. Inilah wajah asli penguasa saat ini. Penguasa yang hanya mementingkan kepentingan dirinya dan golongannya saja.
 
Inilah fakta dalam sistem demokrasi yang begitu dielu-elukan. hal ini sangatlah berbeda dengan sistem pemerintahan di dalam islam yakni sistem Khilafah Islamiyyah. Di dalam islam penguasa adalah pelayan umat, sebagaimana yg di sabdakan oleh baginda Muhammad SAW, "Seorang pemimpin (penguasa) adalah pemelihara / penggembala dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pemeliharaan urusan mereka" (HR al-Bukhari). Juga sabdanya di dalam hadits yang lain, "Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka" (HR Abu Nu’aim).
 
Seorang penggembala akan senantiasa memperhatikan dan memelihara kepentingan gembalaannya; mencarikan makanan dan minuman yang baik; memperhatikan kesehatan, menjaga dan melindunginya dari terkaman serigala dan segala marabahaya yang bisa mencelakakan gembalaannya. Sebagai pelayan, penguasa bertugas melayani kepentingan rakyat, memenuhi kemaslahatannya, memberikan bantuan dan meringankan kehidupan rakyatnya. Jadi, tugas penguasa (pemimpin) adalah memelihara kepentingan dan kemaslahatan rakyatnya dan menyejahterakan mereka.
 
Bila dalam tugas melayani masyarakat tersebut tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya (seperti yang terjadi saat ini), sehingga masyarakat merasa dirugikan, atau didzolimi, maka hukuman bagi orang tersebut adalah penghuni neraka kelak. Sebagaimana yang dikabarkan dalam hadis Nabi SAW ini :
 
ﺣَﺪِﻳْﺚُ ﻣَﻌْﻘَﻞِ ﺑْﻦِ ﻳَﺴَﺎﺭٍ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﺃَﻥَّ ﻋُﺒَﻴْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ ﺯِﻳَﺎﺩٍ ﻋَﺎﺩَ ﻣَﻌْﻘَﻞَ ﺑْﻦَ ﻳَﺴَﺎﺭٍ ﻓِﻰ ﻣَﺮَﺿِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻴْﻪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻣَﻌْﻘَﻞٌ : ﺇِﻧِّﻲْ ﻣُﺤَﺪِّﺛُﻚَ ﺣَﺪِﻳْﺜًﺎ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻣَﻦْ ﻣِﻦْ ﻋَﺒْﺪٍ ﺍِﺳْﺘَﺮْﻋَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﻋِﻴَّﺔً ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺤُﻄْﻬَﺎ ﺑِﻨَﺼِﻴْﺤَﺔٍ ﺇِﻻَّ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪْ ﺭَﺍﺋِﺤَﺔَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ . ‏( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻰ -93 ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ : ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺮﻋﻰ ﺭﻋﻴﺔ ﻓﻠﻢ ﻳﻨﺼﺢ )
 
Hadist ma’qil bin Yasar, dari hasan bahwasannya Ubaidillah bin yazid mengunjungi Ma’qal bin Yasar ra., ketika ia sakit yang menyebabkan kematiannya, maka Ma’qal berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad, “Aku akan menyampaikan kepadamu sebuah hadits yang telah dengar dari Rasulullah saw., aku telah mendengar Nabi saw. bersabda, “Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan Allah tidak akan merasakan padanya harumnya surga (melainkan tidak mendapat bau surga)” (dikeluarkan oleh Imam Bukhori).
 
Semoga pemerintah masih ada rasa takut terhadap siksa neraka, sehingga mereka bisa segera bertobat kemudian mengganti sistem ini dengan sistem islam. [syahid/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version