View Full Version
Rabu, 28 Jun 2017

Apakah Khilafah Mengahapus Keberagaman?

Sahabat VOA-Islam...

Hari ini siapa yang tidak tahu Khilafah? Saya kira semua orang ramai membicarakannya. Terlebih setelah isu pembubaran ormas islam pembawa Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia yang langsung disampaikan oleh menkopolhukam bapak Wiranto. Ramai perbincanagan terkait Khilafah dan HTI dikoran, televisi atau diskusi-diskusi.

Banyak pihak kontra dengan Khilafah karena dalam bayangan mereka Khilafah akan mengapus keberagaman. Ada juga yang setuju dengan Khilafah karena mereka sudah memakai kacamata akhirat dalam melihat segala sesuatu, sehingga jika ini dalam rangka taat kenapa tidak?

Ada juga yang apatis karena saking tidak peduli nya dengan urusan yang menimpa bangsanya. Yah maklumlah. Dalam benak orang yang tidak sepakat dengan Khilafah, mereka berfikir bahwa Khilafah akan mempersatukan umat dengan makna akan menjadikan semua bangsa suku dan agama menjadi berbaju putih semua. Paham maksud saya berbaju putih semua?

Alias sama semua. Bahkan sekelas ibu Mega Wati ketika sambang ke makam Bung Karno tempo hari merasa lucu dengan orang yang punya pemikiran untuk menyatukan Indonesia dalam negara islam. Menurutnya dengan negara islam maka tidak ada lagi suku bangsa agama yang berbeda bebeda, kehidupan berwarna,saling menghormati dan saling menghargai.

Bagaimana sih sebenarnya khilafah itu? Apakah akan menjadikan Indonesia misalnya, negara homogen? Padahal Indonesia sudah memiliki falsaah pancasila dan bineka tunggal ikha. Kurang apa lagi?

Baiklah, saya akan mencoba mendudukkan sebelum opini yang tidak tepat dijejalkan dibenak kaum muslim hari ini. Bagaimana sih penerapan Khilafah? Saya kira kita perlu menengok kebelakang karena sebenarnya dia telah pernah berdiri 14 abad menguasai dunia dengan islamnya yang mulia.

Pertama yang harus kita tahu adalah bahwa tidak ada negara yang homogen satu jenis, satu rupa, satu aktivitas, satu agama, satu suku saja. Tidak ada. Pun juga dengan Khilafah. Khilafah adalah negara layaknya negara biasanya yang di dalamnya terdapat banyak budaya, bahasa, agama, suku bangsa dll.

Agama yang ada didalamnya bukan hanya islam, tapi juga nasrani, yahudi, majusi dsb. Islam tidak akan memaksa mereka beribadah sesuai dengan agama islam karena islam pun mengatakan ‘untuk mu agamamu, untukku agamaku’. Jadi dari mananya Khilafah akan memutihkan mereka semua? Hanya saja Khilafah akan menerapkan islam sebagai system kehidupan seperti system sosial, system politik, ekonomi, hukum dsb. Dan saya yakin system sekomplek ini hanya ada dalam islam, sistem sesempurna ini karena langsung dari Allah pencipta semesta berdasar alquran dan sunnahnya.

Sistem yang mensejahterakan siapapun yang ada di dalamnya, siapa yang akan keberatan? Dan Khilafah ini sebenarnya bukan masalah golongan apa dan siapa yang membawanya, karena sejatinya Khilafah adalah ajaran islam. Didalam kitab fiqih manapun anda akan menemukan system politik islam (siyasah islamiyyah) yang tidak pernah terlepas dari Khilafah dan para khalifah. Bahasa lugasnya adalah ‘itu perintah Allah’.

Makanya saya kira kenapa HTI begitu memperjuangkan Khilafah adalah untuk mengaplikasikan ketaatan kepada Allah secara total. Karena mereka sangat memahami menjalankan system islam itu butuh negara, tidak mungkin dengan negara demokrasi seperti sekarang, harus dengan negara Khilafah yang asasnya dari islam, dan bangunan kehidupannya juga dengan islam.

Saya rasa kita sebagai seorang muslim memang harus lebih jelas dalam melihat pemberitaan sekarang. Jangan sampai kita tertipu dengan para kapitalis sekuler yang tidak menginginkan Khilafah sehingga menggusur identitas kita sebagai seorang muslim. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Masyithoh Z || Alumni UB


latestnews

View Full Version