View Full Version
Rabu, 27 Sep 2017

Siapa Mampu Menolong Muslim Arakan?

Oleh: Ainun Dawaun Nufus

Ribuan Muslim Rohingya di desa terpencil di Negara Bagian Rakhine merasa khawatir dengan bahaya yang akan mereka hadapi dalam perjalanan mengungsi. Mereka meminta pihak berwenang untuk menjamin keamanan mereka. "Kami ketakutan. Kami akan kelaparan sebentar lagi dan mereka mengancam akan membakar rumah kami," ujar Maung Maung, warga Rohingya di desa Ah Nauk Pyin.(http://internasional.republika.co.id)

Catatan

Saudara kami muslim Arakan membutuhkan kerja nyata dari 57 penguasa negara muslim untuk menolong mereka. Tidak layak para pemimpin itu hanya duduk santai di tempat duduk mereka, sementara mereka memiliki wilayah luas, tentara yang kuat dan sumber energi yang kaya.

Arakan menderita dan berdarah-darah selama bertahun-tahun. Pemerintah Myanmar telah mendiskriminasi Muslim di sana. Sejak lama mereka memanggil para pemimpin agar tidak diam atas penderitaan mereka, dengan harapan ada di antara mereka datang untuk mengakhiri penindasan ini.

Muslim Arakan terus memanggil-manggil hingga sekarang. Namun seperti biasa, sebagian penguasa itu hanya membuat pernyataan kecaman, menyerahkan tanggung jawab kepada PBB, dan akhirnya membanggakan diri dengan bantuan makanan yang mereka minta izin dari para penindas.

...ciri-ciri pemimpin yang kuat bukan hanya mengutuk dan mendistribusikan bantuan pangan, tapi memberikan pelajaran kepada para penindas agar tidak semena-mena terhadap Muslim Arakan yang malang...

Adapun OKI, sampai hari ini pun belum memberikan solusi untuk kesedihan kaum Muslim Rohingya. Lalu Presiden Erdogan, apakah sosok ini mengambil langkah yang riil untuk mengakhiri penindasan di Arakan? Ternyata tidak! Jadi di mana Anda, wahai tentara Saudi yang membeli miliaran dolar senjata berharga dari Amerika Serikat; dan Pakistan, si pemilik senjata nuklir?

Situasi ini mengungkap konflik yang mendera umat Islam dunia, bukan hanya umat Islam Arakan. Lihatlah Aleppo, Idlib, Al-Aqsa dan Yerusalem. Sikap rezim-rezim yang diam ini membuat para korban merasa sedih.

Tanggung jawab sebenarnya terletak pada pemerintah dan pemimpin. Karena ciri-ciri pemimpin yang kuat bukan hanya mengutuk dan mendistribusikan bantuan pangan, tapi memberikan pelajaran kepada para penindas agar tidak semena-mena terhadap Muslim Arakan yang malang. Umat ​​menanti ada pemimpin yang berani mengambi langkah tersebut.  

Situasi buruk umat Islam Rohingya tidak dapat diakhiri dengan sekadar menuntut dan mengecam. Pun juga tak bisa sekedar memberi perlindungan kepada Rohingya di Bangladesh sebagai pengungsi setiap kali mereka diserang bukanlah. Sungguh ini bukan solusi yang efektif.  

Solusi praktis sebenarnya terletak pada pembentukan negara yang efektif menghentikan teror ini. Dan itu butuh ketegasan dari pemimpin yang mengaku dirinya Muslim. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

 

 


latestnews

View Full Version