View Full Version
Kamis, 28 Sep 2017

Mewujudkan Makna La Ilaha Illallah

Sahabat VOA-Islam...

Kenderungan untuk mensucikan, mensakralkan, atau menyembah sesuatu merupakan fitrah setiap manusia. Itulah naluri beragama (gharîzah at-tadayyun) yang ada pada setiap manusia. Karena itu manusia akan merasa tenang ketika melaksanakan ibadah karena tuntutan gharîzah tadayyun (naluri beragama)  yang telah terpenuhi. Akal dapat membuktikan bahwa Al-kholiq itu wajib al-wujud (keberadaannya mutlak) bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir) serta memiliki kesempurnaan mutlak.

Jadi fitrah dan akal manusia mengharuskan ibadah hanya kepada sang pencipta (Al-khâliq) semata. Karena itu Islam datang untuk menjelaskan kepada manusia bahwa ibadah dan pengabdian tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada dzat yang azali (tidak berawal dan tidak berakhir) dan wajib al-wujud (keberadaannya mutlak). Dialah Allah SWT.

Dengan demikian, pengakuan manusia bahwa Allah SWT adalah Al-khâliq, yang menciptakan segala sesuatu dan memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, mengharuskan diri mereka untuk hanya menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT semata. Dalam banyak ayat al-qur'an Allah SWT telah menegaskan bahwa dialah satu-satunya zat yang layak disembah. Allah SWT berfirman :

"Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"(QS albaqarah:163)

Kata ilah baik secara bahasa maupun secara syar'i hanya memiliki satu makna, yaitu Al-ma'bud (zat yang di sembah) jadi makna lâ ilâha tidak lain adalah lâ mâ'bûda (tidak ada zat yang berhak disembah / diibadahi). Karena itu makna syahadat Lâ Ilâha Illâllâh bukan hanya kesaksian atas keesaan Allah saja, tetapi sekaligus kesaksian bahwa tiada yang berhak untuk di sembah dan diibadahi kecuali Allah SWT yang wajib al-wujud. Hal ini berkonsekuensi pada upaya mengesakan Allah SWT semata dalam wujud ibadah kepada Allah SWT dalam segala bentuknya sekaligus menolak segala bentuk ibadah kepada selain Diri-Nya.

Allah SWT telah melarang ibadah dan pengabdian kepada selain Diri-Nya. Dengan kata lain, Allah SWT melarang tunduk dan patuh pada aturan atau hukum yang bertentangan dengan syariah-Nya, ketundukan dan kepatuhan pada selain syariah-Nya dipandang sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada selain Diri-Nya. Allah SWT berfirman: " Mereka kaum Yahudi dan nasrani telah menjadikan para pendeta dan para rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah". (QS.at-taubah:31)

Saat mendengar ayat diatas Adi bin Hatim berkata, "Wahai Rasulullah, mereka tidaklah menyembah para pendeta dan rahib mereka." Namun beliau menyanggah pernyataan itu:

"Benar mereka (menyembah para pendeta dan para rahib mereka). Sungguh para pendeta dan para rahib itu telah mengharamkan yang halal atas mereka dan menghalalkan yang haram untuk mereka. Lalu mereka mengikuti para pendeta dan para rahib mereka itu. Itulah ibadah pengabdian mereka kepada para pendeta dan para rahib mereka." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Mewujudkan semua bentuk ibadah dan pengabdian itulah yang menjadi seruan dakwah dan misi yang diemban oleh Rasul SAW, yang dilanjutkan oleh para sahabat dan generasi kaum muslim. Rasul SAW pun langsung menerapkan hukum-hukum Islam di wilayah-wilayah yang bergabung atau wilayah-wilayah yang dibebaskan tanpa menunda-nunda pelaksanaannya. Hukum-hukum Islam itu diterapkan kepada siapapun yang ada di bawah kekuasaan Rasul SAW (kekuasaan pemerintahan Islam).

Alhasil, syahadat laâ illâha illâllâh mencakup pengesaan Allah SWT dalam wujud ibadah dan pengabdian dengan segala bentuknya. Maka syahadat itulah yang mesti diwujudkan oleh setiap muslim dalam semua aspek kehidupan mereka.

Mewujudkan makna syahadat laâ illâha illâllâh  sebagaimana diamalkan oleh Rasul SAW., para sahabat, dan generasi kaum muslim terdahulu menjadi tugas dan tanggungjawab kita. Karena itu, memperjuangkan tegaknya syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan --sebagai konsekuensi dari syahadat laâ illâha illâllâh  -- adalah hal yang niscaya. wallahu'alam bi ash-shawab. [syahid/voa-islam.com] 

Kiriman Indri, Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Bandung


latestnews

View Full Version