View Full Version
Jum'at, 06 Oct 2017

SOK MODERN, Pembayaran Tunai Sudah Ketinggalan

Saya kok agak terganggu dengan nalar "sok modern" seolah pembayaran Tunai Sudah ketinggalan, harus pakai kartu, dll. Bila kalian belajar teori ekonomi, sejatinya tujuan  adalah "efisiensi" tapi kalian pernah pahami, makna dasar efisiensi selain Hal yang bersifat Kuantitatif  membandingkan input dg output, Ada nilai Kualitatif ekonomi yakni "memerdekakan dan menggembirakan Kemanusiaan", melalui Apa? Kebebasan memilih prioritàs dari banyak alternatif.

Tahu kenapa Monopoli salah satu yang selalu dihindari dalam perekonomian?, Karena monopoli merampas hak konsumen untuk memilih. Pun, demikian dengan kasus pembayaran Tol harus dengan Kartu dll, yang tidak memberikan pilihan sama sekali Bagi konsumen. Merampas hak Ekonomi paling dasar Yakni kebebasan memilih.

Kemudian anda berpendapat. Kan bebas memilih mau pakai Tol atau tidak? Bila tidak mau Bayar pakai Kartu, jangan Masuk Tol. Lagi, harus Saya jelaskan. Pilihan alternatif pelayanan publik yang layak dan efisien di Indonesia tdk banyak. Sementara Tol adalah barang publik yang dikomersialisasikan, atau seringkali disebut sebagai barang Quasi Publik. Kebijakan membangun Tol sebenarnya, bukan kebijakan demi pelayanan publik yang sejatinya  didominasi oleh sikap altruisme bukan  egoisme yang berorientasi Pada profit. Jadi, ditengah deviasi perampasan hak publik melalui Orientasi pembangunan jalan Raya berbayar Yakni Tol, konsumsen/warga/publik dirampas lagi hak Kemanusiaannya dengan tidak bisa memilih membayar dengan Kartu atau tunai.

Bagi manusia bernalar sehat, kemiskinan yang sesungguhnya adalah kehilangan kebebasan untuk memilih. Jomblo aja pilihan kok . Sorry blo....

Jadi, Substansi Ekonomi itu menggembirakan Kemanusiaan, Bila efisiensi bisa menggembirakan maka let's take it. Namun, Bila efisensi justru merampas kemanusiaan let's leave it. [PurWD/voa-islam.com]

 

Salam

Anin

[Sedang belajar Ekonomi Kebijakan Publik]


latestnews

View Full Version