View Full Version
Jum'at, 01 Dec 2017

Antara Maulid, Cinta dan Bukti

Oleh: Aisyah Al-inqilaby (Aktivis Revowriter dan Pendidik)

Fenomena perayaan maulid Nabi SAW, setiap tahun kita temui. Banyak pengajian akbar digelar, senandung shalawat memanjakan telinga, menghadirkan syahdu di jiwa. Disisi lain, sebagian umat islam memadukannya dengan adat setempat. Entah awalnya bagaimana, acara maulid yang kental dengan nuansa islami berubah menjadi bentuk lain yang sangat jauh menyimpang dari esensinya.

Meski demikian perayaan maulid erat kaitannya dengan perasaan cinta serta pengagungan umat atas Nabi SAW. Namun apakah cinta itu benar-benar ada dan nyata?

Perayaan maulid yang berulang setiap tahun, apakah semakin membuat generasi islam mengenal sosok Nabi? Faktanya, banyak anak-anak muda yang lebih hafal biografi artis pujaannya dibanding profi Nabinya. Nabi Muhammad SAW, tidak lagi dijadikan uswah bagi mereka. Mereka lebih mengidolakan serta mengikuti idola-idola mereka. Kisah-kisah heroik dari baginda Nabi kalah dengan kisah-kisah fiktif superhero kekinian yang kian beragam.

Dalam perspektif yang lebih luas, umat islam sebagian besar menjalani kehidupannya tidak lagi dijalan yang sama dengan Nabinya.

Rosul telah menyampaikan tentang keharaman riba dan zina namun justru sistem ekonomi kita tegak diatas riba da lokalisasi makin menjamur. Rosul menyerukan kepada wanita muslim untuk menutup auratnya, namun realitas yang ada, aurat wanita bertebaran dimana-mana. Rosul mengingatkam kita untuk mengambil islam secara kaffah, namun umat malah meninggalkan sistem islam, mengambil sebagian aturan yang disukai serta meninggalkan sebagian lainnya yang tidak disukainya.

Sangat mudah lidah berkata cinta. Akan tetapi cinta membutuhkan pembuktian. Dan bukti itu melekat dari sikap serta tingkah laku seorang muslim. Apakah umat islam saat ini mengikuti seluruh tuntutan Nabi?

Sungguh, tiadalah bahasa cinta untuk Nabi, selain dengan mengikuti jalannya. Menjadikan islam sebagai jalan hidup. Istiqomah dalam ketaatan meski berat, seperti menggenggam bara. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version