View Full Version
Senin, 11 Dec 2017

Hikmah Dibalik Tantangan Dakwah

Oleh:

Ida Hanifah S.HI 

Ibu rumah tangga, aktifis Pena Ummat dan Komunitas Revowriter

 

KITA harus terus berpacu dengan waktu karena jaman telah berubah. Setiap jaman itu berbeda, bahkan hari ini dan esok itu juga berbeda.

Begitu juga dakwah, meski jalannya sama tapi sarana tetap berbeda dari masa ke masa. Dulu sarana dakwah hanya lisan dan tulisan. Kita dapat dakwah lisan hanya dengan bertatap muka, sementara tulisan hanya ada di kitab-kitab atau buku-buku saja.

Tapi kini dakwah sedikit mudah, dakwah lisan tidak hanya dengan bertatap muka tapi bisa melalui media masa seperti tv, radio, video dll. Begitu juga dakwah tulisan, tidak hanya di buku buku saja tapi bisa kita nikmati juga di dunia maya alias media sosial yang ada seperti Facebook, Instagram, WA dll.

Walau dakwah sedikit mudah penyebarannya tapi bukan berarti dakwah akan diterima begitu saja. Tetap ada tantangannya dari masa ke masa. Tantangan dakwah saat ini adalah setiap berbicara kita harus menguasai fakta yang akurat dan data yang terpercaya, jika tidak maka siap siap kita di bully oleh massa.

Dalam berdakwah bukan berarti Islam saja yang kita bicarakan tapi kita akan berbicara mengenai fakta kerusakan yang akan kita hukumi dengan Islam karena Islam adalah solusi kehidupan. Berbicara fakta berarti kita harus menguasai data data yang akurat yang kita dapat dari sumber terpercaya bukan sekedar ngarang saja. 

Untuk mendapatkan fakta yang akurat dari sumber terpercaya tentu butuh waktu dan tenaga untuk mencari dan mempelajarinya. Dengan mempelajari fakta dan data data yang ada maka sudah tentu semakin membuka wawasan dan kelihaian seseorang dalam berdakwah menyampaikan kebenaran sekaligus semakin cerdas dalam menghadapi orang orang yang akan didakwahi.

Setiap orang yang didakwahi itu sudah tentu berbeda, adakalanya ia adalah orang orang yang mudah menerima dakwah dan tidak sedikit pula mereka adalah musuh musuh dakwah. Yah, menghadapi musuh musuh dakwah itu harus punya kelihaian dan kecerdasan yang luar bisa. Salah salah menghadapi akan berdampak fatal selamanya.

Para musuh dakwah itu terus mencari-cari kesalahan aktifis dakwah untuk mereka jatuhkan,  bukan hanya aktifis dakwah yang mereka jatuhkan tapi sasaran utamanya adalah Islam itu sendiri. Mereka mencari celah agar Islam tidak diyakini oleh orang orang yang telah memeluk Islam (minimal targetnya adalah diragukan Islam oleh pemeluknya) dan semakin membuat orang orang yang non muslim membenci Islam.

Namun, para pengemban dakwah Islam tentu tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Para pengemban dakwah Islam akan terus berpacu dengan waktu, mengasah kemampuan dan menajamkan kekuatan lisan untuk menghadapi para pembenci Islam.

Para pengemban dakwah menjadikan para musuh musuh Islam itu sebagai tantangan yang harus dihadapi, dibantai dan dimusnahkan ide ide yang mereka tanamkan ditengah tengah ummat Islam. Para pengemban dakwah terus melayakkan diri, terus berlari untuk menjemput seruan yang mulia yakni tegaknya Dinul Islam di bumi ini melalui perantara tangan tangan mereka (baca:pejuang).

Para pengemban dakwah sadar betul bahwa Islam akan tegak ada ataupun tidaknya ia didalam perjuangan ini hingga ia terus melayakkan diri untuk menjadi pedang pedang yang siap menghunus musuh musuh dakwah dengan kelihaian dan kecerdasannya.

Tantangan dakwah itu akan terus dinanti dan dicari karena ia lah yang akan menunjukkan keberhasilan dakwahnya. Semakin para pengemban dakwah itu ditantang maka ia akan semakin matang, dewasa dan memiliki jiwa yang mulia karena ia terus belajar dan belajar atas semua peristiwa yang ada. 

Semakin ditantang maka akan semakin membuatnya yakin bahwa Islam lah satu satunya solusi dari setiap problematika yang ada. Semakin ditentang maka semakin membuat para pengemban dakwah Islam yakin bahwa kemenangan ada didepan mata.*


latestnews

View Full Version