View Full Version
Selasa, 09 Jan 2018

Nasehat Dr Zaitun Rasmin kepada Pengurus Masjid

Oleh:

Fadh Ahmad Arifan*

 

SHALAT Jumat hari ini (5/1/2018) amat spesial. Karena Masjid Firdaus kota Malang kedatangan ustadz Dr. Zaitun Rasmin, salah satu penggerak aksi 212 dan 411. Pada hari-hari sebelumnya beliau memberi tausyiah di masjid Jenderal Ahmad Yani dan masjid lainnya di sekitaran kota Malang. Alumnus Universitas al-Azhar, Kairo Mesir ini selain menjadi khatib shalat Jumat, beliau menjadi imam. Rakaat pertama membaca surah al-Isra’ dan rakaat kedua surah al-Fiil. Usai i’tidal, beliau membacakan doa qunut untuk bangsa Palestina dan Masjidil Aqsha.

Pasca shalat jumat, saya bersalaman dengan beliau dan minta ijin, “Ustadz saya ijin menulis dan mengunggah materi khutbah jumat antum."

“Oh iya, Silahkan,” jawab Ustadz yang menjadi pucuk pimpinan Ormas Wahdah Islamiyah. Khutbah jumat Dr. Zaitun Rasmin berkisar tentang apa dan bagaimana pengurus masjid memakmurkan dan menggerakkan jamaah agar tergugah ke masjid.

Dalam khutbahnya beliau berkata memakmurkan masjid adalah salah satu ibadah yang agung. “Siapa yang memakmurkan masjid, maka ia melakukan apa yang dicintai oleh Allah Ta'ala,” ujar beliau.

Masih kata beliau, “Jadikan memakmurkan masjid sebagai salah satu cita-cita hidup Anda." Terdapat tiga Tujuan mengapa masjid dibangun, pertama, sebagai tempat shalat berjamaah khususnya shalat Jumat. Kedua, tempat diajarkan ilmu. Adanya Madrasah pertama dalam sejarah Islam bermula dari masjid. Ketiga, masjid adalah pusat aktivitas dakwah dan sosial.

“Mengapa sebagian besar masjid sepi? Karena iman yang lemah dan kurangnya pemahaman terhadap keutamaan shalat berjamaah di masjid." Kalau saya cermati lewat buku-buku sejarah peradaban Islam, duhulu daya tarik masjid terletak kepada ulama dan koleksi perpustakaannya.

Tak heran, umat Islam di masa keemasan Bani Umayyah dan Abbasiyah, antusias datang untuk menimba ilmu dan membedah kitab karangan ulama. Kini, kebanyakan pengurus masjid cuma sanggup menyediakan penghafal Quran untuk imam masjid dan membuka Taman Pendidikan Quran, padahal yang lebih utama adalah seberapa sering mengadakan taklim yang bermutu. Agar jamaah sekitar antusias ke masjid.

Selain itu, beliau mengingatkan hilangnya peran masjid sebagai pusat amar ma’ruf. Padahal dulu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam hidup dan generasi setelahnya, disekitar masjid tidak ditemukan orang-orang yang berbuat kemungkaran.

Pada masa sekarang, alangkah baiknya menurut Dr. Zaitun Rasmin, pengurus masjid mendorong orang-orang kaya untuk ikut berperan memakmurkan masjid. Minta mereka untuk peduli terhadap kekurangan-kekurangan fasilitas masjid.

Jangan lupa, anak-anak kecil dibiasakan agar betah dengan suasana masjid. Pengurus harus menyediakan pendamping anak-anak. Lengkapi pula masjid dengan fasilitas berupa kamar mandi khusus untuk jenazah, poliklinik dan taman bermain untuk anak-anak.

“Kesakralan dan keharuman masjid juga perlu dijaga,” kata beliau. Persoalan keharuman karpet, sajadah dan kebersihan kamar mandi sering luput dari pengurus masjid.

Sebelum mengakhiri khutbah jumatnya, matanya sambil berkaca-kaca mengingatkan kepada jamaah shalat Jumat di masjid Firdaus kota Malang agar tak melupakan nasib Masjidil Aqsha. Meski dalam kondisi dijajah Zionis, sampai kapan pun umat islam wajib peduli. Minimal dengan doa, berunjuk rasa dan syukur-syukur mampu meniru Shalahuddin al-Ayyubi. Wallahu’allam. *Pengajar Fikih di MA Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jawa Timur


latestnews

View Full Version