View Full Version
Selasa, 16 Jan 2018

Kota Suci 3 Agama, Nasibmu Kini!

Oleh: Puji Untary ( Ummahat Peduli Umat )

Kabar terbaru yang terjadi di timur tengah adalah bahwa AS mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.Inilah bukti dari janji Donald Trump yang dia canangkan ketika berkampanye dalam pencalonannya sebagai presiden AS beberapa waktu silam. Dunia pun sontak kaget bak petir di siang bolong.Bagaimana tidak pernyataannya itu telah menoreh luka dan 'melukai' negara-negara muslim bahkan negara- negara di dunia.

Sedianya AS adalah sebagai negara mediator untuk perdamaian Palestina dan Israel. Tapi kenyataannya malah menjadi peluang penghancur kemungkinan terwujudnya perdamaian.Bahkan mendorong kawasan ini pada kekacauan dan kekerasan, demikian Saeb Erekat mengungkapkan sebagai ketua tim negosiasi Palestina.

Bukan hanya di timur tengah saja tapi dunia pun mengecam termasuk Indonesia atas pernyataan AS seperti yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo" Saya,rakyat Indonesia,kita semua akan terus bersama rakyat Palestina "(dikutip BBC/Indonesia).

Tampak jelas AS dengan pengakuannya Jerusalem sebagai ibukota Israel adalah bentuk keberpihakan AS pada Israel. Palestina tepatnya di Jerusalem adalah salah satu kota tertua dunia.Yang terletak di sebuah dataran tinggi di pegunungan Yudea antara laut tengah dan laut mati. Kota ini dianggap suci oleh 3 agama sekaligus yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.Bahkan ketiga agama ini mempunyai sejarah masing-masing pada masanya.

Orang Yahudi menjadikan Jerusalem sebagai simbol kejayaan dan meyakini bahwa Luh Luh nabi Musa (kitab Taurat yang asli ) yang dulu pernah hilang ada tepat dibawah The Dome of Rock sebuah bangunan kubah batu yang memiliki panjang 18m , dan tinggi 1m berbentuk segi delapan.

Sedangkan Nasrani meyakini bahwa Jakob (Nabi Yakub) pernah tidur di batu besar di The Dome of Rock tersebut dan bermimpi melihat tangga menuju langit.

Dan Islam di tempat inilah Rasulullah melakukan Isro dan Mi'raj ke Sidratul Muntaha untuk mendapatkan perintah sholat dari Allah SWT. " Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui (Qs Al isro:1)

Umat Islam pun meyakini juga bahwa Masjidil Aqsha sebagai kiblatainnya kaum muslimin di masa Rasulullah sampai akhirnya turun ayat 144 di surat Al Baqarah. "Sesungguhnya kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan".

Maka sejak saat itu berpindahlah arah Kiblat kaum muslimin dari Masjidil Aqsha ke Masjidil haram. Baitul maqdis/ Masjidil Aqsha/ Jerusalem yang diyakini oleh orang Yahudi sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka yang dinyatakan melalui nabi Musa dan mereka berkeyakinan mempunyai hak penuh atas tanah Jerusalem.

Kota suci itu yang terkenal tempatnya para nabi. Mulai dari nabi Ibrahim sampai nabi Isa as. Dan kota suci itu yang mempunyai history di setiap masanya bagi agama Yahudi, Nasrani dan Islam! Bahkan Rasulullah telah bersabda bahwa di Baitul maqdis itulah manusia dibangkitkan dan dikumpulkan ( Hr. Muslim ).

Kini dengan pernyataan Donald Trump yang mengakui bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel amatlah menyakitkan dan 'melukai'  negeri-negeri muslim se-akidah juga negara-negara di dunia. Seluruh dunia mengecam pernyataan dari Donald Trump tersebut. Suatu kelicikan yang dilakukan oleh negara adidaya yang mengklaim sebagai polisi internasional dan sebagai negara negosiator antara Palestina dan Israel.

Dan kini jelaslah kearah mana AS berpihak. Dan satu bukti tanda 'terima kasihnya' Donald Trump kepada kelompok Yahudi- As pro-Israel dan juga tanda terimakasihnya kepada raja kasino Sheldon Adelson yang telah mendukung Donald Trump dengan menyumbangkan dananya sebesar 25 juta US $  pada masa kampanye presiden.

Lalu bagaimana dengan nasib warga Arab Palestina? Dan apa yang akan dilakukan oleh negara - negara di dunia terhadap kota suci yang diberkahi?

Palestina tidak bisa berharap banyak pada PBB karena pada kenyataannya PBB tidak bisa berperan aktif sebagaimana mestinya. Karena PBB pun berada di bawah kendali Sang Super power. Karena itu harus ada jalan yang ditempuh. Suatu jalan yang riil, suatu jalan yang bisa menyatukan kekuatan untuk bisa mengatasi kelicikan AS dan kebiadaban Israel. Untuk mewujudkan itu semua kita butuh satu pemimpin yaitu seorang Khalifah yang bisa menyatukan seluruh kaum muslim.

Agar bisa bersama - sama menaklukkan kembali kota suci yang diberkahi. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sholahuddin Al Ayyubi. Dan hanya sistem Islam yaitu khilafah yang bisa menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel. Wallahu'alam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version