View Full Version
Kamis, 15 Feb 2018

Sarapan Pagi di Tengah Badai Debu Kota Riyadh

RIYADH (voa-islam.com) - Meskipun musim dingin sudah hampir selesai, hujan tak kunjung turun. Senin,  12 Februari lalu, banyak masjid yang menyelenggarakan sholat istisqo. 
 
Jika masuk musim dingin, suhu sangat rendah, sampai nol derajat celcius atau bahkan di bawahnya lagi, tapi tak ada salju. Udara sangat dingin, seperti menusuk tulang. Keluar rumah mesti berpakaian rapat, tebal, bahkan berlapis. 
 
Rabu,  14 Februari 2018 ini cuaca di ibukota Arab Saudi, Riyadh, mendung. Sejak dini hari, pemerintah setempat memberikan informasi akan terjadinya badai debu.
 
Ijazat su'udiyyah, sebuah akun  twitter resmi millik pemerintah Arab Saudi yang mengumumkan info libur, menyampaikan bahwa seluruh siswa-siswi di sekolah kota Riyadh diliburkan karena sedang terjadi badai debu. 
 
 
Keputusan libur mendadak ini, kata akun resmi tersebut, dilakukan pertama kali setelah dua tahun belakangan. Beberapa kampus, seperti King Faishal University dan El Imam Muhammad ibn Saud University pun diliburkan. 
 
Sementara itu, King Saud University (KSU)  tidak mengumumkan apakah perkuliahan diliburkan atau tidak. Hanya saja, suasana pagi ini terlihat tidak banyak orang di kampus. Beberapa dosen dan pegawai banyak yang tak hadir, karena jalanan dan wilayah di kota Riyadh diselimuti debu. Orang-orang takut keluar rumah. 
 
Kantin kampus KSU berjalan normal seperti biasa. Hanya mahasiswa terlihat lebih sedikit dari biasanya. Ada beberapa yang mengenakan masker. 
 
Di tengah badai debu yang melanda, sejumlah mahasiswa Indonesia di KSU nampak asyik menikmati sarapan pagi di kantin. Memilih makan berkumpul dengan teman sebangsa memang lebih asyik. 
 
Salah satu mahasiswa asal Indonesia, Adurrahman Ahzami menuturkan, badai debu biasanya menjadi penyebab liburnya kegiatan perkuliahan di kampus. 
 
"Kemarin di Madinah badai debu, semua mahasiswa diliburkan," ujar Abdurrahman. 
 
Mahasiswa S1 jurusan tarbiyah ini pun berharap adanya pengumuman resmi libur dari pihak kampus. "Inginnya sih libur. Tapi kalau tidak ada pengumuman ya nanti berangkat. Ada kuliah jam 10 pagi ini," terang Abdurrahman. 
 
Sementara itu, menurut Erwin Priyatno, badai debu yang terjadi sekarang tergolong ringan, karena tidak sampai masuk ke kamar asrama. "Kalau parah banget sih debu masuk kamar, jadi kotor semua," ujar mahasiswa S2 jurusan Fiqih dan Ushul Fiqh ini. 
 
Di luar, debu masih berterbangan terbawa arus angin. Di dalam kantin, 10 mahasiswa asal Indonesia menikmati hidangan sarapan pagi dengan lahapnya. Alhamdulillah. 
 
Semoga badai cepat berlalu!. Amin [fq/Budi Marta]

latestnews

View Full Version