View Full Version
Senin, 30 Apr 2018

Janji-janji Calon Penguasa Negeri

Oleh: Watinah (IRT Peduli Umat)

Jangan heran ketika menjelang pemilihan. Entah pemilihan presiden, gubernur, kepala daerah, bahkan pemilihan lurah sekalipun. Akan banyak kita jumpai calon-calon berkeliaran menunjukkan mukanya yang seolah-olah berwibawa.

Ada yang rajin ke berbagai majelis taklim, padahal sebelumnya anti banget dengan yang namanya hadir duduk di majlis taklim. Ada juga yang rajin ke pasar untuk sekedar ngobrol dan mendengarkan keluhan para pedagang kecil, padahal sebelumnya mereka enggan meliriknya.

Mereka datang dengan percaya dirinya untuk meyakinkan masyarakat kecil agar memilihnya. Dia tunjukkan kepada masyarakat bahwa hanya dia yang pantas untuk dipilih.

Dengan mengeluarkan jurus andalan mereka yaitu kata "Seandainya" misal'seandainya saya jadi pemimpin,saya akan bla bla bla' itulah jurus yang selalu digunakan dalam menjual prodak yang belum jelas wujudnya.

Janji hanya sebatas janji. ketika mereka sudah jadi penguasa negeri, rakyat hanya tinggal gigit jari. Itulah fakta hari ini dan seterusnya selama Demokrasi masih digandrungi. Tapi sayang,fakta yang terus berulang tak juga menyadarkan rakyat.

Rakyat terlanjur terbuai dengan janji manis para calon pemimpin yang katanya akan menyejahterakannya.Padahal,rakyat tak ubahnya hanya di jadikan sebagai pendulang suara.Habis manis sepah di buang,itulah posisi rakyat jaman sekarang..

Seharusnya rakyat sadar sudah berapa kali dibohongi oleh calon penguasa negeri. Sadar bahwa kita hanya menjadi korban para pengejar kursi kekuasan. Mereka bukan berebut ingin mensejahterakan rakyat, tapi yang ada di otak mereka hanyalah bagaimana cara mensejahterakan pribadi, partai dan para cukong yang memodali.

Mereka hanya berfikir bagaimana memanfaatkan kedudukan mereka untuk meraup materi sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan modal yang telah di gelontorkan dalam pemilu dan membalas jasa para pemodalnya.

Tak bisa kita pungkiri, para calon penguasa mengeluarkan rupiah yang tidak sedikit. Maka dari itu,  tidak heran ketika mereka berhasil berkuasa mereka akan memanfaatkan kedudukannya untuk nengembalikan modal dan mengumpulkan modal untuk pencalonan berikutnya. Makanya banyak sekali kasus-kasus korupsi yang akan kita jumpai. Dan ini akan terus terjadi selama sistemnya tidak berganti. Yaitu sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan.

 

Islam Adalah Solusi

Dalam Islam, tidak ada yang berebut kekuasaan seperti saat ini. Karena mereka tahu betul betapa beratnya tanggung jawab amanah menjadi pemimpin. Jadi tidak akan kita jumpai antar kader saling sikut sana sikut sini. Tak ada money politik, sehingga tak ada kasus korupsi yang banyak kita jumpai dalam sistem Demokrasi.

"Seorang pemimpin adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab terhadap peliharaannya" (HR. Imam Bukhari Muslim dari Ibnu Umar).

Dalam Islam menjadi pemimpin bukanlah masalah yang ringan. Jangankan manusia binatang dan alampun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang pemimpin harus mencukupi sandang dan pangan, papan, kesehatan bahkan pendidikan.

Semua ini tidak akan kita dapati dalam sistem Demokrasi. Saatnya campakkan Demokrasi produk kafir barat, yang hanya akan membuat rakyat makin sekarat. Dan kembali pada hukum Islam, yang akan membawa berkah dan rahmatan lil'alamin. Aamiin. Wa'allhu alam bi showab.


latestnews

View Full Version