View Full Version
Sabtu, 23 Jun 2018

Vonis Dunia yang Meninggikan Derajat Manusia

Oleh: Kanti Rahmillah, M.Si

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila nama Allah disebut, gemtarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambahlah imannya dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Ayat ini sungguh menggetarkan sanubari. Mudah-mudahan Ramadhan ke enam ini semakin mengokohkan keimanan kaum muslim. Juga ketakwaan yang tak bisa dinilai dengan harga.

Hari ini, kembali kabar duka menghampiri kaum muslim. Seorang ibu rumah tangga, Rini Sulistiawati diganjar vonis pidana 6 bulan dan subsider denda 1 juta rupiah atau pengganti satu bulan kurungan.

Sungguh berita yang menyesakan dada. Pasal Ujaran kebencian telah menjerat sang ibu. Tentu kita masih ingat Buni yani sang martil aksi 212, Ustadz Alfian Tanjung dan Bunda Asma Dewi dijerat dengan pasal yang serupa.

Pasal  28 ayat 2, telah menjadi alat bungkam kekeritisan masyarakat. Menurut pakar hukum, Ahmad Khosinudin, S.H. Kedepan, pasal ini akan semakin menjadi favorit untuk menjerat kritisme publik di jejaring sosial media. Terlebih menjelang pemilu dan pilpres.

Terbayang, seorang Ibu yang hanya ingin berdakwah lewat sosial media. Yang hanya memainkan jempolnya untuk agamanya. Harus meninggalkan bakti pada imamnya, suaminya. Anak-anaknya pun terpaksa harus ditinggalkan. Sungguh ini adalah ujian keimanan bagi sang Ibu.

Sesungguhnya, sempitnya penjara bagi seseorang yang masuk karena agamanya, adalah tempat indah penuai pahala. Ruangan yang pengap, menjadi saksi perjuangannya dalam menegakan kebenaran. Kotornya tempat bersujud disana, menjadi saksi suci di Yaumul Hisab.

Teringat tulisan saya kemarin yang bertema “Kibaran Bendera Israel di Papua. Lukai Muslim Indonesia. Tulisan diposting sore, malam sudah lenyap. Padahal tulisan tersebut jauh dari ujaran kebencian apalagi mengobrak abrik kebinekaan. Tulisan tersebut hanya sekedar luapan perasaan seorang muslim, yang sakit hatinya. Menangis, saat ingat saudara-saudarinya di Palestina menjalani Ramadhan dengan hujanan bom dan peluru.

Wahai kaum muslimin. Sungguh hari ini adalah zaman fitnah. Zaman keadilan hanya milik penguasa dan pemilik harta. Zaman ketika Islam tak lagi menjadi landasan seluruh keputusan. Zaman jahiliyah, dimana kebenaran dikalahkan oleh nafsu dunia.

Mari rapatkan barisan. Kuatkan keimanan. Lantanglah dalam menegakan kebenaran. Menegakan kalimat tauhid. La ilaha iIla Allah. Jangan takut. Cukuplah Allah sebagai penolong kita. Sesungguhnya, kemenangan Islam adalah janji Allah yang mahakuasa. JanjiNnya pasti. Sambutkan kemenangan ini dengan dada yang siap syahid diatasnya.

هذا أمر منه تعالى للمؤمنين، أن ينصروا الله بالقيام بدينه، والدعوة إليه، وجهاد أعدائه، والقصد بذلك وجه الله، فإنهم إذا فعلوا ذلك، نصرهم الله وثبت أقدامهم

Ini merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman agar mereka membela Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya dan berjihad melawan musuhnya. Dan semua itu bertujuan untuk mengharap wajah Allah. Jika mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menolong mereka dan mengokohkan kaki mereka. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 785) [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version