View Full Version
Selasa, 14 Aug 2018

Rindu Ulama Pewaris Nabi

Oleh:

Binti Adib,S Pd, pengajar di MTs Ngawi, Jawa Tengah

DISEBUTKAN dalam hadits bahwa ulama merupakan pewaris para nabi.  Ini predikat terbaik bagi seorang ahli ilmu. Sosoknya sangat tepat untuk menjadi tumpuan menyampaikan risalah yang dibawa nabi. Apa yang diwarisi para ulama dari nabi? Mereka mewarisi ilmu. Mereka tidak mewarisi harta benda.

Sifat ulama’ pewaris nabi yang pertama ialah takut akan Allah SWT. Hal ini sebagaimana Firman Allah.“….. Sesungguhnya golongan yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya ialah para ulama’. Sesungguhya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”(QS. Al-Fathir: 28)

Ulama  beramal dengan segala ilmunya. Sayyidina Ali berkata, “Wahai orang yang mempunyai ilmu! beramallah kamu dengannya karena sesungguhnya orang yang alim itu adalah orang yang beramal dengan ilmu yang dia ketahui, serta selaras antara ilmunya dengan amalannya”.

Ulama hatinya bersih dari syirik dan maksiat, serta tidak tamak kepada makhluk di dunia. Ibnu Umar berkata, “Tiadalah seseorang lelaki itu dianggap alim sehingga dia tidak hasad dengki kepada orang yang lebih alim daripadanya, tidak menghina orang yang kurang daripadanya serta tidak mencari dengan ilmunya upahan kebendaan”. Ibnu Abbas berkata,” Orang alim ialah mereka yang tidak melakukan syirik kepada Allah dengan sesuatu pun, serta dia menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya.

Sepanjang sejarah perjuangan Islam, ulama memiliki peran yang sangat besar. Bahkan nyaris tidak ada satu pun perubahan di dunia ini yang tidak melibatkan peran ulama, termasuk dalam kehidupan politik.  Mereka jugalah orang pertama yang menumbuhkan kesadaran berpolitik masyarakat hingga masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan perubahan secara politik.

Ulama dengan predikat pewaris nabi memiliki  peran yang banyak  di tengah umat. Antara lain : Pertama,  ulama  memelihara dan menjaga penyimpangan warisan para nabi berupa Al-Quran (wahyu) dan Sunnah atau Hadis (Risalah), baik menyangkut akidah maupun syariah. Kedua: ulama membimbing, membina dan menjaga orang-orang Islam agar selalu berjalan di atas jalan yang lurus dan benar, menjaga orang-orang Islam dari tindak kejahatan.

Ketiga, ulama melakukan amar ma’ruf nahi munkar di tengah umat. Termasuk kepada  penguasa. Membela yang hak dan menentang yang batil.  Peran dan fungsi ini hanya bisa berjalan jika ulama mampu memahami politik. Politik dalam kaca mata Islam. Keempat, ulama sebagai sumber ilmu.Ulama adalah orang yang faham terhadap aturan atau syariat Islam.Ulama  adalah  guru yang bertugas membina orang-orang Islam agar selalu berjalan di atas tuntunan Al-Quran dan Sunnah.

 

Tantangan Ulama

Untuk menjalankan peran ulama, para ulama hari ini menghadapi banyak tantangan.

Pemahaman yang berkembang di masyarakat politik adalah masalah mencari jabatan . politik adalah kotor. Seorang ulama tidak pantas terlibat masalah politik.  Padahal makna politik itu sangat luas sekali. Politik dalam pandangan Islam mengurusi urusan umat. Seorang ulama, ketika menemukan permasalahan kaum Muslim  yang tidak berjalan di atas tuntunan Al-Quran dan Sunnah  maka dia  meluruskannya. Ini termasuk aktivitas politik.

Islam tidak hanya mengatur hubungan hamba dengan Rab-nya, tapi juga mengatur hubungan sesama manusia. Apapun masalah yang dihadapi manusia baik yang berkaitan dengan dunia atau akhirat, Al quran dan sunnah harus menjadi pedoman bagi kehidup orang-orang Islam.

Adanya pemahaman yang menyempitkan ruang lingkup ajaran Islam. Islam dipandang mengurusi persoalan ibadah. Agama harus dibersihkan dan dijauhkan dari politik dan pengaturan urusanpublik.Akibatnya, ulama tidak lagi memiliki peran signifikan di dalam masyarakat dan negara, terutama untuk mempengaruhi kebijakan dan aturan-aturan publilk.

            Bahkan saat ini ,para ulama yang semangat melakukan amar makruf nahi munkar harus menghadapi fitnah, persekusi, dan yang serupa dengan itu.Orang-orang kafir juga berusaha dengan serius membunuh karakter para ulama dengan berbagai propaganda hitam agar umat menjauhi ulama. Mereka juga  berusaha keras memecah-belah kesatuan dan kesatuan para ulama melalui isu khilafiyyah (perbedaan pendapat), perbedaan mazhab dan isu-isu yang lainnya.Cinta dunia dan takut penguasa juga menjadi ujian bagi orang beriman. Ini yang menjadikan sebagian   ulama  menjadikan ilmu untuk mendapatkan kenikmatan duniawi .serta sebagai sarana untuk memperoleh kemasyhuran dan popularitas.

Saatnya  para Ulama membaca kembali kisah Sulthanul ulama  ‘Izzudin Abdus Salam. peristiwa yang menunjukkan ketegasan dan keberanian al-Izz dalam menentang kemungkaran: Sewaktu di Damsyik, berlaku peristiwa perbalahan di antara pemerintah Damsyik, al-Saleh Ismail dan pemerintah Mesir, Najmuddin Ayyub. Apabila al-Saleh berasa gentar dengan ancaman Ayyub, beliau telah membuat satu pakatan dengan tentera kafir Salibiyyah untuk membantunya menentang saudaranya Ayyub dengan menjanjikan beberapa negeri dan kawasan kepada Salibiyyah. Peristiwa ini berlaku pada tahun 638H. 

Beliau juga membolehkan  kepada tentera-tentera Salibiyyah memasuki Damsyik dan membeli senjata bagi memerangi Muslimin. Setelah berita ini sampai kepada al-Izz yang merupakan khatib dan Mufti Damsyik pada waktu itu, beliau terus mengeluarkan fatwa haram menjual senjata kepada mereka.  Al –Izz kemudian naik  mimbar Masjid al-Umawi mengutuk dan mengecam tindakan al-Saleh tersebut, yang merupakan suatu pengkhianatan besar terhadap umat Islam. Beliau tidak lagi berdoa untuk sultan di dalam khutbahnya.

Keberadaan Kerajaan Demak sendiri tidak lepas dari peranan Wali Songo, yaitu ulama-ulama penyebar agama Islam di pulau Jawa pada abad ke 14.Tokoh politik dan tokoh agama Islam menduduki tempat yang khusus dalam pemerintahan kerajaan Demak.Dalam bidang politik peranan Wali Songo sangat menonjol.Contohnya, Wali Songo menghukum Syaikh Siti Jenar dengan hukuman bakar karena  dia telah menyelewengkan ajaran agama Islam. Sejatinya ulama sebagai pewaris Nabi, tidak bisa dipisahkan dengan dunia politik.

"Permisalan para ulama` di bumi seperti bintang-bintang di langit, digunakan sebagai petunjuk dalam kegelapan daratan dan lautan. Jika bintang-bintang itu hilang, dikhawatirkan orang-orang yang mencari petunjuk menjadi sesat." (HR. Ahmad).

Umat merindukan ulama yang benar-benar ikhlas niatnya untuk belajar ilmu agama Islam.  Menyebarkannya di kalangan orang-orang Islam tanpa ada pamrih keduniaan.  Mereka hanya berharap izzul Islam dan kaum Muslim. Merekalah ulama yang akan selalu di hati umat.

Umat merindukan hadirnya  ulama pewaris nabi.  Rujukan bagi umat Islam sebagai tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di duniadan akhirat.  Umat menunggu hadirnya bintang di tengah malam gelap-gulita. Wallahu a’lam.*

 


latestnews

View Full Version