View Full Version
Sabtu, 22 Sep 2018

Islam Nusantara: Haruskah?

Oleh: Ummu Rumaisha

Islam Nusantara saat ini gencar diopnikan oleh para penggagasnya sebagai model Islam yang paling pas diterapkan di Indonesia.

Hal ini dipengaruhi oleh pemikiran/wacana Islam moderat sebagai respon menolak Islam Radikal yang oleh sebagian penggagas Islam Nurantara (diantara tokohnya banyak yang dari Islam Liberal ) sebagai jalan solusi Islam yang harus diambil.

Salah satu pendapat yang disampaikan Said Aqil Siradj adalah Islam Nusantara adalah Islam yang ramah, anti radikal, inklusif, toleran, didakwahkan dengan merangkul budaya, melestarikan budaya, menghormati budaya, tidak malah memberangus budaya

 

RAMAH, TOLERAN

Kalau sekedar ingin hidup berdampingan secara damai dan toleran dengan penganut agama lain, tanpa embel-embel Islam Nusantara, Islam pun sudah mengajarkan demikian jauh hari saat agam mulia ini dibawa Muhammad SAW di tanah arab.

Masalahnya tinggal penempatan sikap tersebut tepat atau tidak ( sesuai Syariat Islam ). Terhadap penjajah ( misal dulu Belanda ) tentu tidak boleh toleran dan ramah hidup berdampingan dengan penjajah. Ramah pada bangsa Israel yang menjajah Palestina tentunya juga hal yang salah.

 

ISLAM NUSANTARA VS ISLAM ARAB (Radikal)?

Seakan Islam Nusantara sebagai solusi atas konflik berkepanjangan di Timur Tengah (Suriah, Yaman, Palestina) yang dianggap sebagai akibat berkembangnya faham Islam Radikal. Padahal yang terjadi adalah adanya politik kepentingan penguasaan (penjajahan) atas negara Besar seperti Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Israel.

Sehingga Islam Nusantara lebih kearah propaganda kosong yang tidakmada arti maupun solusi. Contoh: bagaimana konsep Islam Nusantara menyelesaikan penjajahan Palestina?

Segala sesuatu yang buruk/kejam seakan produk Islam Arab. Mereka lupa bahwa Islam Indonesia disebarkan dari Arab. Nabi mereka juga orang arab. AlQUr’an juga datang dengan bahasa arab.

Bahkan Nabi Muhammad SAW selama 10 tahun memimpin Madinah, terjadi 62 kali pengiriman pasukan/jihad,27 kali beliau turun langsung. Beranikah penggagas Islam Nusantara menuduh Nabinya tokoh intoleran dan radikal karena turun berjihad ?

 

ISLAM NUSANTARA TIDAK SEJALAN DENGAN ISLAM SESUNGGUHNYA

Islam nusantara tidak sejalan dengan Islam sesungguhnya karena menjadikan Islam terdistorsi, tidak murni dan dioplos dengan ide barat,demokrasi, sekulerisme. Ini lebih kearah liberalisasi Islam. Bagaimana Islam sejalan dengan barat (Misal feminisme, kepemimpinan, politik, pendidikan dll).

Sehingga hendaknya umat kritis dan juga mengkaji Islam dengan benar dari sumber yang benar agar tidak tersesat pada proyek adu domba antar umat yang dibungkus dengan ide yang indah namun menghancurkan.

Persatuan umat lebih dikedepankan, komunikasi harus intens pula dilakukan untuk menolak ide membahayakan ini. Wallahualam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version