View Full Version
Sabtu, 22 Sep 2018

Persekusi Demi Mempertahankan Posisi

Oleh: Sri Nurhayati, S.Pd.I (Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara)

Persekusi terhadap aktivitas dakwah kembali menjadi perbincangan hangat. Apalagi tindakan persekusi ini dilakukan terhadap ulama kondang Ustad Abdul Somad (UAS). Adanya ancaman dan intimidasi terhadap Ustad Abdul Somad (UAS) saat akan melakukan ceramah di beberapa daerah di Pulau Jawa terpaksa beliau batalkan.

Persekusi terhadap UAS ini bukanlah yang pertama kalinya, pada 8 Desember 2017 lalu, UAS mengalami persekusi saat berdakwah di Bali. Saat itu hotel yang menjadi tempat beliau menginap dikepung orang-orang yang mendesak agar UAS segera dipulangkan ke Pekanbaru karena beliau dianggap sebagai penceramah anti Pancasila. Diduga aksi ini menyeret anggota DPD Dapil Bali, Arya Wedakarna karena postingannya di Facebook yang memprovokasi penolakan dan persekusi terhadap UAS saat safari dakwah di Bali.

Persekusi atau penolakan terhadap dakwah merupakan sesuatu yang harusnya tidak perlu dilakukan oleh mereka yang merupakan bagian dari umat ini. Apalagi alasan mereka tidak berdasar, hanya sebatas tuduhan semata, seperti menyematkan mereka yang dipersekusi sebagai anti pancasila.

Persekusi terhadap dakwah tidak hanya dialami oleh UAS saja, seperti yang terjadi sebelumnya beberapa ustad pernah mengalami hal sama. Seperti yang dialami Ustad Felix, Ustad Bahtiar Nasir, Ustad Tengku Zulkanain, dan tuduhan terhadap mereka pun sama, dianggap sebagai ustad anti pancasila dan pemecah belah.

Pelabelan ustad anti pancasila yang disematkan terhadap para ulama ini sungguh tindakan yang buruk. Kenapa tidak indikator terhadap orang yang pancasilais dan anti pancasila saja sampai sekarang tidak jelas apa indikatornya.

Tapi sayangnya pelabelan ini mudah sekali menempel pada mereka yang ingin membawa perubahan pada negeri ini dengan mengajak kita semua pada aturan yang sudah Allah berikan untuk kita.

Tetapi pada mereka yang melakukan pengerusakan terhadap negeri ini dengan menjual asset-aset Negara, melakukan tindak korupsi, melalukan pembohongan publik, tidak disematkan pada mereka orang yang anti pancasila.

Bahkan yang menyedihkan, terkait persekusi terhadap dakwah UAS di beberapa kota di Pulau Jawa, alasan mereka melakukan itu karena ada atribut yang bertuliskan kalimat tauhid. Kalimat itu mereka identikan pada suatu ormas. Alasan ini selalu mereka benturkan dengan pancasila. Sungguh ini adalah sesuatu yang tidak elok, mereka benturkan Islam dan Pancasila.

Apalagi saat ini, kecintaan umat terhadap Islam dan aturannya semakin menguat. Sehingga seruan untuk menerapkan Islam pun semakin menggema. Terlihat walaupun adanya tuduhan terhadap mereka yang mendakwah Islam kaffah sebagai pengrusak. Tapi dukungan umat terhadap mereka semakin menguat. Karena umat tahu bahwa kehadiran mereka justru yang membuat mereka menjauhi keburukan. Karena dengan aktivitas dakwah mereka banyak orang yang tersadarkan dan bertaubat. Banyak generasi umat yang terhindar dari pergaulan bebas karena dakwah mereka.

Tuduhan akan dakwah dan para pengembannya, merupakan suatu hal yang fitrah dalam perjuangan dan dakwah ini. Karena hal ini juga pernah dialami oleh Rasulullah SAW dan para sahabat ketika mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat Makkah. Beliau dituduh sebagai penyihir, pemecah belah kaumnya, bahkan dituduh orang gila. Penolakan terhadap dakwah Rasulullah SAW ini, menjadikan Beliau dan para sahabat menerima perlakuan buruk dan keji dari kaum Quraisy pada saat itu.

Penolakan karena ketakutan mereka terhadap Islam yang akan menggeser mereka dari posisi kekuasaan mereka. Karenanya mereka menuduh Rasulullah SAW ingin merusak aturan nenek moyang mereka, yang memang nyatanya rusak. Tidak hanya mendapatkan tuduhan keji, tapi mereka pun harus menerima siksaan demi siksaan di dalam perjalanan dakwah Islam di Makkah.

Penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah SAW, secara alaminya akan terulang pada proses aktivitas dakwah yang sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya. Seperti halnya saat ini, semakin berkembangnya laju dakwah ini menunjukan kebangkitan Islam semakin nyata.

Sehingga ujian, tantangan dan rintangan akan semakin kuat. Karena mereka juga takut posisi kekuasaan mereka akan tergeser. Sehingga mereka terus berupaya menghalangi laju dakwah ini. Tapi yakinlah Allah tidak akan pernah membiarkan dakwah ini kalah karena kemenangan Islam itu nyata.

Sungguh benar janji Allah dan Rasul-Nya yang tak pernah mengingkari janjiNya. Seperti dalam firman-Nya surat An Nur ayat 55, yang artinya “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Serta sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Imam Ahmad, yang artinya: “Di tengah-tengah kalian terdapat masa Kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu Ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya, kemudian akan ada masa Kekhilafahan yang mengikuti manhaj Kenabian yang berlansung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu saat Dia berkendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan yang dzalim yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan diktator yang menyengsarakan yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu saat Dia berkehendak untuk mengangkatnya. Selanjutnya akan muncul kembali masa Kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian.’ Kemudian Beliau Diam.”

Sungguh kabar gembira dari Allah dan Rasul-Nya, sepatutnya kita imani dan yakin. Serta kita genapkan segala upaya untuk menyambut janji Allah dan Rasul-Nya dengan terus berjuang dan berdakwah di jalan-Nya. Selalu kuatkan keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah karena laju dakwah ini akan memasuki puncak kemenangannya. Sehingga perjuangan ini akan terasa berat.

Namun harus selalu kita fahami bahwa setiap perjuangan akan meminta pengorban dari para pejuangnya, untuk menguji sebesar apa keimanan dan keyakinan yang ada dalam hatinya terhadap perjuangan ini. Tentu hal ini harus terbukti jelas dari mereka para pengemban dakwah ini. Sanggupkah mereka melakukan apapun untuk keberhasilan dan kemenangan sesuatu yang mereka perjuangkan?

Dengan memberikan pengorbanan untuk apa yang mereka perjuangkan. Karena pejuang dan pengemban dakwah sejati akan siap berkorban apapun untuk apa yang dia perjuangkan dan apa yang diemban, jiwa, raga bahkan nyawa sekalipun siap mereka korbankan. Tak goyah walau diterjang badai, takkan sirna walau ujian melanda, tak gentar walau ajal menjelang.

Oleh karena itu kawan, janganlah takut untuk tetap menapaki jalan perjuang yang tak pernah sepi dari ujian dan tantangan. Karena jalan inilah akan mampu membawa kita kepada keridhoanNya. Dengan jalan ini pula kelak Allah akan mempertemukan kita dengan Rasulullah dan para sahabat yang telah mewariskan perjuangan ini.

Dengan jalan ini pula kelak dengan izin Allah, Islam akan meraih kemenangan dan menerangi bumi dan seisinya dengan sinarnya yang penuh dengan keberkahan dan keridhoan dari Rabb pencipta alam semesta dan isinya dalam bingkai Khilafah ala Minhaj Nubuwwah. Wallahu’alam bish-showab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version