View Full Version
Ahad, 16 Jun 2019

Menjaga Persaudaraan sebagai Implementasi Nilai-nilai Ketaqwaan Pasca Ramadhan

Oleh: H. Haris Muslim Lc., MA.

(Sekretaris Umum PP Persatuan Islam)

Persaudaraan (ukhuwwah) adalah salah satu nikmat paling besar yang dianugerahkan Allah kepada kita. Allah menyebutkan dalam al-Qur’an.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS 3 : 103)

Secara bahasa ukhuwwah berarti saudara yang terikat oleh nasab, akan tetapi ukhuwwah bisa juga dikarenakan Ikatan Aqidah, bahkan Ikatan Aqidah bisa mengalahkan Ikatan nasab, perhatikan ayat Qur,an berikut ini.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS al-Hujurat : 10)

Ikatan dan semangat persaudaraan adalah energi yang membuat kehidupan lebih baik dalam segala bidang. Bahkan persaudaraan merupakan salah satu pilar tegaknya sebuah Peradaban. 

Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah ada tiga hal yang pertama beliau lakukan : Membangun Masjid, mempersaudarakan (muakhat) antara muhajir dan anshar, dan membuat perjanjian dengan Yahudi Madinah. 

Ternyata dengan semangat persaudaraan Rasulullah dengan para sahabatnya; muhajirin dan anshar, beliau mampu meletakkan tonggak Peradaban Islam di Madinah, dengan ukhuwwah sebagai salah satu pilarnya. 

Mari Syukuri nikmat persaudaraan ini dan pelihara dari hal-hal yang bisa merusaknya, dan kita jadikan sebagai perekat dan panguat semangat perjuangan dakwah. 

Ibadah shaum bukan hanya mengajarkan kepada kita menahan lapar dan dahaga saja, tapi mengendalikan diri dalam berucap dan bertindak. Shaum mengajarkan kita menjaga lisan dari ucapan yang kotor dan tidak bermakna, menjaga diri dari tindakan yg bodoh dan merugikan, tidak mudah terpancing oleh hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Inilah yang diisyaratkan oleh Hadis Nabi SAW:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال "من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه" رواه البخاري 


Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Barang siapa yg tidak bisa meninggalkan ucapan kotor, perbuatan keji dan tindakan bodoh, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan dahaganya" (H.r. Bukhari).

Kedewasaan berucap dan bertindak adalah indikator dari ketaqwaan, sebaliknya ketidak dewasaan dalam hal ini merupakan indikasi lemahnya ketaqwaan dan diwaktu yang sama merupakan faktor perusak persaudaraan. 

Maka Idul Fitri merupakan momentum untuk memperat tali persaudaraan, meninggalkan segala yang merusaknya. Dan jika melihat apa yang terjadi dengan bangsa ini beberapa waktu terakhir, maka saatnya semua element bangsa instropeksi diri dan lebih mementingkan kemaslahatan bersama dalam bingkai NKRI yg bermartabat. 

Semoga!


latestnews

View Full Version