View Full Version
Selasa, 25 Jun 2019

Bius Game Online Dalam Kacamata Islam

BIUS game online kini semakin mengganas. Tak hanya memikat anak-anak dan kaum remaja, pesonanya mampu memikat orang-orang dewasa tak terkecuali ibu rumah tangga. Tencent Games, produsen PUBG, mengungkapkan saat ini pengguna aktif hariannya sudah melampaui lebih dari 30 juta. Jumlah ini diperkirakan dapat lebih besar lagi karena popularitas permainan yang terus meningkat. Permainan online PlayerUnknown Battleground (PUBG) memicu perceraian di India. Seorang perempuan 19 tahun yang memiliki satu anak di Ahmedabad yang sudah keranjingan bermain PUBG menuntut cerai kepada suaminya karena dilarang bermain. (iNews.id).

Dikutip dari India PCMag, Selasa, 7 Mei 2019, meski tenar namun banyak orangtua dan pihak berwenang menentang permainan ini. Mereka pun mendorong pemerintah di beberapa negara untuk melarang. Beberapa alasan diajukan seperti membuat ketagihan, kinerja anak-anak di sekolah menjadi buruk, aspek penembakan dan pembunuhan, serta mempromosikan kekerasan dan memiliki dampak psikologis. Pernyataan tersebut mengakibatkan PUBG dilarang di empat negara. Keempatnya adalah India, China, Nepal dan Irak. Indonesiapun tak ketinggalan, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan fatwa haram memainkan game online player unknown battle ground (PUBG) dan sejenisnya. Fatwa ini dikeluarkan karena permainan daring tersebut menimbulkan dampak negatif. (iNews.id)

Di sisi lain, Para pemain game online profesional atau yang kini disebut sebagai atlet electronic sports dapat memanfaatkan hobinya mengumpulkan pundi-pundi uang dengan mengikuti berbagai kompetisi. Tidak hanya berkesempatan mengikuti pertandingan di dalam negeri tetapi juga hingga luar negeri bahkan dapat menggaet sponsor dan investor. Valuasi  industri eSports mencapai US$500 juta di tahun 2017 dengan angka pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 40%, dan diprediksi pada tahun 2021 akan mencapai US$1,7 miliar. Besarnya valuasi industri eSports juga menjadi motivasi bagi UniPin eSports bergerak cepat untuk mengembangkan industri eSports di tanah air dan internasional. (Bisnis.com)

Setali tiga uang, Event besarpun segera digelar para Pengusaha dan disambut antusias oleh para Gamer. Acara South East Asian Cyber Arena (SEACA) adalah kompetisi eSports internasional pertama yang diselenggarakan oleh UniPin eSports dan memperebutkan total hadiah senilai US$100 ribu (Rp 1,4 miliar) dan mempertandingkan kompetisi Mobile Legends, Bang Bang, Arena of Valor, PlayerUnknown's Battlegrounds, Point Blank, dan DOTA2. Kemudian turnamen World Electronic Sport Games (WESG), akan mempertandingkan StarCraft II, Hearthstone, Counter-Strike: Global Offensive, Vainglory, dan DOTA 2 dan akan dilaksanakan kualifikasi online dan puncak pertandingan final nasional WESG pada 17 Oktober - 18 Oktober 2018 di Jakarta dengan hadiah US$5,5 juta (Rp 79 miliar). Bahkan, event ini, ternyata menarik perhatian Presiden Joko Widodo. Kepala Negara dijadwalkan membuka kompetisi game online terbesar di Asia Tenggara, yaitu South East Asian Cyber Arena (SEACA), Rabu (17/10/2018). Berdasarkan keterangan pers, turnamen eSports ini diselenggarakan oleh UniPin eSports, yang merupakan kompetisi game online terbesar di Asia Tenggara. Mempertandingkan varian game yakni Mobile Legends: Bang Bang, Arena of Valor, PlayerUnknown's Battlegrounds, Point Blank, dan DOTA2. (CNBC Indonesia).

Banyak pro dan kontra dealam menyikapi dampak dari game online. Makanya kita harus bijak dalam mengambil keputusan, dengan mengupas seberapa besar kemudharatan game online dalam sudut kemanusiaan dan Agama. Serta bagaimana hukumnya dalam pandangan Islam.

Racun berbalut Madu

Para Gamer berdalih bahwa game online banyak manfaatnya antara lain: menambah teman, membuat pola pikir semakin cepat,meningkatkan kemampuan berbahasa asing,mengurangi stres,melatih kesabaran dan melatih ketangkasan. Namun, hendaknya kita bijak dalam menilai permasalahan. Faktanya dampak negatif dan kemudharatan yang diakibatkan jauh lebih besar contohnya antara lain:

1. Kecanduan

Para Gamer yang sudah terbius dan berlebihan dalam bermain game online bisa menjadi kecanduan. Jika sudah kecanduan akan membuat pelakunya lupa tanggung jawab bahkan bisa menghalalkan segala cara hanya demi bermain game. Mirisnya, kecanduan game online juga sampai bisa memakan korban jiwa. Karena dianggap berbahaya, seperti dilansir CNN, kecanduan game ini bahkan dimasukkan dalam daftar gangguan mental yang dirilis The American Psychiatric Association.

Tahun 2012 Seorang remaja 18 tahun asal Taiwan, Chuang, harus meregang nyawa setelah main game Diablo III 40 jam tanpa henti. Tahun 2015 kemarin, 2 orang dinyatakan meninggal dalam kurun waktu 3 minggu. Pemuda 38 tahun, diketahui bermain game di Internet Cafe di Taipei dan dilaporkan meninggal di hari ke 5 ia nge-game. Yang kedua, Hsieh, 32 tahun. diketahui mengalami gagal jantung. Gamer muda asal Inggris, Chris Staniforth, juga mengalami hal serupa. Pada 2011, dilansir The Guardian, Chris mengalami pembekuan darah setelah bermain Xbox berjam-jam tanpa henti.

2. Malas dan kurang tidur

Jika seseorang sudah asyik di depan game bisa lupa diri. Jangankan untuk beribadah dan beramal sholeh, untuk makan dan istirahat saja mereka enggan, bahkan keteledoran dan kemalasannya bisa berakibat fatal. Misalnya saja, Pemuda 33 tahun asal Cina, nekat bermain game 650 jam lamanya. Ia dilaporkan sampai bisa menghasilkan uang dari game yang ia mainkan, dimana nilainya mencapai $1,519. Selama bermain, ia jarang minum dan tidur, dan hanya makan ramen instan. Ia pun meninggal karena gangguan jantung dan kurang gizi. Lebih parah lagi, seorang ibu bernama Alexandra Tobias sampai tega membiarkan anaknya mati kelaparan cuma gara-gara main game. Ia pun diganjar hukuman penjara selama 25 tahun.

3. Mengalami Kerugian Finansial

Untuk bermain sebuah game, pasti diperlukan modal entah itu untuk bermain di game online atau untuk membeli paket internet untuk bermain game. Selain kebutuhan koneksi tersebut, seseorang yang sudah sangat kecanduan akan sangat mungkin untuk menghabiskan dana sampai dengan jutaan rupiah untuk untuk membeli peralatan game atau mungkin untuk merakit sebuah PC Gaming.

  1. Gangguan pada otak

Kecanduan game online mengakibatkan radiasi yang diterima dari mata yang sampai di otak akan mempengaruhi sistem neurotransmitter sehingga akan mempengaruhi fungsi hormon, fungsi saraf dan lainnya, contohnya: penurunan konsentrasi belajar, pemicu autisme, mengganggu fungsi daya ingat, atrofi/penyusutan otak, kelainan neurotransmitter dopamine, kelainan respon otak, memicu halusinasi, gangguan sirkulasi seperti pusing kepala, migrain atau vertigo.

5. Gangguan Psikologis

Adegan dalam game online sangat berpengaruh buruk bagi para Gamer yang akan menimbulkan gangguan psikologis berupa: kelainan perilaku atau perubahan sikap diri, mudah cemas, dan frustasi, sulit diatur, kesulitan mengontrol emosi, insomnia, cenderung agresif dan bahkan agitatif, sering berbohong dan pintar memanipulasi keadaan, kesulitan dalam bersosialisasi, tidak mampu menjalankan  kewajibanya dengan baik seperti sekolah, kuliah atau bekerja, kesulitan menilai realitas atau berpikir sehat.

Fakta membuktikan, seorang remaja bernama Shawn Wooley, dilansir The Clever, merasa kehidupan sosialnya terganggu karena kecanduan game. Ia pun memutuskan mengakhiri hidupnya pada 2001 silam. Lain lagi dengan Zhu, pemuda Cina yang dibunuh oleh teman gamer-nya sendiri gara-gara konflik dalam dunia game online.

6. Gangguan Pada Mata

Menonton game online secara terus-menerus mengakibatkan; mata merah dan mudah berair, beresiko terpapar radiasi perangkat komputer, memicu kerusakan mata, membuat mata menjadi minus (-) plus (+) atay silinder.

7. Gangguan Pada Telinga, Hidung Dan Mulut (THT)

Efek penggunaan headset berlebihan adalah telinga dan pendengaran bisa saja rusak jika volume dipasang dengan keras dan durasi lama. Telinga berdengung dan pendengaran terganggu. Jika bermain game di warnet dengan sirkulasi yang tidak baik dapat terpapar asap rokok dan polusi lainnya.

Solusi Islam Menyikapi Game Online

Bak racun berbalut madu, begitulah indah dan nikmatnya game online yang hanya sesaat namun bisa membunuh secara perlahan-lahan. Pepatah bijak berpesan “lebih baik mencegah daripada mengobati”, begitulah Islam yang akan selalu menyaring segala bentuk kemudharatan dengan syariatNya jika diterapkan secara kaffah. Syariat Islam mengandung kemaslahatan, yaitu apabila syariatnya dilaksanakan pasti akan bermanfaat dan melahirkan kebaikan, namun sebaliknya jika aturan dan syariatNya ditinggalkan akan menimbulkan kerusakan dan kemudharatan.

Sungguh, hanya dalam sistem Islam yang menerapkan hukum-hukum Allah secara menyeluruh dan paripurna dengan pemimpin islam yang adil dan bertakwa dan berpegang teguh pada Kitabullah dan sunnah RasulNya, maka kemaslahatan yang dijamin Allah akan bisa diwujudkan yaitu, terpeliharanya agama, akal, jiwa, harta, keturunan, kehormatan, keamanan dan kedaulatan negara.

Islam sesungguhnya adalah agama yang sangat menghormati realitas obyektif dan realitas konkrit yang terdapat di sekitar dan didalam diri manusia. Pada dasarnya, Islam adalah Agama Fitrah, yakni sangat memahami fitrah manusia yang dapat merasakan kejenuhan dan kebosanan. Islam tidak melarang umatnya untuk sesekali mengisi waktu luangnya dengan menemukan hiburan dan menikmati permainan. Tentu saja bukan sembarang hiburan atau permainan, tetapi hiburan dan permainan yang dihalalkan oleh syariah Islam.

Muhammad bin Wahb Al Harrani mengabarkan kepadaku, dari Muhammad bin Salamah, dari Abu Abdirrahim, ia berkata: Abdurrahim Az Zuhri menuturkan kepadaku, dari ‘Atha bin Abi Rabbah, ia berkata: aku melihat Jabir bin Abdillah Al Anshari dan Jabir bin Umairah Al Anshari sedang latihan melempar. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya: aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “setiap hal yang tidak ada dzikir kepada Allah adalah lahwun (kesia-siaan) dan permainan belaka, kecuali empat: candaan suami kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan mengajarkan renang”.

Rasulullah SAW sendiri pernah berlomba beradu lari dengan ‘Aisyah RA. (HR Ahmad dan Abu Dawud). Pernah pula Rasulullah SAW bercanda/bersanda gurau (mizah) dengan seorang nenek, yang meminta didoakan agar masuk surga. Rasulullah SAW berkata kepadanya,”Sesungguhnya surga tak akan dimasuki nenek-nenek.” Perempuan itu terkejut dan menangis, mengira tak akan masuk surga. Rasulullah SAW lalu menjelaskan bahwa maksudnya tidak demikian. Maksudnya, nenek-nenek tak akan masuk surga sebagai nenek-nenek, tapi oleh Allah SWT akan dijadikan muda dan perawan kembali ketika masuk surga, sesuai QS Al Waaqi’ah : 35-37. (HR Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa Islam memperbolehkan hiburan atau permainan, tentu sepanjang sesuai syariah Islam. (Yusuf Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil Islam, hlm. 252-254).

Dalam kehidupan yang memakai konsep Islam, justru tidak akan ada waktu yang dimanfaatkan untuk hal yang sia-sia. Karena setiap manusia dalam dirinya sudah memiliki “frame” bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan tujuan hidupnya adalah hanya melakukan aktivitas yang bernilai ibadah sebagai bekal kelak di kehidupan akherat. Sehingga permainan atau apapun penyebutannya hanya dilakukan sebagai selingan saja atau bahkan mungkin tidak sempat untuk dilakukan, apalagi sampai dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Hasilnya bisa kita lihat bagaimana Islam yang tegak dalam bingkai Khilafah mampu mengukir prestasi gemilang di sepanjang masa keemasannya hingga mengantarkannya menjadi mercusuar dan kiblat dunia. Pada abad 8-13 M, wilayah kekhalifahan Islam membentang luas dari Asia hingga Spanyol. Robin Westgate dalam artikel berjudul “Ancient Arab Astronomy” menuliskan, ulama dan ilmuwan Arab pada masa itu mengetahui lebih banyak sains dan ilmu-ilmu sastra daripada tokoh-tokoh kontemporer mana pun. Mereka juga banyak menerjemahkan karya-karya sastra dan ilmiah klasik (Yunani- Romawi). (Republika.co.id).

Semua kembali pada kebijakan seorang pemimpin. Game online dengan segala dampak buruknya, yang memang digunakan Kapitalisme sebagai jalan untuk merusak mental dan akal generasi sehingga mereka terpuruk dan tidak mau bangkit. Bisa diatasi tanpa ada masalah, bahkan bius game online tidak akan mampu melenakan generasi.

Sungguh, tidakkah kita merindukan sosok pemimpin yang mampu menghantarkan generasi muda kita menjadi generasi yang cemerlang dan gemilang dalam menyongsong kebangkitan peradapan Islam? Akankah kita masih berpangku tangan membiarkan sistem dan pengusaha Kapitalis menggerogoti masa depan generasi kita dengan game onlinenya? Sudah saatnya kita bangkit ikut menyaring segala bentuk kemudharatan dan berjuang bersama-sama meraih kebangkitan yang hakiki dan mengantarkan generasi kita pada kesuksesan yang hakiki dengan kembali pada Syariat Allah dan RasulNya secara kaffah. Waallahua’lam bish showwab.*

Ummu Najla
Pegiat dakwah


latestnews

View Full Version