View Full Version
Kamis, 17 Nov 2016

Saat Doa Ditunda Pengabulannya, Ada Kebaikan Besar Dibaliknya

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghaafir: 60)

Ayat ini menerangkan karunia Allah yang besar dan kemurahan-Nya yang luas. Dia perintahkan para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan menjamin dikabulkannya doa mereka. karenanya, perbanyaklah berdoa kepada Allah.  

Bagi seorang mukmin harus yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakan doa hamba-Nya. Saat Allah perintahkan berdoa kepada hamba, maka Dia berkehendak mengabulkan doanya dan memberi permintaannya.  Jangan putus asa. Dia maha tahu waktu tepat untuk mengabulkan doa dan pengabulan terbaik untuk hamba-Nya.

Apabila doa hamba sesuai qadha’ dan mendatangkan kebaikan untuknya, maka Allah akan segera mengabulkan permintaannya di dunia. Jika Allah tidak mentakdirkan isi permintaannya, Allah simpan pahalanya di akhirat atau Allah hindarkan keburukan semisalnya dari dirinya.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا

Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara: doanya tersebut dikabulkan segera, disimpan untuk nya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al-Hakim dan Al-Albani)

Sesungguhnya berdoa lebih mulia dari materi yang diminta dalam doa. Karena berdoa termasuk ibadah yang Allah perintahkan dan cintai. Ketika kita berdoa berarti kita sedang beribadah kepada Allah dan mengerjakan sesuatu yang dicintai-Nya. Pastinya, Allah akan memberikan pahala, kecintaan, dan keridhaan kepada kita.

. . . Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya. . .

Terkadang, Allah tunda pengabulan doa hamba supaya ia semakin banyak berdoa kepada-Nya, karena Allah suka mendengar rintihan doa hamba tadi dan ingin memberi pahala lebih banyak untuknya.

Allah menginginkan ibadah dari kita. Dia suka kalau kita berdoa kepada-Nya dan memperbanyak doa. Sementara kita –umumnya- lebih suka kepada hasil doa yang berisi kebutuhan dan kemashlahatan diri kita.

Maka pasang 2 terget dalam berdoa; Pertama, sebagai ibadah yang Allah sukai. Kedua, mendapat kebaikan dari Allah.

Jika demikian kita tidak akan pernah berputus asa dalam berdoa kepada Allah. Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya.

Waspada Saat Doa Langsung Dikabulkan

Tertundanya pengabulan doa –hakikatnya- sinyal kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Dia suka mendengar doa hamba tersebut.

Hikmah lainnya dari ditangguhkannya doa, karena Allah menginginkan hamba tadi semakin banyak pahala dengan ia selalu berdoa kepada-Nya. Karena doa adalah ibadah. Siapa berdoa, dia sedang melakukan ibadah. Siapa beribadah maka akan diberi pahala atas ibadahnya tersebut.

Berbeda dengan permintaan (dari urusan dunia) yang langsung dikabulkan, penjelasan Imam al-Baghawi di tafsirnya atas QS. Al-Baqarah: 186,

ويعجل إعطاء من لا يحبه لأنه يبغض صوته

 “Dan Allah segera memberi (permintaan) orang yang tidak disukai-Nya karena Allah membenci suaranya (rengekannya).

Doa Saat Terdesak Dikabulkan dengan Cepat

Doa mukmin shalih dalam kondisi lapang dan tidak mendesak –biasanya- ditangguhkan kepada waktu yang tepat. Ditundanya doa tersebut untuk memberi kesempatan baginya agar terus berdoa sehingga semakin banyak mendapat pahala dan kecintaan dari Allah Ta’ala.

Berbeda Jika dalam kondisi darurat (mendesak), Allah akan segera kabulkan doa hamba; seperti yang terombang-ambing di lautan, saat terancam, dan semisalnya. Ini seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُوَيَكْشِفُ السُّوءَ

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. Al-Naml: 62)

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.  Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al-Isra’: 67)

Contohnya, doa Nabi Musa saat terdesak dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah segera kabulkan doa Nabi Musa sehingga laut terbelah dan Musa luput dari kejaran musuh Allah.

Begitu juga kisah Nabi Ibrahim saat akan dibakar. Beliau merasa tidak ada yang bisa menyemalatkannya kecuali pertolongan Allah, maka beliau berdoa kepada-Nya dan Allah segera mengabulkan doanya.

Karenanya jika mendapat kondisi yang sangat sulit, terpepet, dan terdesak, segeralah berdoa kepada Allah dengan tulus dan ikhlas. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

* Tonton Video "Kajian Tafsir QS. Al-Maidah: 26" yang berisi pengabulan doa Nabi Musa bersama Ustadz Syariful Mahya Lubis.


latestnews

View Full Version