View Full Version
Kamis, 08 Jan 2015

Hari Jum'at: Hari Raya Pekanan Umat Islam

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Jumu’ah satu-satu nama hari yang dipakai menjadi nama surat di Al-Qur'an. Ini menunjukkan kemulian hari Jum’at. Hari tersebut memiliki nilai diniyah yang tinggi di dalam agama ini. Yaitu di dalamnya ditegakkan shalat Jum’at setelah sebelumnya diawali khutbah. Kaum muslimin di satu wilayah berkumpul di masjid Jami’ (masjid raya) untuk mendengarkan nasihat, taushiyah, dan arahan dari khatib untuk peningkatan iman mereka; lalu menunaikan shalat Jum’at dua rakaat dengan jahar secara berjamaah. [Baca: Beberapa Amalan yang Dianjurkan Untuk Mengisi Hari Jum’at]

Pada masa kekhalifahan, hari Jum’at menjadi hari libur. Begitu juga saat sekarang ini, sejumlah negeri Arab menjadikan hari Jum’at sebagai hari libur nasional. Ini sangat baik secara diniyah, karena kaum muslimin mendapatkan kesempatan meraih pahala melimpah, ampunan, dan waktu mustajab. Setelah itu mereka bisa berjumpa dengan saudara-saudara seimannya di satu tempat dan satu waktu tanpa dikejar-kejar dengan jam kerja formal. Mereka bisa bercengkrama bersama istri dan anak-anaknya. Bahkan berkumpul bersama keluarga besarnya. Maka tepatlah jika sebagian ulama menyebutnya sebagai hari raya perpekan kaum muslimin.

Sesungguhnya hari raya perpekan kaum muslimin adalah hari Jum’at. Hari yang Allah muliakan umat ini dengannya; setelah membiarkan sesat orang Yahudi dan Nasrani dalam menghargainya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ

"Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita perihal hari Jum'at. Lalu bagi orang-orang Yahudi hari Sabtu dan bagi orang-orang Nashrani hari Ahad. Kemudian Allah mendatangkan kita dan memberi hidayah kita tentang hari Jum'at. Dan menjadikan (secara berurutan); hari Jum'at, Sabtu, dan Ahad. Mereka mengikuti kita pada hari kiamat. Kita adalah umat terakhir dari penduduk dunia, tetapi orang pertama yang diadili sebelum semua makhluk." (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyampaikan, bahwa hari Jumat adalah hari terbaik kaum muslimin. Bahkan menjadi sebaik-baik hari yang disinari matahari.

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan sanad yang shahih)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا

"Hari terbaik yang disinari matahari adalah hari Jum'at. Pada hari itu Nabi Adam diciptakan, dimasukkan surga, dan pada hri itu pula ia dikeluarkan darinya." (HR. Muslim)

Karenanya, wajib bagi setiap muslim memahami kedudukan hari ini dan keistimewaanya. Tujuannya, supaya bisa memanfaatkan hari tersebut untuk memperbanyak ibadah dan ketaatan, memperbanyak shalat atas Nabi, dan memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. [Di Hari Jum'at Ada Penghapusan Dosa]

Di Hari Jum'at Ada Penghapusan Dosa

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata di Zaad al-Ma’ad, “Dan termasuk dari petunjuknya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah mengagungkan hari ini (Jum’at) memuliakannya dan mengistimewakannya dengan ibadah-ibadah khusus padanya yang tak ada pada selainnya. Pada ulama berbeda pendapat; apakah hari itu yang paling utama ataukah hari ‘Arafah.”

Namun sayang, kaum muslimin di negeri kita sekarang ini, tidak bisa memuliakan dan menghormati hari Jum’at dengan ssempurna karena masih disibukkan dengan kerja-kerja formal. Untuk shalat Jum’at saja -seolah- dengan waktu sisa. Sebagian besar kaum muslimin tidak bisa masuk masjid kecuali setelah benar-benar dekat dimulainya khutbah. Tidak bisa berlama-lama beribadah di masjid karena dikejar-kejar dengan makan siang dan masuk kerja lagi. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version