View Full Version
Kamis, 23 Apr 2015

Hati-hati, Ada Hadits Palsu dari Syi'ah tentang Bacaan Istighfar di Bulan Rajab

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah -Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Berikut ini adalah bacaan istighfar yang sangat mashur di baca di bulan Rajab.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan (berhak diibadahi) kecuali Dia Semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya."

Keutamaan bacaan tadi, apabila dibaca seratus kali lalu ditutup dengan sedekah, maka Allah akan menutup hayatnya dengan rahmat dan maghfirah. Siapa yang membacanya empat ratus kali maka Allah akan mencatat untuknya pahala seratus syahid.

Namun ternyata, bacaan di atas tidak memiliki landasan dari hadits. Tidak ditemukan bacaan di atas berikut dengan keutamaannya dalam kitab-kitab sunnah dan atsar. Tak seorang ulama ahli hadits yang mengenal atau mengetahui riwayatnya. Bahkan dalam kitab-kitab hadits dusta dan palsu milik para ulama terdahulu juga tidak ditemukan.

Anehnya riwayat tersebut ditemukan di sebagian kitab Syi'ah yang dipenuhi dengan riwayat-riwayat dusta tanpa disertakan isnad dan hukumnya. Ibnu Thawus –Ali bin Musa bin Ja'far- wafat tahun 774 H, telah menyebutkannya dalam kitabnya Iqbal al-A'mal (3/216), namun riwayat tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab Syi'ah yang lebih tua darinya.

Ibnu Thawus menyebutkannya tanpa isnad dengan redaksi: Pasal yang kami sebutkan dari keutamaan istighfar, tahlil dan taubat di bulan Rajab: Kami dapatkan hal itu diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Siapa yang membaca di bulan Rajab:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Seratus kali dan menutupnya dengan sedekah, maka Allah akan menutup hayatnya dengan rahmat dan maghfirah. Siapa yang membacanya empat ratus kali, Allah mencatat untuknya pahala seratus orang mati syahid. Apabila ia berjumpa dengan Allah pada hari kiamat, Allah berfirman kepadanya: "Engkau telah mengakui kerajaan-Ku. Maka berangan-anganlah terhadap-Ku sesukamu sehingga Aku memberikannya kepadamu. Sesungguhnya tidak ada yang kuasa menakdirkan (segala sesuatu) selain-Ku."

Riwayat serupa juga terdapat dalam kitab syi'ah yang lain seperti Wasail al-Syi'ah, karya Al-Hur al-'Amili, Juz: 10/484, dan kitab-kitab Syi'ah yang lain.

Dengan ini maka sudah jelas tanda-tanda kepalsuan hadits ini ditinjau dari beberapa sisi:

Pertama, haditsnya tidak memiliki sanad.

Kedua, hanya kitab Syi'ah Rafidhah yang menyebutkan riwayat ini. Sehingga wajib diwaspadai penyebaran hadits-hadits semacam ini yang bersumber dari kitan Syi'ah yang berisi kedustaan dan kebohongan.

Ketiga, hadits ini berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, padahal secara umum para ulama memperingatkan agar berhati-hati terhadap riwayat-riwayat yang menyebutkan tentang masalah ini. Banyak sekali hadits-hadits maudhu' yang membicarakan masalah ini sehingga sebagian ulama menyusun kitab khusus tentangnya, seperti al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah dalam kitabnya: Tabyin al-'Ajab Bimaa Warada Fii Fadhli Rajab. Beliau berkata, "Tidak ada hadits shahih yang layak dijadikan hujjah dalam menerangkan keutamaan bulan Rajab, puasa Rajab, dan puasa hari tertentu di dalamnya, tidak pula tentang qiyamullail khusus di dalamnya." (Tabyin al-'Ajab: 11)

Keempat, menggampangkan dalam urusan pahala, seperti menetapkan amal ringan di bulan Rajab dengan pahala seratus syahid dan ganjaran lebih lainnya. Hal serupa tidak terdapat dalam syariat yang shahihah. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version