View Full Version
Kamis, 26 Apr 2018

3 Alasan Memperbanyak Shiyam di Bulan Sya'ban

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terbiasa memperbanyak shiyam di bulan Sya’ban.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallamtidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallambiasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja. (HR. Muslim no. 1156)

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan alasannya dalam hadits dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'Anhuma,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan.Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam.Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.”(HR.Al-Nasa’i dan dihassankan Syaikh Al-Albani)

Ibnu Rajab al-Hambali Rahimahullah dalam Lathaif al-Ma’arif (233) menambahkan keterangan bahwa keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban menempati posisi sebagai ibadah sunnah rawatib. Yaitu ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib. Sebagaimana shalat sunnah rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Perbanyak Amal Shalih di Bulan Sya’ban

Bukan puasa saja yang dianjurkan untuk diperbanyak di bulan Sya’ban, tapi juga amal-amal shalih dan ketaatan secara umum seperti tilawah Al-Qur'an, berdzikir, istighfar, qiyamullail, sedekah, dan selainnya. Semua ini sebagai persiapan diri agar terbiasa dengan amal shalih dan ketaatan menjelang Ramadhan. Saat Ramadhan tiba maka fisik dan jiwa sudah terbiasa dengannya. Dengannya kita akan mendapatkan keutamaan dan keberkahan Ramadhan.

Lebih-lebih bulan Sya’ban sedari zaman kenabian banyak dilalaikan manusia karena kesibukan mereka pergi ke sumber air, berdagang, dan berperang. Adapun zaman sekarang banyak orang yang sibuk mempersiapkan bisnis di Ramadhan dari belanja dagangan, lembur produksi baju, kue, makanan, dan aneka minuman di Sya'ban.

Ada juga yang berpikir aji mumpung sebelum datang bulan puasa sehingga menikmati makan, minum, dan jalan-jalan sepuasnya. Semua ini semakin menguatkan keutamaan memperbanyak amal shalih dan shiyam di Sya’ban. Karena beramal shalih saat banyak orang lalai memiliki keistimewaan di sisi Allah Subahanahu wa Ta'ala.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata tentang hadits dari Usamah bin Zaid di atas, “Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah.” (Lathaif Al Ma’arif, 235)

Beribadah pada saat-saat yang banyak dilalaikan orang akan lebih ikhlas sehingga pahalanya semakin besar. Karena beribadah di saat itu akan lebih berat dirasakan oleh jiwa, karena biasanya jiwa kita ini akan terpengaruh dengan apa yang dilihatnya. Maka apabila banyak orang yang lalai, maka akan semakin berat bagi jiwa untuk menjalankan ketaatan. Oleh sebab itu, secara umum, meningkatkan ibadah pada bulan Sya'ban dan menjaga diri dari ikut-ikutan manusia yang memanfaatkan aji mumpung sebelum Ramadhan adalah sesuatu yang berat. Karenanya, maukah kita menjadi orang yang istimewa di bulan in? Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version