View Full Version
Selasa, 03 Jul 2018

''Kebersihan Sebagian dari Iman'' Hadits Dhaif, Tapi Maknanya Baik

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Kebersihan dalam Islam memiliki kedudukan penting. Kitab-kitab fiqih ibadah dalam Islam diawali dengan bahasan thaharah yang mengandung makna kesucian dan kebersihan.

Kebersihan merupakan asas terwujudnya kesehatan; salah satu nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia, sebagaimana hadits shahih,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

"Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan waktu luang (kesempatan)." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)

Saking pentingnya kebersihan, agama ini memposisikannya separuh dari iman. Artinya, tuntutan iman adalah menjaga kebersihan.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

Bersuci itu separoh keimanan.” (HR. Muslim)  

Maksudnya, puncak pahalanya dilipatgandakan sampai setengah pahala iman. Ada yang mengatakan, maknanya iman menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, begitu juga wudhu’. Sebabnya, karena wudhu’ tidak sah tanpa iman. Karena harus dengan iman inilah disebut sebagai separoh darinya. Dan masih ada beberapa pendapat lain mengenai hadits ini.

Menguatkan makna ini, banyak orang berdalil dengan hadits yang masyhur,

اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

Kebersihan sebagian dari iman.” (HR. Al-Tirmidzi)

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Bazz rahimahullah mengimentari hadits ini,

لكنه حديث ضعيف، ومعناه صحيح، معناه جاء في أحاديث أخرى، هذا الحديث رواه الترمذي بسندٍ ضعيف، (النظافة من الإيمان)، ولكن ليس سنده صحيحاً، ولكن في المعنى جاء عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أن من شعب الإيمان إماطة الأذى عن الطريق

“Tetapi ia adalah hadits dhaif. Maknanya shahih (benar). Maknanya ada di hadits-hadits lain. Hadits ini diriwayatkan al-Tirmidzi dengan sanad dhaif. (Kebersihan sebagian dari iman) tetapi sanadnya tidak shahih. Tetapi dari sisi makna ada hadits dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa di antara cabang Iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa beliau melihat pahala umatnya –saat ditampakkan kepadanya- adalah seseorang yang menyingkirkan kotoran dari masjid.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,

 إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ

Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” Dari sini, Allah syariatkan  mandi janabat, mandi saat pergi ke shalat Jum’at, dan memandikan mayit. Dalam syariat ini terdapat nilai kebersihan.

Syaikh Bin Bazz rahimahullah menjelaskan makna lain dari al-Tathhir (bersuci), maksud dalil syar’i menunjukkan perintah menjaga kebersihan dari kotoran. Bahwa seorang mukmin tidak meninggalkan kotoran pada pakaian dan badannya. Tetapi hendaknya ia menghilangkan kotoran itu. Begitu juga saat ia di jalan, ia menyingkirkan gangguan yang membahayakan dari jalan agar kaum muslimin tidak celaka dengan sebab itu. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version