View Full Version
Selasa, 02 Sep 2014

Jika yang Dimaksud Tuhan dalam Kalimat 'Tuhan Membusuk' itu Allah, Pembuatnya Bisa Murtad

BANDUNG (voa-islam.com) – Senat Mahasiswa Fakultas Usluhuddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel, Surabaya berulah. Pada agenda Ospek yang bertajuk Orientasi Cinta Akademik dan Almamater (OSCAAR) panitia mengambil tema besar berjudul “Tuhan Membusuk: Rekontruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan”.

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Persis Jawa Barat Ustadz Syarif Hidayat, peristiwa tersebut merupakan bentuk nyata dan fakta tidak terbantahkannya kebenaran dari ungkapan Dr. Adian Husaini, MA beberapa tahun yang lalu, bahwa di IAIN (UIN - sekarang) telah terjadi proses pemurtadan yang sangat sistematis.

“Judul ospek diatas benar-benar menunjukkan kekerdilan iman para penulisnya. Untung mereka menyebut kata Tuhan (tidak langsung menyebut nama 'Allah'). Coba kalau mereka menyebut nama Allah dalam tema ospeknya maka tentunya mereka dengan terang-terangan telah memproklamirkan dirinya 'murtad' dari Islam, sehingga tidak pantas menyebut almamaternya UIN tetapi lebih layak disebut UMN (Universitas Murtadin Indonesia),” katanya dalam rilisnya kepada voa-islam.com, melalui surat elektronik, Ahad, 31 Agustus 2014.

Ustadz Syarif kemudian mengungkapkan penulisan “Tuhan Membusuk” sangat problematis. Apakah yang mereka maksud Tuhan itu adalah Allah 'Azza wa Jalla ataukah tuhan-tuhan kerdil yang mereka puja?

“Sebab, penghinaan terhadap Dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak bisa ditolerir. Dan pelakunya murtad menurut Ijma' Ulama. Untuk itu, sudah semestinya kita laporkan ke pihak berwajib atas delik penodaan Agama, dan dapat kita nyatakan perang terhadap mereka dan darah mereka menjadi halal atas hal itu,” ujarnya.

Namun, tutur Ustadz Syarif jika yang dimaksud 'Tuhan' oleh mereka adalah tuhan-tuhan agama lain tentu saja hal inipun tidak bisa dibiarkan, karena al-Qur'an pun mengajarkan kepada diri kita untuk tidak menghina tuhan-tuhan agama lain lantaran nanti mereka akan menghina Allah tanpa ilmu. Oleh karena itu, persoalan diatas tentang maksud tulisan di ospek mereka tentu saja yang lebih mengetahui adalah yang menulisnya, sesuai qaidah ushul fiqih, "Maqashidul lafdzi 'ala niyatillafidzi" (artinya: "Maksud suatu pernyataan tergantung orang yang membicarakannya).

“Namun 'ala kulli hal, ungkapan 'Tuhan Membusuk' tetap merupakan pelecehan yang tidak dapat ditolerir dan pelakunya wajib dikenai sanksi berat dan dinyatakan berdosa besar. Ungkapan ini hanya pantas keluar dari orang-orang atheis komunis. Untuk itu, mungkinkah komunis gaya baru telah bergentayangan di lembaga pendidikan tinggi yang menjadi kebanggaan Kementerian Agama (Wallahu a'lam),” pungkasnya seraya mengajak umat Islam untuk memproses secara hukum para pelaku dan penulis tema ospek di atas, dan jika tidak bisa diselesaikan maka katanya kita katakan halal darah mereka.

[syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version