View Full Version
Selasa, 16 Sep 2014

Harist Abu Ulya: Densus 88 Jangan Umbar Opini soal Teroris Turki, Bisa Jadi Pancingan

JAKARTA (voa-islam.com) - Ustadz Harist Abu Ulya, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini memberikan penjelasan kepada tim redaksi Voa-Islam.

Ustadz yang kerap dimintai pandangannya soal organisasi dan pergerakan Islam oleh lembaga intelijen dinilai cukup mumpuni analisa dan masukannya.

Ia memberikan informasi kepada Voa-Islam dari TKP. Ia menulis pesan kepada tim Redaksi Voa-Islam, "info dari lapangan; Pada tanggal 13 September 2014, pukul 09.00 Wita di Kantor Polres Parigi Moutong (Parimo) Jl. Trans Sulawesi Desa Pangi Kec. Parigi Utara Kab. Parimo berdasarkan hasil koordinasi terkait penangkapan tiga orang terduga kelompok teroris dari Palu yang akan menuju Kab. Poso di Desa Marantale Kecamatan. Siniu Kabupaten. Kemudian tim Voa-Islam segera melakukan penelusuran dan wawancara dengan Ustadz Harist Abu Ulya.

Berikut wawancara singkat Voa-Islam bersama Ustadz Harist Abu Ulya.

Ustadz Harist AU: "info dari lapangan; Pada tanggal 13 September 2014, pukul 09.00 Wita di Kantor Polres Parigi Moutong (Parimo) Jl. Trans Sulawesi Desa Pangi Kec. Parigi Utara Kab. Parimo berdasarkan hasil koordinasi terkait penangkapan tiga orang terduga kelompok teroris dari Palu yang akan menuju Kab. Poso di Desa Marantale Kecamatan. Siniu Kabupaten. 

Voa-Islam: Ada kabar Ustadz?

Harits ABU ULYA : Dari kejadian diatas dapat dilaporkan sebagai berikut, 

1. Tanggal 13 September 2014, pukul 01.30 Wita, di Desa Marantale Kec. Siniu Kab. Parimo telah dilakukan penangkapan terhadap 3 orang terduga teroris oleh Tim Densus 88 Mabes Polri dan Polres Parimo.

2. Ketiga orang terduga kelompok teroris yang berhasil ditangkap, antara lain : a. Sdr. Saipul Prianta @ Ipul (umur 30 Tahun, agama Islam, suku Kaili, pekerjaan Guru Honorer, alamat Dusun III Kel. Tawaeli Kec. Palu Utara Kota Palu). b. Sdr. Yudi Candra @ Ican (umur 28 Tahun, agama Islam, suku Kaili, pekerjaan Wiraswasta, alamat Dusun III Kel. Tawaeli Kec. Palu Utara Kota Palu). c. Sdr. Moh. Irfan @ Ifan (umur 21 Tahun, agama Islam, suku Kaili, pekerjaan Tani, alamat Dusun I Kel. Tawaeli Kec. Palu Utara Kota Palu).

3. Sekitar pukul 17.00 Wita, 4 orang kelompok terduga teroris yang melarikan diri ke wilayah hutan di Desa Marantale Kec. Siniu Kab. Parimo berhasil ditangkap oleh pihak Densus 88 Mabes Polri bersama Polres Parimo dan langsung dibawa ke Mapolda Sulteng.

Voa-Islam: Oke Ustadz, ada penjelasan lain?

Harits ABU ULYA Ada Catatan, 1. Sebelumnya ke 3 orang terduga kelompok teroris yang tertangkap lebih dulu telah diamankan di Mapolres Parimo untuk dilakukan interogasi oleh Kepolisian, sedangkan Barang Bukti (BB) yang diamankan adalah 1 unit mobil Toyota Avanza warna merah Nopol B 1925 UKY.

2. Ke 4 orang kelompok terduga teroris lainnya yang malarikan diri ke wilayah hutan di Desa Marantale Kec. Siniu Kab. Parimo dan telah berhasil ditangkap langsung dibawa ke Mapolda Sulteng untuk pengembangan lebih lanjut, sampai saat ini identitasnya masih dalam penelusuran.

3. Perkembangan diikuti.

Voa-Islam: Apakah ini bagian dari operasi intelijen?

Harits ABU ULYA Cuma prediksi saya kenapa WNA dikaitkan "teroris" yang mau gabung Santoso cs, karena salah satu dari 3 orang diindikasikan punya hubungan dgn orang-orang yang di DPO-kan.

WNA (bule kristen) ke Tentena banyak (jumlahnya), cuma WNA yang berwajah Arab memang rawan dicurigai. Semua yang disampaikan oleh pihak polisi masih spekulasi dengan berdasar beberpa indikasi, misal saat ada pencegatan (swepping) justru mereka menghindar dan lari. 

Voa-Islam: Tapi kalau WNA misonaris barat (ke Tentena) dibiarkan ya ustadz, padahal mereka CIA, Mossa MI5?

Harits ABU ULYA: Nah itulah, kalimat ambigu 'terkait jaringan teroris' telah banyak makan korban.

Banyak WNA bule kristen jalan-jalan ke Tentena-Poso (basis misinaris kristen), tapi WNA yang wajah arab jalan-jalan ke Poso bisa dicurigai yang tidak-tidak. 

 

Tapi WNA yang mau gabung santoso menurut saya itu kurang kerjaan, mereka tidak paham medan jihad. Makanya aneh menurut saya WNA datang dengan kepentingan di wilayah yang mereka tidak paham. Bisa jadi ini pancingan dan jebakan untuk mereka, kepentingannya untuk membuat cerita lebih serius kelompok teroris lokal terhubung dengan jaringan luar negeri (global).

Bisa jadi ini pancingan dan jebakan untuk mereka, kepentingannya untuk membuat cerita lebih serius kelompok teroris lokal terhubung dengan jaringan luar negeri (global).

Harits ABU ULYA: Kalau saat konflik poso memang ada WNA, tp utk kontek skrng WNA di poso utk suport santoso cs itu tidak ada.

Jadi kesimpulan Saya, polri tidak perlu umbar opini dan spekulasi, dalami saja kenapa WNA masuk Poso. Dan pelanggaran apa yang dilakukan oleh WNA tsb?

Demikian wawancara Voa-Islam secara singkat atas berita teroristainment yang selalu satu arah, yakni dari informasi kepolisian saja. Sedangkan jika ditelusuri amat banyak informasi yang perlu diungkap agar polisi tidak menjadi agen propaganda barat dan sepihak dalam mendeskreditkan umat Islam.

Semoga informasi singkat ini dapat menjadi anti tesa pemberitaan yang cenderung 'trial by press', menghakimi tanpa proses peradilan. [adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version