View Full Version
Ahad, 23 Nov 2014

Kebijakan Menaikkan Harga BBM: Pemerataan Kemiskinan, Zalim dan Hianat

SOLO (Voa Islam) – Untuk ketiga-kalinya dalam pekan ini, Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Soloraya sebagaimana di berbagai daerah lainnya di Indonesia, menggelar aksi damai menolak kebijakan pemerintah Jokowi-Jk yang telah menaikkan harga BBM dengan modus pengalihan Subsidi BBM rakyat kepada sektor yang lebih produktif.

Sejak siang menjelang waktu shalat Ashar (pukul 13.40-14.30) Ahad  (23/11) siang di bunderan Gladag, Jl. Slamet Riyadi, Solo, sekitar ratusan massa HTI DPD Soloraya berdemonstrasi lagi. Kebijakan menaikkan harga BBM terus mendapat kecaman setelah beberapa hari sebelumnya, elemen mahasiswa di Solo juga unjuk rasa yang menyegel Balai Kota bahkan membakar foto Jokowi, seperti diberitakan media cetak dan online kemarin.

... bershabar dalam menumbangkan kezhaliman seperti sabarnya penguasa yang melakukan kezhaliman tersebut. Bahkan HTI menganggap aksi-aksi demo yang mereka lakukan berpahal dan menaikkan derajat di sisi Alloh ...

Orasi demi orasi disampaikan dalam aksi unjuk rasa damai HTI tadi dimana menurut ustadz Fadholi, aksi serupa ini serentak dilakukan di berbagai daerah oleh HTI.

Seorang orator menyampaikan bahwa sejatinya kebijakan menaikkan harga BBM dengan modus pengalihan subsidi itu adalah kebijakan pemerataan kemiskinan. Dimana dengan begitu, upaya neo liberalisasi sektor ekonomi semakin kokoh dimana 80 % tambang-tambang minyak di negri ini telah dikuasai pihak Asing, sementara Pertamina sebagai BUMN hanya mendapat 15 % pengelolaan tambang Minyak.

Orator kedua menegaskan bahwa HTI akan selalu menjadi garda terdepan dan tidak akan tinggal diam saat Ummat Islam dizalimi. Dalam pernyataan resminya, HTI menganggap kebijakan menaikan harga BBM adalah kebijakan halim dan hianat.

Dalam orasi pada aksi tersebut, HTI menghimbau massanya agar bershabar dalam menumbangkan kezhaliman seperti sabarnya penguasa yang melakukan kezaliman tersebut. Bahkan HTI menganggap aksi-aksi demo yang mereka lakukan berpahal dan menaikkan derajat di sisi Alloh.

Berikut adalah pernyataan lengkap HTI:

PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA

“TOLAK KENAIKAN HARGA BBM, KEBIJAKAN DZALIM DAN KHIANAT”

       Akhirnya pemerintahan Jokowi – JK benar-benar menaikkan BBM. Premium menjadi Rp 8.500/liter, sedang solar menjadi Rp 7.500. Dengan kenaikan ini, Jokowi menyatakan, pemerintah bakal menghemat sekitar Rp 100 triliun. Dan dengan penghematan ini, pemerintah memiliki ruang fiskal untuk membangun infrastruktur dan lainnya. Sementara untuk mengurangi dampak kenaikan BBM, rakyat yang miskin akan mendapat perlindungan sosial yang disalurkan melalui Kartu Indonesia Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

       Pemerintahan Jokowi tampak sekali bergegas. Belum lagi genap sebulan memerintah, Jokowi memutuskan menaikkan harga BBM. Apakah sedemikian gentingnya kondisi APBN kita sehingga subsidi harus segera dikurangi, mengingat toh selama ini APBN tidak pernah terserap semua. Tahun 2013 saja ada sisa lebih dari Rp 20 trilyun. Sisa anggaran tahun 2014, mungkin malah lebih besar dari tahun sebelumnya.

     Oleh karena itu, kenaikan harga BBM harus ditolak, karena: Pertama, ini adalah kebijakan dzalim, yang pasti akan menyengsarakan rakyat akibat kenaikan harga seluruh barang dan jasa, sementara hasil penghematan tidaklah sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh seluruh rakyat. Hasil Sensus Ekonomi Nasional (SUSENAS 2010) menunjukkan bahwa pengguna BBM 65% adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27% menengah, 6% menengah ke atas, dan hanya 2% orang kaya. Dan dari total jumlah kendaraan di Indonesia yang mencapai 53,4 juta (2010), sebanyak 82% diantaranya merupakan kendaraan roda dua yang notabene kebanyakan dimiliki oleh kelas menengah bawah. Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM akan memukul rakyat banyak. Pemberian dana sebagai perlindungan sosial melalui sejumlah kartu tadi tidaklah akan bisa mengurangi penderitaan rakyat karena pemberian dana itu sifatnya sementara. Lagi pula, yang terkena dampak juga bukan hanya mereka yang menerima kartu, tapi semua rakyat Indonesia. Ingatlah penguasa yang dzalim pasti akan mendapatkan adzam pedih di akhirat. Rasulullah saw. secara khusus mendoakan mereka:

  اللَّهُمَّ مَن ْوَلِيَ مِنْ أَمْرِأُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِن أَمْرِأُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِم ْفَارْفُقْ بِهِ 

"Ya Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur suatu urusan umatku, lalu ia memberatkan/menyusahkan mereka, maka beratkan/susahkan dia; dan barangsiapa memiliki hak mengatur suatu urusan umatku, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka perlakukanlah dia dengan baik."(HR Ahmad dan Muslim)

Kedua, ini adalah kebijakan khianat. Kebijakan menaikkan harga BBM sesungguhnya tidak lain adalah untuk menyukseskan liberalisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberalisasi sektor hulu (eksplorasi dan eksploitasi) sempurna dilakukan. Liberalisasi migas adalah penguasaan yang lebih besar kepada swasta (asing) dan pengurangan peran negara. Kebijakan seperti ini jelas akan sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat yang notabene adalah pemilik sumberdaya alam itu sendiri. Liberalisasi dilakukan untuk memenuhi tuntutan pihak Asing. Dan untuk itu, pemerintah tega mengabaikan aspirasi mayoritas rakyatnya. Jadi, jelas sekali kebijakan menaikkan harga BBM adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat yang sangat nyata.

Berkenaan dengan hal ini, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM karena ini adalah kebijakan dzalim yang akan menyengsarakan rakyat.

2. Menaikkan harga BBM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan BBM merupakan kebijakan yang bertentangan syariat Islam. Migas serta kekayaan alam yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan barang milik umum yang pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kebijakan khianat, yang didorong oleh pandangan kapitalistik, yang menyengsarakan rakyat itu harus segera dihentikan.

3. Rezim yang ngakunya merakyat tapi kenyataannya kebijakannya sangat mencekik rakyat ini tidaklah pantas untuk terus didukung. Harus ada upaya sungguh-sungguh dari seluruh anggota masyarakat untuk lahirnya rezim yang baik, yang amanah, yang mau tunduk pada sistem yang baik, yang datang dari Dzat Yang Maha Baik, itulah syariat Islam.

4. Sumberdaya alam negeri ini, termasuk migas, yang begitu melimpah bila dikelola dengan baik, oleh rezim yang baik dan amanah, serta berdasar sistem yang baik tadi, insya Allah akan membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, baik muslim maupun non muslim. Bukan seperti sekarang ini yang hanya dinikmati oleh segelintir orang, termasuk pihak asing. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. Untuk itu perjuangan harus dilipat gandakan agar cita-cita mulia itu benar-benar dapat diujudkan.

Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir

Humas Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Solo Raya (Sarwidi Abu Naufal). (AF/Voa-Islam.com)


latestnews

View Full Version