View Full Version
Sabtu, 30 May 2015

Bandara Internasional dan Markas Militer Sirte Jatuh ke Tangan ISIS

SIRTE (voa-islam.com) - Daulah Islam (IS) menguasai bandara di kota Sirte setelah pasukan dari pemerintah Libya Tripoli menarik dari bandara, ungknap seorang juru bicara pemerintah Jumat, 29/5/2015.

Mohamed al-Shami, wakil pemerintah Libya yang tidak mendapatkan pengakuan oleh masyarakat internasional, mengatakan pasukannya ditarik keluar Kamis malam (28/5) dari bandara yang telah "jatuh ke tangan organisasi IS."

IS sendiri mengatakan  bandara internasional  Sirte telah dikuasai sepenuhnya, dan bandara Sirte merupakan pangkalan militer pemerintah Libya, seperti dalam pesan yang diposting lewat Twitter. Ini pertama kalinya bahwa IS di Libya mendapatkan kemenangna militer yang signifikan.

"Setelah mereka pergi, pejuang kelompok IS memasuki pusat kota Sirte dan bandara inernasional  yang telah benar-benar dikosongkan dari berbagai jenis senjata, kecuali satu pesawat militer yang ditinggalkan",  kata Shami.

Gardabiya terletak 20 kilometer selatan Sirte, kota kelahiran mendiang diktator Muammer Gaddafi yang digulingkan dan dibunuh di Libya 2011 pemberontakan.

Walau mendapatkan gebukan dari Mesir dan Uni Emirat yang mendukung 'begundal' Amerika Jenderal Khalifah Haftar, nammpaknya Daulah Islam (IS), perlahan memenangkan perang.

Daulah Islam  (IS)  berhasil mengontrol penuh dari bandara internasional, sesudah berlangsung pertemuran dahsyat dengan pasukan yang setia kepada pemerintah Tripoli, seperti esan yang diposting di Twitter, Jum'at, 29/5/2015.

Sirte menjadi ajang pertempuran yang berlangsung beberapa bulan  antara IS degan pasukan milisi Fajr Libya (Libya Dawn), aliansi milisi ditugaskan oleh pemerintah Tripoli mengamankan ibukota Tripoli.

Shami mengatakan pasukan pro-Tripoli akan melancarkan serangan balasan merebut kembali bandara setelah bala bantuan tiba. Sirte, 450 kilometer (280 mil) timur dari Tripoli, dan  menjadi benteng dari para pejuang Islam dengan kelompok saingan diposisikan di kota Mediterania.

Sejak Qaddafi digulingkan, kekacauan melanda Libya diantara para pemberontak pertempuran, dan  dengan senjata berat.

Fajr Libya menguasai Tripoli tahun lalu dan membentuk pemerintahan dan parlemen menentang pemerintahan yang diakui oleh masyarakat internasional yang telah mengungsi di negara Timur Jauh dekat perbatasan dengan Mesir.

Pejuang IS terus berkembang di tengah-tengah kekacauan yang memuncak dari berbagai faksi, terutama faksi-faksi sekuler yang di dukung Mesir dan Emirat Arab (UEA), dan dibelakangnya Amerika Serikat, di mana mereka tidak menginginkan Libya jatuh ke tangan kelompok Islam. (dta/aby/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version