View Full Version
Senin, 05 Oct 2015

Taliban Pakistan Gantung Perwira Intelijen Pakistan sebagai Pembalasan Eksekusi Mujahidin

WAZIRISTAN UTARA, PAKISTAN (voa-islam.com) - Taliban Pakistan (TTP) telah menggantung seorang perwira intelijen militer sebagai pembalasan atas eksekusi terbaru terhadap para mujahidin Pakistan, kelompok itu mengatakan dalam video yang dirilis pada hari Ahad (4/10/2015).

Pakistan memulihkan kembali hukuman mati pada Desember lalu setelah orang-orang bersenjata yang diduga anggota Taliban menyerang sebuah sekolah yang dikelola mileter dan menewaskan 100 lebih. Sejak itu Taliban telah melancarkan beberapa serangan mematikan, namun video penggantungan itu muncul untuk menjadi yang pertama yang menampilkan eksekusi seorang perwira militer sejak pemulihan hukuman mati.

Dalam video pertama, seorang pria mengidentifikasi dirinya sebagai Bashir Ahmad Khan, awalnya dari unit pasukan pertahanan udara ke-19 dan kemudian direkrut oleh badan intelijen militer Pakistan, Inter-Services Intelligence.

"Kami dilatih untuk melacak kamp pelatihan Taliban," kata pria yang diidentifikasi sebagai Khan. Dia mengenakan pakaian tradisional Pakistan cokelat polos dan dikelilingi oleh orang-orang bersenjata yang mengenakan topeng dan pakaian kamuflase.

Dalam video kedua, Khan ditampilkan dibungkus dalam bendera Pakistan, matanya terikat dengan kain hitam dan tali di lehernya.

Salah satu pria bertopeng mengatakan:. "penggantungan dari Bashir Ahmad adalah tanggapan kita terhadap pemerintah Pakistan yang sibuk menggantung anggota kelompok kami. Ini hanya awal dan semua orang yang berada dalam tahanan kami atau mereka yang memiliki hubungan dengan Pemerintah Pakistan akan menghadapi perlakuan yang sama.

Setelah pria bertopeng selesai berbicara, ia mendorong Khan dari batu. Ketika Khan menggantung dari tali di sekitar lehernya, mujahidin lainnya menembaki tubuhnya sambil meneriakkan: "Allahu Akbar."

Video itu disediakan oleh Maqbool Dawar, seorang komandan Taliban di wilayah perbatasan pegunungan Waziristan Utara yang dikenal Reuters. Dia tidak mengomentari kapan atau di mana video dibuat. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version