View Full Version
Selasa, 26 Apr 2016

Tuntutan Tebusan Tak Juga Dibayarkan, Abu Sayyaf Akhirnya Penggal Sandera Kanada John Ridsdel

JOLO, FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Seorang sandera Kanada telah dipenggal oleh para anggota Kelompok Abu Sayyaf (ASG) di Filipina, menyebar ketakutan atas nasib 20 sandera lain yang ditawan di kepulauan terpencil disana.

Kepala John Ridsdel, ditemukan hari Senin (25/4/2016) di luar gedung aula kota di pulau Jolo, yang merupakan benteng kelompok tersebut.

Dia diculik dari sebuah marina dekat kota Davao bersama 3 orang lainnya, seorang warga Kanada lain, seorang warga Norwegia dan seorang Filipina, oleh anggota Abu Sayyaf pada akhir September.

Enak pekan setalahnya, Abu Sayyaf merilis sebuah video yang menunjukkan ke empatnya sedang ditahan di sebuah hutan dan meminta tebusan sebesar 21 juta USD untuk masing-masing sandera. Mereka kemudian mengurangi permintaan tebusan menjadi masing-masing 6,4 juta USD.

Dalam sebuah video terbaru, Ridsdel mengatakan para pejuang Abu Sayyaf akan membunuhnya jika mereka tidak menerima tebusan hingga 25 April pukul 15:00 waktu setempat.

Polisi mengatakan dua orang pria dengan sepeda motor menaruh sebuah kantong plastik berisi kepala Ridsdel dekat aula kota beberapa jam setelah tenggat waktu habis.

Ridsdel merukapan seorang mantan eksetif perusahaan tambang dan telah dilaporkan tengah berlibur di Filipina ketika diculik.

Sementara itu Perdana Menter Kanada Justin Trudeau mengecam eksekusi tersebut, mengatakan, "Ini merupakan aksi pembunuhan berdarah dingin dan tanggung jawab ada ditangan kelompok teroris yang mengambilnya menjadi sandera."

Dia mengatakan pemerintah Kanada bekerjasama dengan para pejabat Filipina untuk memburu dan mengadili para pejuang Abu Sayyaf, dan kedua belah pihak berusaha untuk mengamankan pembebasan sandera lain.

Para pejabat mengatakan Abu Sayyaf baru-baru ini menahan sekitar 20 sandera asing.

Pada Oktober 2014, Abu Sayyaf mengatakan mereka menerima 5,3 juta USD sebagai pertukaran untuk dua sandera Jerman yang mereka tawan selama 6 bulan.

Para anggota Abu Sayyaf seraca teratur terlibat kontak senjata dengan pasukan Filipina di seluruh bagian wilayah bermasalah tersebut. Mereka disalahkan untuk beberapa penculikan di masa lalu, termasuk pada turis asing. (st/ptv)


latestnews

View Full Version