View Full Version
Senin, 24 Apr 2017

Pemimpin Al-Qaidah Ayman Al-Zawahiri Serukan Mujahidin di Suriah Gunakan Taktik Gerilya

PAKISTAN/AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pemimpin tertinggi Al-Qaidah Syaikh Ayman al-Zawahri telah menyerukan para mujahidin Sunni Suriah untuk melakukan perang gerilya melawan musuh mulai dari Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya yang didukung Iran ke negara-negara Barat.

Dalam sebuah rekaman audio yang diposkan online pada hari Ahad (24/4/2017), Syaikh Zawahri meminta para jihadis Sunni tersebut untuk bersabar, mengatakan bahwa mereka harus siap menghadapi pertempuran yang panjang dengan koalisi pimpinan-Barat di Irak dan Suriah dan Syi'ah yang didukung Iran yang bertempur bersama Pemerintahanpresiden Suriah Bashar al Assad.

"Orang-orang kami di Syam (Suriah) persiapkan diri anda untuk pertempuran panjang dengan Tentara Salib dan sekutunya orang-orang Syiah dan Alawit," kata sang penerus Syaikh Usamah bin Ladin tersebut.

Syaikh Zawahri mengatakan bahwa para mujahidin menjadit bertarget musuh mereka karena mereka berusaha menerapkan peraturan Islam di Suriah, menambahkan bahwa Barat dan sekutu-sekutunya melakukan segala upaya untuk mencegah gelombang "Islam" yang menyapu wilayah tersebut.

Tidak jelas kapan rekaman tersebut, di mana pemimpin Al-Qaidah tersebut juga mengatakan bahwa perang suci (jihad) di Suriah bukan hanya hak prerogatif orang Syria tapi semua Muslim.

Dia juga memperingatkan pejuang oposisi untuk tidak mengubah konflik menjadi satu kesatuan internal Suriah.

Bekas mantan afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-Nusra, sekarang menjadi ujung tombak sebuah aliansi brigade Islam yang dikenal sebagai Hay'at Tahrir al Sham yang memimpin pertempuran melawan pasukan pemerintah Suriah dan milisi Syi'ah asing bayaran Iran yang menjadi sekutu mereka disamping juga Rusia di sebagian besar front utama di negara tersebut.

Aliansi ini memainkan peran kunci dalam menguasai sebagian besar provinsi Idlib, meskipun AS melakukan serangan koalisi telah membunuh puluhan pemimpinnya dalam beberapa bulan terakhir. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version