View Full Version
Rabu, 28 Oct 2015

Wahai Mujahid, Perhatikan 8 Waktu Mustajab untuk Berdoa

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Saat berhadapan dengan musuh di medan perang, para mujahidin diperintahkan meneguhkan dirinya. Yaitu menanamkan keberanian dalam diri untuk memerangi musuh yang ada di hadapannya. Ia hilangkan rasa kecut, takut, dan ingin lari menyelamatkan diri. Ia ingat Allah akan kekuasaan dan pertolongan-Nya, sehingga terus beristi’anah dan bertawakkal kepada-Nya. Ia meminta pertolongan Allah dan kemenangan menghadapi musuhnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)

Makna dzikrullah di sini –seperti yang diutarakan Al-Baghawi di tafsirnya- adalah berdoa meminta pertolongan dan kemenangan.

Sedangkan menurut al-Sa’di, banyak berdzikir yang dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala. [Baca: Doa Saat Berhadapan dengan Musuh]

Sesungguhnya doa memiliki peran penting dalam meraih kemenangan. “Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS. Al-Anfal: 10).

Dalam hadits Shahih, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

الدعاء سلاح المؤمن

Doa adalah senjata orang mukmin.” (HR. Al-Hakim di Mustadrak)

Allah telah istimewakan sebagian waktu yang Dia peredarkan dari siang dan malam bagi hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, walaupun berdoa kapan saja dibolehkan dan mungkin dikabulkan. Maka bagi mujahid, hendaknya memperhatikan waktu-waktu istimewa tersebut untuk memperbanyak doa kepada Tuhannya. Di antaranya,

Pertama, di sepertiga malam terakhir. Alasannya, pada waktu itu Allah Tabaaraka wa Ta’alaa turun ke langit dunia dan berfirman, “siapa yang berdoa kepada-Ku pasti Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku pasti Kuberi, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku pasti Kuampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat muslim, kesempatan istimewa itu berlangsung sampai terbit fajar.

Hendaknya para mujahidin sudah bangun di sepertiga malam terakhir, qiyamullail dan memperbanyak doa di dalam shalatnya atau sesudahnya. Doa apa saja yang berkaitan dengan dunia maupun akhiratnya; khususnya doa keteguhan dan kemenangan atas musuh-musuh yang dihadapinya.

Kedua, saat adzan dikumandangkan.

Diriwayatkan dari Abu Umamah, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ

Apabila dikumandangkan adzan maka dibukakan pintu-pintu langit dan diakbulkan doa.” (HR. Al-Thabrani di al-Ausath)

Dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

ثِنْتَانِ لا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

Dua waktu yang tidak akan ditolak atau kemungkinan kecil ditolak doa; yaitu saat adzan dan dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang.” (HR. Abu Daud, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih)

Ketiga, waktu di antara adzan dan iqomah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

Doa di antara adzan dan iqomah tidak akan ditolak.” (HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi, beliau menshahihkannya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Misykah al-Mashabih, no. 671)

Terdapat tambahan lafadz perintah berdoa dalam riwayat yang dikeluarkan Imam Ahmad,

إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا

Sesungguhnya doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian.” (Syaikh Sy’aib al-Arnauth berkata: isnadnya shahih)

[Baca: Doa Mustajab Antara Adzan & Iqamah]

Keempat, memanfaatkan penghujung hari Jum’at untuk berdoa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita: "Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ. - وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا

"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)

Dalam riwayat lain, hadits Jabir bin Abdillah Radliyallah 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Ibnul Hajar dalam al Fath dan dishahihkan juga oleh al Albani dalam Shahih an Nasai dan Shahih Abu Dawud)

[Baca: Ada Waktu Mustajab (Pengabulan Doa) di Hari Jum'at]

Kelima, saat mendengar ayam jago berkokok. Saat itu ia melihat malaikat rahmat turun. Ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا

Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya.”(Muttafaq ‘Alaih)

Keenam, saat turun hujan. Itu waktu berkah dan mustajab. Maka dianjurkan bagi setiap muslim memperbanyak pada waktu tersebut.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ وَنُزُوْلِ الْغَيْثِ

"Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan." (HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak: 2/114 dan dishahihkan olehnya. Lihat Majmu' fatawa: 7/129. Al-Albani menghassankannya dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 1469 dan Shahih al-Jami' no. 1026)

Diriwayatkan dari Anas, ia menuturkan: pernah Kami bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kehujanan. Kemudian beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyibakkan bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan. Saat beliau ditanya tentangnya, beliau menjawab:

لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta’āla ciptakan.” (HR. Muslim)

Hal ini, sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah rahmah. Baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka beliau meminta berkah melaluinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air berkah ini. [Baca: Saat Turun Hujan Waktu Mustajab, Perbanyaklah Doa!]

Ketujuh, memperbanyak doa ketika sujud dalam shalat. Ini didasarkan kepada hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Kondisi paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah saat ia sujud, maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

Dalam redaksi lain,

وَأَمَّا اَلسُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي اَلدُّعَاءِ  فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Adapun sewaktu sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena besar harapan akan dikabulkan do'amu.” (HR. Muslim)

Kedelapan, perbanyak doa ketika berpuasa dan saat berbuka; apalagi saat shiyam Ramadhan. Ini didasarkan pada keutamaan bulan Ramadhan yang difardhukan shiyam di dalamnya. Yaitu dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu para syetan.

Disebutkan dalam hadits shahih, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

ثلاثة لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم

"Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Al-Tirmidzi)

Tiga orang yang disebutkan dalam hadits tersebut diistimewakan dengan pengabulan doa. Yakni doa mereka segera dikabulkan. Hal itu karena ketundukan mereka dalam berdoa kepada-Nya. Terkhusus orang berpuasa saat berbuka, karena ia usai mengerjakan ibadah dan saat itu ia dalam keadaan khudhu' dan tenang.

Karenanya para ulama salaf sangat-sangat mengagungkan waktu penghujung hari (sore hari) karena ia menjadi penutup hari puasa. Sesungguhnya orang cerdas, tentunya akan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk berdoa. [Baca: Dua Waktu Istimewa yang Banyak Dilalaikan di Bulan Puasa]

Penutup

Bagi mujahid, 8 waktu istimewa tersebut sangat berharga. Karenanya, jangan sia-siakan berlalu begitu saja tanpa mengisinya dengan doa untuk keteguhan mereka dan kemenangan atas musuh-musuhnya. Karena sesungguhnya kemenangan itu datangnya dari sisi Allah. Selayaknya mujahid banyak berdoa memohon petolongan dan kemenangan di waktu-waktu istimewa. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version