View Full Version
Ahad, 20 Apr 2014

Ironis! Tragedi Pelucutan Dakwah Tauhid di Masjid Ramadhan Bekasi

Bekasi (voa-islam.com) - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, begitu naas perkembangan dakwah di Kota Bekasi, meski Ahmad Syaikhu Wakil Walikota berasal dari Partai PKS yang kerap berdakwah dari masjid satu ke masjid lainnya di Bekasi namun menjadi absurd langkahnya dengan gerakan aparat di Bekasi yang merangsek dan menguasai Masjid Muhammad Ramadhan Pekayon Bekasi Selatan yang dikenal sebagai penyeru dakwah tauhid dan jihad ini.

Ada Apa?

Pemkot Bekasi heboh mengambil alih Masjid Muhammad Ramadhan. Ihwal pengambilan alih Masjid Muhammad Ramadhan di Perum Kompek Galaxy, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan menjadi Masjid Raya Kecamatan Bekasi Selatan diwarnai tembakan peringatan.

Potensi keributan saat proses pengambilan alih sudah diantisipasi oleh pihak kepolisian. Itu sebabnya, sejak Minggu (20/4/2014) pagi, anggota Polisi bersama SatPol PP sudah melakukan penjagaan.

Menurut keterangan dari seorang warga sekitar bernama Mustofa (47), awalnya pengambilan alih masjid berlangsung aman. Namun tiba-tiba saja memanas dan memicu keributan hingga petugas kepolisian terpaksa membuang tembakan peringatan.

Banyak yang bertanya mengapa tiba-tiba Pemkot Bekasi mengambil alih kepengurusan Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaksi, Bekasi. Salah satunya Zul, jamaah masjid tersebut. “Kenapa sih dialihkan segala?” katanya kepada kiblat.net. Tentang alasan perubahan status menjadi masjid jami’ pun ia heran. “Memangnya kalau jadi masjid jami’ harus ganti pengurus? Toh selama ini kegiatan dakwah di masjid baik-baik saja,” imbuhnya.

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/04/20/29944/pemkot-bekasi-ambil-alih-masjid-mramadhan-ini-komentar-jamaah-dan-aktivis/#sthash.eKebHQjF.dpuf

Adalah geliat berlebihan dari Pemkot Bekasi yang heboh mengambil alih Masjid Muhammad Ramadhan. Ihwal pengambilan alih Masjid Muhammad Ramadhan di Perum Kompek Galaxy, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan menjadi Masjid Raya Kecamatan Bekasi Selatan diwarnai tembakan peringatan.

Potensi keributan saat proses pengambilan alih sudah diantisipasi oleh pihak kepolisian. Itu sebabnya, sejak Minggu (20/4/2014) pagi, anggota Polisi bersama SatPol PP sudah melakukan penjagaan.

Menurut keterangan dari seorang warga sekitar bernama Mustofa (47), awalnya pengambilan alih masjid berlangsung aman. Namun tiba-tiba saja memanas dan memicu keributan hingga petugas kepolisian terpaksa membuang tembakan peringatan.

Banyak yang bertanya mengapa tiba-tiba Pemkot Bekasi mengambil alih kepengurusan Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaksi, Bekasi. Salah satunya Zul, jamaah masjid tersebut. “Kenapa sih dialihkan segala?” katanya.

Tentang alasan perubahan status menjadi masjid jami’ pun ia heran. “Memangnya kalau jadi masjid jami’ harus ganti pengurus? Toh selama ini kegiatan dakwah di masjid baik-baik saja,” imbuhnya.

Pantauan voa-islam.com, ratusan anggota kepolisian dan dua truk polisi terparkir di sekitar masjid,sejak pagi hingga siang hari ini, Minggu (20/4/2014) melakukan penjagaan di sekitar Masjid Muhammad Ramadhan di Perumahan Kompek Galaxy, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Bekasi Selatan.

Bak pengepungan teroris, beberapa personel itu pun tersebar tidak hanya fokus di masjid tapi juga di sekitar lingkungan masjid. Tak hanya itu puluhan anggota SatPol PP Kota Bekasi juga bersiaga di Kecamatan Bekasi Selatan yang letaknya persis di samping masjid tersebut.

Benarkah Pengambilalihan Masjid Muhammad Ramadhan menjadi Masjid Raya Kecamatan Bekasi Selatan?

Bak tragedi April Mop yang memilukan yang dahulu kala terjadi di Andalusia, kongkalikong oknum aparat yang turut hadir yakni : Camat Bekasi Selatan, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) lama, Ormas Front Pembela Islam ( FPI ) Bekasi Raya. Hadir pula Forum Silturahmi Warga Nady'in ( Foswan ), ormas Forum Betawi Rempug ( FBR ) Bekasi Selatan, Pendekar Banten, Front Pemuda Muslim Maluku ( FPSM ) dan perwakilan warga RW 12, 13 dan 14 Kelurahan Pekayon Kecamatan Bekasi Selatan.

Mungkinkah ada konspirasi yang menyebabkan aparat meletuskan empat kali ke udara? Apakah perlu proses pengalihan Masjid Muhammad Ramadhan dilakukan yang konon karena keinginan warga masyarakat setempat serta surat tembusan dari Walikota Bekasi dan disampaikan ke Camat Bekasi Selatan pada Warga Bekasi Selatan RW 12,13,dan 14 ?

Umat Islam Kota Bekasi perlu memonitoring secara detail atas Surat tembusan itu berisi penyerahan Masjid Muhammad Ramadhan menjadi Masjid Raya Bekasi Selatan dengan nomor 001/YIA/PGRS/2/2014 tanggal 3 Mei 2014, dengan beberapa ketentuan :

1. Penetapan masjid Muhammad Ramadhan sebagai Masjid Raya Bekasi Selatan.

2. Pengelola akan diserahkan pengurus tingkat Kecamatan dan DKM ditetapkan Camat Bekasi Selatan.

3. Akan adanya peremajaan dari DKM Masjid Muhammad Ramadhan menjadi Masjid Raya Bekasi Selatan. maka dari itu segala fasilitas sementara ditanggung AD/ART Kecamatan Bekasi Selatan.

Fasilitas anggaran ditanggung Pemkot Bekasi Kota.

Adakah Rand Corporation 'Bermain' di Masjid Muhammad Ramadhan?

Kejadian sesungguhnya di Masjid Muhammad Ramadhan Pekayon Bekasi sejatinya mewakili sebuah cerita panjang tentang konspirasi dan juga fenomena dakwah.

Disebut konspirasi, karena sangat mirip dengan plan yang digariskan oleh Rand Corporation. Lembaga nirlaba asal Amerika Serikat pada 2007 silam itu menurunkan hasil penelitian dan laporan berjudul “Building Moderate Moslem Networks” yang ditulis oleh Angel Rabasa, Cheryl Bernard, Lowell H. Schwartz, dan Pieter Sickle.

Menurut, laporan Rand Corporation, untuk memerangi apa yang mereka sebut “ekstremisme Islam”, tiga partner potensial Amerika yang bisa digunakan. Mereka adalah kelompok sekuler, kelompok muslim liberal dan kelompok moderat tradisionalis dan kalangan sufi. Kelompok terakhir ini, didefinisikan oleh Rand Corporation sebagai kelompok yang menentang gerakan Salafi dan Wahabi, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai tradisi dan keyakinan kelompok sufi.

Kelompok tradisional moderat akan dipancing dengan adu domba musuh-musuh Islam, membuat propaganda tentang bahaya kelompok Wahabi dan memunculkan kembali pertentangan soal-soal khilafiyah yang bersifat furu.’ Selain itu, juga dengan membuat beragam stigmatisasi, seperti mengampanyekan bahaya “Wahabisasi global”, “ideologi trans-nasional”, dan lain sebagainya.  Sementara, kelompok sufi dirangkul untuk membentuk komunitas-komunitas sufi perkotaan (urban sufism) dengan melakukan program-program kajian berkedok spiritual kebatinan.

Sementara, fenomena dakwah di Masjid Muhammad Ramadhan juga menyisakan catatan tersendiri. Tidak mau tahlilan atau ikut Maulidan, di kalangan masyarakat dengan wawasan terbuka seperti di Jakarta dan sekitarnya, masih bisa dimaklumi sebagai perbedaan yang ditolerir.  Namun munculnya kajian-kajian tentang takfir dalam porsi yang berlebihan, juga menimbulkan keresahan tersendiri di mata umat. Apalagi, bila yang sering muncul setelah itu adalah aksi takfir yang serampangan.

Di tikungan inilah, aparat keamanan yang tidak rela kajian jihad tumbuh subur, bertemu dengan kelompok Salafi yang juga gatal dengan kajian-kajian yang tak sepaham dengan mereka. Dalam kasus Rabu malam di MMR di atas, mereka menggunakan massa kelompok Islam basis tradisional.

Rand Corporation: Kaum Liberal Disokong AS & Zionis Internasional!!

Terbongkar sudah belang dan kebobrokan kelompok Liberal di negeri ini. Diam-diam, beberapa organisasi, LSM dan Kelompok Aliran dan Keagamaan mendapat sokongan dana dari Lembaga Donasi Amerika Serikat dan Zionis Internasional. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai hingga ratusan juta dolar AS. Bukti, LSM-LSM Komparador Asing itu rela menjadi budak alias jongos bangsa kafir untuk membocorkan rahasia negara dan melucuti umat Islam Indonesia. Ini namanya pengkhianatan!

Rand Corporation adalah sebuah Pusat Penelitian dan Pengkajian Strategi tentang Islam dan Timur Tengah, yang berpusat di Santa Monica –California dan Arington –Virginia di Amerika Serikat, atas biaya Smith Richardson Foundation. Sebagai pusat penelitian, Rand Corporation melakukan kajian Gerakan Islam di berbagai belahan dunia Islam.

Hasil penelitian dan kajian lembaga ini telah diturunkan dalam bentuk sejumlah Laporan Resmi, yang antara lain berjudul: Civil Democratic Islam (tahun 2003) dan Building Moderate Muslim Networks (2007).  Laporan Rand Corporation menjadi referensi penting bagi Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Intelligent Council/NIC) yang membawahi 15 badan intelijen dari 15 negara, yang diketuai oleh Robert Hutchings.

Dalam berbagai laporan hasil kajiannya, Rand Corporation memetakan Gerakan Islam sesuai dengan kepentingan Barat, yaitu menjadi empat kelompok: Fundamentalis, Modernis, Liberalis dan Tradisionalis. Dalam rincian setiap kelompok tersebut, diuraikan tentang karakter, ciri, status dan cara penanganan tiap kelompok. Yang pasti, dokumen-dokumen hasil penelitian tersebut sangat subyektif karena memandang sesuatu berdasarkan kepentingan Barat semata.

Rand Corporation kemudian menandai kelompok Islam yang diteliti itu dengan statusyang sudah direkayasa. Misalnya, kelompok fundamentalis diberi status “berbahaya” dan penanganannya adalah “habisi”. Sedangkan kelompok Modernis berstatus “aman”, kelompok Liberalis dengan status “sangat aman”, adapun kelompok tradisionalis berstatus “waspada”.

Dalam laporan resmi Rand Corporation disebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS dan US Agency for International Development (USAID) telah membuat “kontrak” dengan LSM-LSM Internasional seperti The National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI), The National Democratic Institute (NDI), The Center for The Study of Islam and Democracy (CSID) dan The Asia Foundation (TAF).

Selain itu masih ada LSM-LSM lain bentukan Zionis Internasional (Freemansonry/Illuminati) yang memiliki hubungan baik dengan Rand Corporation, seperti Ford Foundation dan Rockefeller. Kontrak tersebut dimaksudkan untuk membangun Jaringan Muslim Moderat-Liberal yang Pro Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia.

Dalam rangka mensukseskan program tersebut, AS telah mengeluarkan uang milyaran dolar. Dana sebesar US$ 700 juta/tahun digelontorkan AS untuk Timur Tengah, sedang untuk Indonesia secara berturut-turut telah digelontorkan dana sebesar US $ 60 juta untuk tahun 2004, US $ 78 juta untuk Th. 2005, US $ 84 juta untuk Th. 2006, US $ 96 juta untuk TH.2007, US $ 143 juta untuk Th. 2008 dan US $ 184 juta untuk Th.2009.

LSM Komparador=Antek Barat

Di Indonesia, yang paling gigih menjalankan program Liberalisasi Agama (yang sejalan dengan program AS) itu adalah AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), yaitu sebuah aliansi cair yang menghimpun tidak kurang dari 65 Organisasi, LSM, Kelompok Aliran dan Keagamaan, antara lain:  ICRP, NIM, The Wahid Institute, Yayasan Tifa, Kontras, YLBHI, elSAM, Jaringan Islam Kampus (JIK), Jaringan Islam Liberal (JIL), Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), Masyarakat Dialog antar Agama, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, Lembaga Kajian Agama dan Gender, Yayasan Tunas Muda Indonesia, dan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).  

Dalam AKKBB bergabung sederetan nama tokoh nasional dan aktivis HAM. Lebih jelasnya, dapat lihat sendiri nama-nama organisasi dan LSM serta tokoh yang tercantum dalam iklan yang dipublikasikan oleh AKKBB di berbagai media cetak pada Mei 2008.

Rupanya, AKKBB telah menyerap dana besar-besaran dari lembaga-lembaga donasi AS dan Zionis Internasional. Sejumlah tokoh AKKBB disebut-sebut sebagai penerima dan penyalur dana tersebut ke berbagai LSM. Harian The New York Time menurunkan laporan, bahwa AS mengucurkan dana sebesar US $ 26 juta sejak tahun 1995-1997 kepada Adnan Buyung Nasution yang merupakan salah seorang tokoh sentral AKKBB. Sumber lain menyebutkan, Yayasan Tifa uang dimotori oleh Todung Mulya Lubis sebagai LSM yang membagi-bagikan dana asing ke berbagai LSM komparador.

Dari fakta dan data tersebut, bisa dipastikan, bahwa Liberal adalah Antek Asing dan pengkhianat bangsa. LSM-LSM Liberal sudah lama menjadi budak bagi kepentingan asing. LSM-LSM Komparador yang menjadi kaki tangan asing semestinya dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah sebagai diatur dalam UU Keormasan. Dan para tokohnya harus diperiksa.

“Jika terbukti menjadi agen asing yang membocorkan rahasia negara dan membahayakan keutuhan NKRI, harus ditahan dan dihukum berat. Semoga Allah Swt melindungi umat Islam dari kejahatan kaum Liberal dan memenangkan umat Islam dari makar jahat kaum Liberal,” kata Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.  

Namun dunia Islam tak sesempit kehendak Rand Corporation, karena ada sebagian golongan umat ini yang berjuang atas nama dakwah dan Islam namun menyingkirkan agenda besar umat Islam yaitu dakwah tauhid dan sunnah. Karena dunia ini milik Allah, bukan mereka.

Anda tentu dapat menilai tragedi April Mop di Masjid M Ramadhan,benarkah alasan Pemkot Bekasi untuk peremajaan masjid namun disertai ledakan senjata api dengan empat letusan ke udara? Benarkah rencana Pemkot Bekasi yang akan menjadikan Masjid Raya Bekasi Selatan? Ataukah pelucutan dakwah tauhid dan jihad di Bekasi Kota? Ataukah strategi april mop Rand Corporation yang menekan Pemkot Bekasi??

Umat Islam Bekasi mari kawal tragedi di Masjid Muhammad Ramadhan ini
[berbagai sumber/abuAmmar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version