View Full Version
Senin, 17 Nov 2014

20 Alasan Masyarakat Indonesia Menolak Ahok (1)

Sahabat Voa-Islam,

Sehubungan dengan adanya aksi penolakan Ahok oleh warga DKI Jakarta terutama oleh umat Islam dan warga betawi, maka perlu dipahami dan disebarluaskan alasan penolakan Ahok yang seutuhnya. Perilaku Ahok ini tidak sesederhana yang kita kira. Ini adalah ‘dosa-dosa’ Ahok kepada umat Islam.

Pertama, kita tahu bahwa Basuki Tjahja Purnama yang biasa di panggil dengan Ahok telah melakukan beberapa pengggusuran Masjid di beberapa daerah. Yang pertama, Ahok telah menghancurkan Masjid Baitul Arif, Jatinegara, Jakarta Timur, tanpa alasan logis. Perilaku ahok sungguh diluar batas bahkan dapat dikatakan melanggar SARA dan juga melanggar pancasila sila pertama.

Kita tahu bahwasanya Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam. Namun, ahok menghancurkan masjid itu dan membuat umat Islam setempat yang ingin sholat Jumat mencari masjid lain yang lebih jauh. Hal ini sangat meresahkan warga setempat.Ditambah lagi dengan kegiatan rutin kajian Islam yang tidak bisa dilakukan seperti sediakala.

Tidak hanya masjid Baitul Arif saja yang menjadi sasaran Ahok. Masjid bersejarah Amir Hamzah yang letaknya di Ismail Marzuki pun tak luput dari kezaliman Ahok. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada kata toleransi dalam diri orang yang hampir menjadi Gubernur DKI Jakarta ini.Ahok menghancurkan rumah Allah yang bersejarah ini dengan dalih renovasi.Namun hingga detik ini tidak ada perwujudan dari perkataannya itu.Inilah satu contoh yang membuktikan bahwa perkataan orang ini tidak bisa kita percayai.

Kedua, tidak puas dengan menghancurkan rumah ibadah umat Islam, Ahok pun menggantikan pejabat-pejabat Muslim yang berkompeten dan berpengalaman dengan pejabat-pejabat kafir seperti Lurah Susan, Lurah Grace, dan sebagainya dengan penyataan halus yang dia sebut “Lelang Jabatan”. Sejak awal adanya lelang jabatan, warga Lenteng Agung telah memprotes kebijakan ini namun tidak pernah digubris.

Dalam suatu forum telah terbukti bahwa terjadi perdebatan antara peserta seminar dengan Ahok. Dimana Ahok menyatakan bahwalebih mementingkan untuk menyelamatkan nyawa seorang pasien dari pada memperbaiki akhlak pejabat atau bawahannya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pernyataan di atas dipaparkan oleh Ahok dalam Seminar Kesehatan di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat. Mendengar kalimat Ahok di atas, seorang peserta seminar yang tidak sependapat lantas menimpali.

”Buat saya, Bapak sebaiknya menata akhlak para pejabat di DKI Jakarta yang semakin buruk," kata peserta itu.

Mendengar pernyataan peserta itu, Ahok lantas menjawab dengan nada tinggi.Ia mengaku tidak suka bila urusan akhlak dan perilaku seseorang dikaitkan dengan permasalahan politik dan urusan pemerintahan.

"Bagi saya yang penting nyawanya kita tertolong. Saya tidak terlalu memikirkan undang-undangnya apa, kerusakan akhlak bukan urusan politik. Negara ini rusak karena mencampur aduk urusan agama dan politik," ucap Ahok.

Namun dalam realitasnya Ahok tidak mampu berperilaku jujur dan tak berani melaporkan harta kekayaannya secara transparan.

"Kita bisa berdebat di luar itu pak, munafik.Itu secara tidak langsung dilanggar. Saya tanya ada enggak pejabat yang berani melaporkan harta kekayaannya? Tidak ada yang berani Pak. Munafik," cetus Ahok masih dengan nada tinggi.

"Saya berani Pak, buka semua apa yang saya punya.Periksa saya dulu, saya yang minta, ngomong di DPR RI pak, periksa saya dulu," ujar Ahok.

Oleh karena itu, Ahok menyatakan, agar tidak mengaitkan masalah akhlak dengan kinerja pemerintahan dan pembangunan.Menurutnya, masalah etika, moral dan akhlak adalah urusan agama.

Disini terbukti bahwa Lelang Jabatan yang di lakukan oleh Ahok tidak mengedepankan nilai-nilai agama. Baginya nilai agama hanya untuk kepentingan individual dan tidak mencampuradukan dengan kepentingan politik.

Tidak hanya itu, kepala sekolah muslim DKI Jakarta banyak yang diganti dengan alasan lelang jabatan pula. Hasilnya orang-orang yang memimpin sekolah-sekolah negeri di Jakarta pun mayoritas kristen.

Ketiga, gaya Ahok pimpin Jakarta dinilai semakin arogan.Ketua Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mengaku kecewa dengan cara-cara Ahok dalam memimpin rapat dengan jajaran pimpinan satuan unit kerja perangkat daerah (SKPD).
Bukan saja dengan jajaran SKPD, dengan kepala sekolah pun Ahok terkesan sangat arogan dan temperamental. Sebagai wakil gubernur mestinya dia dapat memberikan contoh cara bicara yang santun.

Saat menghadiri audensi di SMAN Unggulan MH Thamrin, Cipayung , Jakarta Timur, Rabu (13/11) misalnya, Ahok merasa tersinggung saat Kepala Sekolah Djumadi mengatakan mutu pendidikan di sekolah itu bakal turun apabila ada anggaran sekolah yang dipangkas.

“Saya terima kalau ada yang dipangkas, sekolah siap menjalankan (operasional) dengan dana yang ada, namun jangan salahkan saya jika kemudian mutu sekolah ini menurun,” kata Djumadi, sang Kepala SMAN Unggulan M.H. Thamrin itu membuka audiensi di ruang rapat sekolah itu.

Wagub yang kurang suka dengan pernyataan Kepsek itu balik menantang Djumadi mengajukan anggaran berapa pun besarnya untuk tujuan memajukan mutu SMAN MH Thamrin.

“Bapak mau berapa triliun supaya mutu sekolah ini super wahid.Ajukan saja, asal masuk akal,” ujar Basuki.

Ahok yang meminta seluruh rekaman rapat kerjanya sebagai wakil gubernur diunggah ke situs YouTube supaya bisa dilihat publik, juga mengancam akan mencari kepala sekolah baru.

Pernyataan-pernyataan Ahok yang keras dan suka mengancam-ngancam serta menantang seperti kalimat: Bapak mau berapa triliun supaya mutu sekolah ini super wahid. Ajukan saja, asal masuk akal, ini jelas tidak pantas dikeluarkan dari mulut seorang wagub.

“Memangnya ada satu sekolah yang menghabiskan triliunan rupiah,” katanya.

Arogansi Ahok juga terlihat saat dia memimpin rapat dengan jajaran Dinas Pekerjaan Umum yang diunggah di situs YouTube.Disitu terlihat sekali bahwa Wagub yang baru berkuasa sebulan ini tersekasan tidak memberi kesempatan anak buahnya untuk leluasa berfikir. Ahok sangat terkesan apa yang menjadi pendapatnya adalah yang benar dengan berbagai dalih bernada ngancam.

“Lebih baik kita tutup saja rapat ini kalau tidak mau potong anggaran 25 persen.”

Menurut Sugiyanto, ungkapan Ahok senengnya memang ngancam-ngancam, seperti dia mengatakan kalau tidak mau potong anggaran 25 persen pilihannya dua, dia yang tentukan atau KPK memeriksa semua berkas yang ada.

“Seharusnya kalau mau bener, wagub kan tidak perlu mengancam mau lapor KPK.Soalnya sebagai atasan, dia otomatis harus lapor kalau memang ada penggelembungan biaya yang terindikasi korupsi.Memotong anggaran 25 persen itu bagus, tetapi tidak dengan cara-cara ancaman seperti pecat sampai eselon III, perang terbuka, buka koreng lama, lapor KPK, jaksa dan lainnya,” kata Sugiyanto.

Sugiyanto mengingatkan, menjalankan pemerintahan dengan ancaman itu tidak baik, itu arogan. Kalau mau pecat, lapor KPK, jaksa dan lainnya itu hak wagub, dan itu memang harus dilakukan jika dia punya bukti-bukti.“Saya tidak ingin Ahok memimpin DKI dengan cara-cara mengancam yang menurut saya lebih ke soal pencitraan,” tegas Sugiyanto

Keempat, Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menetapkan peraturan yang menjadi kontroversi lagi bagi umat Islam di Jakarta.Sekolah-sekolah di Jakarta mengubah peraturan-peraturan yang telah ditentukan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh AHOK SI BIANG KEROK beserta kelompok-kelompok kafirnya. Informasi tersebut beredar di media masa maupun media cetak, seperti yang dilansir dalam kompas.com, yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal menerapkan penggunaan baju khas daerah untuk anak sekolah setiap hari Jumat.

Kebijakan ini merupakan sosialisasi dari Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 tentang pakaian seragam sekolah bagi peserta didik. Kebijakan itu dibuat oleh Basuki, saat ia masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI. Untuk seragam khas sekolah, Pemprov DKI memutuskan tiga kebijakan.Pertama, seragam khas sekolah berbahan batik dengan warna dasar putih. Di dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Nomor 48/SE/2014 itu disebutkan para peserta didik di Jakarta tidak lagi menggunakan seragam muslim. Melainkan, menggunakan seragam betawi (sadariah dan encim) tiap hari Jumat.

"Seragam encim (baju tradisional Betawi bagi wanita) itu ada kesalahpahaman. Pak Lasro (Kadis Pendidikan) menulis begini 'Jumat pakai baju encim garis miring baju muslim'. Jangan lagi pakai garis miring deh, banyak yang salah paham," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Peraturan tersebut merupakan peraturan yang konyol dan tidak adil bagi warga Islam di Jakarta. Bila masih ada rasa toleransi di jiwa Ahok, dia dapat mencontoh kebijakan sekolah-sekolah di kota Bandung dengan melestarikan baju daerah sunda pada hari rabu tanpa menghapus peraturan berbusana muslin di hari Jumat. Dengan adanya hal ini, tidak dipungkiri lagi adanya misi dibalik semua kebijakan yang dihiasi dengan dalih-dalih yang dibuat untuk menyamarkan.

Kelima, Ahok juga membatasi kegiatan syiar Islam, seperti yang dilansir dalam WARTA KOTA, yaitu Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan masyarakat untuk merayakan malam takbiran di kampung-kampung dibandingkan dengan berkeliling menggunakan bak terbuka dan kendaraan.

"Di kampung-kampung kamu aja bolehnya," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota. DKI Jakarta, Jumat (25/7/2014) malam.

Dia mengaku untuk pengawasan warga yang melakukan aksi konvoi pada malam takbiran akan diserahkan pada pihak kepolisian. Pasalnya, melaksanakan kegembiraan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1435 H dengan menggelar konvoi dengan kendaraan atau bak terbuka itu dilarang karena akan menimbulkan kemacetan.

"Tanya polisi.Polisi juga nggak boleh," ucapnya.

Ini membuktikan bahwa Ahok benar-benar ingin menghilangkan budaya umat Islam dengan alasan-alasan yang konyol.

Keenam, banyak kemaksiatan dan kemunkaran yang dilakukan Ahok salah satunya akan melokalisasi tempat prostitusi/pelacuran.Dalam merdeka.com dilansirkan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah mewacanakan untuk melegalkan lokalisasi. Namun belum sempat terealisasi, wacana ini mendapatkan kritikan dan cercaan dari berbagai pihak.

Menanggapi hal tersebut, Ahok mengatakan, pernyataan itu hanya untuk menyindir pihak-pihak yang sok suci dan tidak setuju dengan adanya prostitusi.Dari pernyataan tersebut, secara tidak langsung Ahok telah menghina Ormas Islam yang menuntut penutupan semua tempat pelacuran dengan menyebutnya sebagai ORMAS MUNAFIQ. Padahal mereka mengetahui adanya praktik lokalisasi terselubung.

"Makanya saya bilang tidak ada izin lokalisasi, cuman saya bilang, tidak usah munafik, menurut kamu sekarang ada tidak pelacuran di hotel-hotel?," tegasnya.

"Di Bongkaran Tanah Abang aja ada pelacuran kelas murah, semua orang tahu, tapi tidak ada yang mau ngaku.Makanya saya nyindir gitu loh.Daripada munafik, kenapa tidak diresmiin," tambahnya.

Ketika ditanyai mengenai pihak-pihak yang dimaksud oleh dirinya, Ahok tidak mau memberikan informasi lebih lanjut.

"Seluruhnya juga munafik.Kita semua munafik," jelasnya.

Alasan mewacanakan legalitas lokalisasi, Ahok mengaku hanya muslihat belaka. Karena memang negara ini tidak mengakomodasi akan terbentuknya sebuah daerah khusus yang menampung para pekerja seks komersial.

"Iya dong. Secara UU, mungkin kita beragama, kita ini sangat beragama dan rohani, pelacur tidak boleh, tapi korupsi boleh," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Seperti diketahui, Ahok mengaku lebih senang jika prostitusi dilokalisasi.Menurutnya dengan adanya lokalisasi maka lebih mudah melakukan sosialisasi mengenai bahaya HIV AIDS.

"Kalau dikumpulkan jadi satu kita lebih mudah melakukan penyuluhan," ujar Ahok dalam acara Rembuk Provinsi 2013 sesi ke-2 di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Senin (2/12).

Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur menambahkan, dengan terkoordinirnya para penjaja seks lebih dapat didata. Lebih dari itu, dia mengatakan akan mengirimkan para tokoh agama untuk memberikan pencerahan.

"Nanti kita kirim ustad dan pastur ke sana," tambah Ahok.

Perkataan-perkataan yang dikeluarkan Ahok tersebut sangat mencerminkan kepribadian yang dia miliki.Hal ini membuktikan bahwa dia tidak mampu mendidik dirinya sendiri dan tidak mungkin mampu baginya untuk mendidik bawahannya dan warga Jakarta.

Ketujuh, Ketika Ahok mendudukung Miss World (Ajang pemilihan wanita dari seluruh dunia dengan menggunakan pakaian sexy yang tidak cocok dengan budaya muslimah) yang sebagaimana warga Jakarta menolak keras namun dengan enaknya Ahok menjinkan dengan bebas dan Ahok terlihat seperti mucikari bukan seperti negarawan seperti yang dikutip di   [http://www.salam-online.com/2012/10/fpi-dukung-miss-world-2013-di-jakarta-ahok-seperti-mucikari.html].

Namun Ahok berdalih dengan itu dengan suatu ajang promosi untuk Jakarta dan Indonesia padahal sebenarnya bisa dengan cara lain karena umat muslim di Jakarta adalah mayoritas seharusnya Ahok bisa menjaga kelestarian muslim bukan malah mempromosikan Jakarta dengan ajang begituan.

Kedelapan, Agama adalah suatu hak dari seseorang dan menandakan dia memiliki agama atau Tuhan yang dipercayai sesuai dengan Pancasila ke-1. Jika kolom agama akan dihapus dari KTP bagaimana instansi negara akan melakukan pendataan sesuai agama? Bagaimana jika tau-tau orang atheis datang dan m6enyebarkan paham-paham yang tidak sesuaidengan pancasila? Pada [http://m.okezone.com/read/2013/12/17/337/913233/dukung-penghapusan-kolom-agama-di-ktp-ahok-dikecam-dewan-syariah-ppp].

“Agama adalah bagian dari berbangsa dan bernegara” menurut Noer Iskandar.

Seharusnya bukan menghapus kolom agama dari KTP tapi merangkul masyarakat ke agama yang mereka hendaki. Bahkan kekhawtiran terjadi apabila dihapus paham komunisme akan terjadi lagi apabila kita dibebaskan dari agama.

Kesembilan, bagaimana caranya orang bisa tidak mabuk dengan minum bir. Dan apakah bir membawa manfaat ke tubuh kita? Bukan hanya itu Ahok mendukung konser Lady Gaga yang dimana artis dengan pebuh kontrofersi baik dalam lifestyle, gaya fashion. Dan semua yang ada di Lady Gaga dalam konser adalah hal yang takbaik untuk masyarakat mayoritas di Indonesia. Seharusnya Ahok mendukung festival-festival yang sesuai dengan masyarakat mayoritas. Bukan malah mendukung kaum minoritas dan menindas kaum mayoritas. Seharusnya Ahok bisa menjadi seimbang atau adil atau toleransi dalam penetuan apa yang harus disetujui dan tidak.

Kesepuluh, Ahok mengatakan bahwa “ Kita tidak boleh taat pada ayat suci kita harus taat pada ayat-ayat konstitusi.” Ahok atau Basuki T Purnama telah melakukan penistaan agama dan penghinaan terhadap kitab suci Al-Qur’an. Umat islam tidak akan pernah menaati konstitusi jika konstitusi tersebut bertentangan dengan Ayat Suci Al-Qur’an.

Ahok juga mengatakan “Seharusnya Ayat suci itu digunakan untuk kepentingan pribadi.”

Pernyataan tersebut jelas bahwa yang dimaksud Ahok bukan keyakinanya secara pribadi, melainkan keyakinan umat Islam. Banyak pihak yang menilai bahwa apa yang dinyatakan oleh Ahok merupakan salah satu kampanye Jaringan Liberal Sekularisme di Indonesia yang menjadikan agama untuk kepentingan pribadi bukan untuk mengatur hal-hal umum dan kebangsaan. Bersambung...

Penulis: Ustadz Alfian Tanjung (Tim Taruna Muslim)

tulisan berikutnya :

20 Alasan Masyarakat Indonesia Menolak Ahok (2-Habis) : disini


latestnews

View Full Version