View Full Version
Sabtu, 24 Jan 2015

Ingat, Hanya Islam yang Benar!

Derasnya arus liberalisasi pemikiran dan sekulerisasi tatanan kehidupan harus diakui telah mengoyahkan keimanan dan ketundukan sebagian umat Islam terhadap aturan agamanya. Kampanye paham pluralisme yang getol dilakukan oleh kalangan liberal telah mendudukan bahwa semua agama adalah benar, setiap agama mengajarkan kebaikan. Konsekuensinya, tidak boleh ada yang merasa bahwa agamanya yang paling benar sedang yang lainnya adalah salah. Sehingga ketika umat agama lain merayakan hari rayanya maka penganut agama lainnya harus ikut menghadiri perayaannya, dan juga memakai simbol-simbol agama mereka. Sungguh pemikiran ini sesat dan menyesatkan.

Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya”. (QS. Ali Imron: 19)

Ayat ini dengan gamblang menjelaskan bahwa agama yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanyalah Islam. Dan tidaklah sama Islam dengan agama lainnya. Islam menyeru untuk mengesakan dan menyembah Allah semata, sedangkan agama yang lain mengajak kepada penyembahan selain kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan selainnya.

Dalam perkara agama maka sikap seorang Muslim sudah jelas, yakni sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala terangkan dalam QS. Al Kaafirun: 6, artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Artinya dalam hal yang menyangkut agama maka urusan seorang Muslim dan non Muslim terpisah. Dan termasuk dalam hal urusan agama ini adalah perayaan hari raya agama. Maka tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim memberi ucapan selamat, mengenakan simbol-simbol mereka karena hal itu sama artinya mengakui Tuhan mereka yang jelas-jelas dijadikan sekutu bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk mereka." (HR. Abu Dawud)

Sikap umat Islam yang tidak memberikan ucapan selamat maupun tidak mengenakan simbol-simbol agama yang lain tidak berarti umat Islam intoleran. Karena sikap yang demikian itu tidak menyakiti, tidak menghalangi, ataupun merusak kegiatan kebaktian mereka. Tetapi umat Islam tidak masuk dalam lingkaran perayaan agama mereka dengan tetap menjaga hubungan sosial di luar perkara agama. Dan inilah sikap toleran umat Islam itu. Bila kemudian ketika umat agama lain memberikan ucapan selamat atas hari raya Idul Fitri itu terserah mereka, toh selama ini umat Islam tidak memintanya. Dan kalau dilihat dari sudut yang lain memang sudah seharusnya mereka ikut bergembira dengan hari Raya Idul Fitri karena melihat ketakwaan umat Islam yang berhasil beribadah puasa sebulan lamanya.

Dengan demikian jelas sudah bahwa pluralisme yang didegungkan selama ini ingin menghapus keyakinan umat bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan di ridhai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sungguh Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihinya. Dan ketaatan menjalankan perintahNya lah yang akan menghantarkan umat Islam kepada peradaban mulia di dunia dan keselamatan di akhirat kelak. So, mari dakwah kan Islam sehingga umat tidak terbawa derasnya arus liberalisasi pemikiran dan materialisasi kehidupan. Wallahua’lam. [PurWD/voa-islam.com]

  • Penulis: Puji Astutik (Guru TPQ Al Muslimun Pogalan Trenggalek)

latestnews

View Full Version