View Full Version
Kamis, 04 Apr 2019

Hentikan Islamophobia

 

Oleh:

Eva Arlini, SE, anggota Komunitas Revowriter

UMAT Islam terus menerus mengalami tindakan buruk dari para pembenci Islam. Belum lama Islamophobia terjadi di Selandia Baru, kini terjadi kembali di belahan dunia lainnya. Sekitar pertengahan Maret lalu, seorang pria bersenjatakan palu godam diperkirakan merusak empat masjid di Birimingham, Inggris, https://www.bbc.com.

Sehari setelahnya peristiwa serupa terjadi lagi, pemimpin partai sayap Denmark Starm Kurs, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran. Perbuatan keji tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas sejumlah Muslim yang melaksanakan Salat Jumat di depan gedung parlemen disana, https://internasional.republika.co.id.

Islamophobia ternyata terjadi pula di dalam negeri kita yang notabene berpenduduk mayoritas muslim ini. Beberapa hari lalu TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily telah melaporkan adanya bendera HTI dalam kampanye terbuka Prabowo Subianti. Lagi – lagi bendera Rasulullah saw bertuliskan kalimat tauhid La ilahailallah muhammadarrasulullah itu disangka bendera salah satu kelompok Islam.

Sebagaimana bantahan Penasehat Badan Pemenangan Nasionak (BPN), Hidayat Nur Wahid, bendera tersebut bukanlah bendera HTI. Pada laman Wikipedia disebutkan bahwa istilah islamophobia telah ada sejak tahun 1980-an. Istilah tersebut kemudian menjadi lebih dikenal sejak peristiwa bom WTC pada 11 September 2001.

Orang – orang yang terjangkiti islamophobia memiliki persepsi negatif terhadap Islam. Dalam gambaran mereka Islam lebih rendah dibanding budaya barat, lebih berupa ideologi politik yang bengis daripada berupsa suatu agama. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa islamophobia muncul akibat rekayasa penguasa barat dan antek – anteknya, khususnya amerika.

Mereka kerap menebar ketakutan dan teror terhadap simbol dan ajaran Islam. Melabeli para ulama dan aktivis Islam yang menginginkan penerapann syariah Islam sebagai radikal, ekstrimis, fundamentalis dan yang semisal dengannya. Ditambah adanya framing media pro barat yang membentuk citra buruk terhadap ajaran Islam.

Mereka menuduh ajaran Islam tak layak untuk diterapkan oleh negara. Ajaran mengenai sanksi Islam serta syariah yang mengatur perempuan misalnya, selalu mereka serang. Termasuk tuduhan bahwa syariah Islam berpotensi memecah belah persatuan yang ada. Dan tujuan barat menciptakan islamophobia semata untuk menghalangi kebangkitan Islam.

Itu artinya islamophobia hanya dapat dihentikan jika aturan Islam dijalankan secara sempurna dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dengan begitu kehidupan Islam yang indah akan terlihat nyata dimata semua orang. Dimana Islam akan memenuhi hak – hak warga negara baik muslim dan non muslim. Keadilan akan diwujudkan.

Harta, nyawa dan kehormatan muslim dan non muslim warga negara Islam akan dijaga. Sehingga rahmat Islam dapat dirasakan oleh semua. Sebenarnya kemampuan Islam dalam menjaga perdamaian telah ditunjukkan oleh sejarah. Salah satunya adalah apa yang ditunjukkan oleh tokoh muslim fenomenal Muhammad al Fatih. Saat al Fatih menguasai Konstantinopel tahun 1453 M, tak ada pemaksaan dan pengusiran terhadap warga non muslim.

Ini terbukti dari adanya seratus bangunan gereja dan seratus bangunan sinagog yang masih ada disana hingga saat ini. Dalam Kekhilafaah Islam telah meniscayakan khalifah mengayomi semua agama dan ras. Tak ada xenofobia atau rasa takut yang tercipta atas orang selain muslim. Karena Allah swt memang memerintahkan demikian. Sesuai hadist nabi dalam riwayat Imam Ahmad, pemimpin dalam Islam adalah pengurus (ra’in) dan pelindung (junnah) bagi seluruh warganya. Wallahu a’lam bishawab.*


latestnews

View Full Version