View Full Version
Rabu, 05 Dec 2018

OPM Sebut Kolonial Indonesia, TNI/Polri Ditantang Perang secara Gentleman

JAKARTA (voa-islam.com)—Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau dikenal juga dengan TPN/OPM mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja di Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12/2018) lalu.

"Kami yang lakukan dan kami siap bertanggungjawab penyerangan ini dipimpin dibawah pimpinan Panglima Daerah Makodap III Ndugama Tuan Egianus Kogeya dan Komandan Operasi Pemne Kogeya. Lebih dari tiga bulan kami lakukan pemantauan dan patroli terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos Mbua. Dan kami sudah secara lengkap mempelajari pekerja di Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua adalah satu kesatuan," kata Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom dalam siaran pers kepada wartawan, Rabu (5/12/2018).

Diungkapkan Sebby, Pos Mbua adalah pos resmi sebagai pos kontrol dan yang bekerja di Kali Aworak, Kali Yigi adalah murni anggota TNI (Zipur). 

"Karena kami tahu bahwa yang bekerja selama ini untuk jalan Trans dan jembatan-jembatan yang ada sepanjang Jalan Habema Juguru Kenyam Batas Batu adalah murni anggota TNI (Zipur)," timpalnya. 

Lanjut dia, sasaran serangan pihak OPM tidak salah dan pihaknya tahu mana pekerja sipil atau tukang biasa dan mana pekerja anggota TNI (Zipur). Walaupun mereka berpakaian sipil atau preman. 

"Kami juga siap bertanggung jawab terhadap penyerangan Pos TNI Distrik Mbua. Yang melakukan perlawanan dan penyerangan adalah TPNPB Makodap III Ndugama bukan warga Sipil. Kami pimpinan sampai anggota TPNPB Komando Nasional punya kode etik perang revolusi. Kami tidak akan berperang melawan warga sipil yang tidak seimbang dan sepadan," ujarnya.

Lanjut Sebby pihaknya tidak akan berperang melawan warga sipil, namun sasaran mereka jelas adalah aparat TNI - Polri.

"Kami tidak akan berperang melawan warga sipil yang tidak seimbang dan sepadan. Untuk itu kami imbau kepada pihak TNI/Polri Kolonial Indonesia bahwa berperanglah secara gentleman dan bertanggung jawab menjunjung Ting Hukum Humanisme Internasional. Pisahkan mana basis rakyat sipil mana basis dan wilayah perang. Jangan seperti hari ini yang sangat brutal serang sembarangan tempat dengan mengunakan bom peledak dalam kapasitas besar," ungkap Sebby.* [Sindonews/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version