View Full Version
Kamis, 21 Feb 2013

Demi Pekerjaan Ini, Aku Lepas Jilbabku

Bunga, sebut saja begitu. Dia adalah seorang muslimah yang  telah memakai jilbab dengan rapi. Dia juga sangat aktif di pengajian. Hari- harinya di isi dengan tilawah dan mengkaji ayat- ayat Allah. Karena itulah dia banyak menemukan ketenangan dalam hati.

Dan umur Bunga pun terus bertambah. Karena alasan tuntutan ekonomi, dia akhirnya harus bekerja di luar rumah. Namun, pemilik tempatnya bekerja melarang para pekerjanya menggunakan kerudung, apalagi berjilbab. Bahkan bagi mereka yang ingin tetap mengenakannya, harus dengan legowo mengundurkan diri.

Ujian iman itu akhirnya membuat Bunga memilih, entah pikiran apa yang ada dibenaknya, Bunga akhirnya menanggalkan kerudung dan jilbabnya. iming- iming gaji dan kemudahan bekerja, serta ingatannya tentang kesusahan ayah dan ibunya dirumah, membuatnya berbuat nekat. Semua dia lakukan dengan harapan bisa bekerja ditempat tersebut. Pertentangan hati memang kadang dirasakannya. Namun rasa itu dibuangnya jauh- jauh. Dalih ekonomi tetap menjadi alasan utamanya bekerja disana. Bahkan sampai saat ini. "Jika suatu hari, Allah menghendaki saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, saya ingin memakai kembali hijab saya" katanya.

Saudariku, Bunga tidak sendiri. Diluar sana, masih banyak Bunga- Bunga yang lain, yang mungkin memilih atau terpaksa memilih pilihan yang sama. Mereka menanggalkan jilbab yang merupakan identitas serta kehormatan mereka, demi tuntutan pekerjaan mereka. Tapi, berhentilah menyalahkan dan hanya sekedar berkomentar tentang tipisnya iman, dan terbatasnya ilmu yang mereka miliki. Sungguh, sebuah tindakan berarti, apapun itu akan lebih berarti untuk menyelamatkan mereka.

Sudahkah kita mengaku pada diri sendiri, bahwa terkadang kitapun jarang berbagi dan ringan tangan membantu sesama saudara kita, sehingga kehidupan seperti itulah yang akhirnya mereka pilih. Dan apakah berarti kesulitan mereka akan hanya menjadi milik mereka? sungguh nanti dihadapan Allah, kita pun akan ditanya tentang pembiaran itu.  

Dan bagi siapapun kalian saudariku para muslimah, yang sudah atau ingin memilih jalan seperti yang bunga pilih, semoga kita tidak lupa bahwa Allah pun sudah berjanji bahwa dunia ini ditundukkan untuk orang- orang beriman. Jika kita beriman dan taat pada aturan Allah, maka pasti Allah memberikan jalan. Jadi masalahnya bukan terletak pada jalan keluar yang belum Allah berikan, tapi keyakinan kita pada jalan yang Allah berikan itu, tapi tentunya tetap dibarengi dengan usaha yang maksimal.

Hidup memang pilihan. Setiap hari manusia di suguhi dengan berbagai pilihan- pilihan dalam hidupnya. mungkin kita pernah melihat saudari kita yang seperti bunga, atau mungkin sekarang kita tengah pada posisi seperti Bunga. Maka cukuplah kejadian yang di alami bunga memberi pelajaran bagi kita semua. Yakinlah, dunia ini tidak sesempit pikiran kita. Masih banyak peluang disekitar kita untuk mendapatkan rejeki. Belajar dari para shohabiyah, merekapun pernah dalam keadaan kekurangan, namun mereka tidak pernah terlepas iman. Dan hasilnya Allah memuliakan mereka, di dunia dan di akherat.

Saudariku mungkin ada dari kita yang pesimis tentang minimnya ilmu dan kemampuan kita untuk mendapatkan nafkah yang lebih, tapi jangan sampai kita pernah meragukan usaha kita sendiri, apalagi rejeki yang sudah dijamin Allah jika kita berusaha. Yakinlah, bahwa Allah terlalu maha penyayang untuk menyia-nyiakan kepercayaan kita. Allah hanya ingin menguji keimanan kita, sejauh mana kita tetap pada iman kita, walau dalam keadaan sesulit apapun. Lalu apakah kita bisa berhasil dengannya? semua tergantung usaha dan pendirian kita sendiri.

(Syahidah/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version