View Full Version
Sabtu, 02 Nov 2013

Jilbab, Sejarah Yang Belum Pernah Terjadi Pada Parlemen Turki

Istambul (voa-islam.com) Jangan bermimpi sepuluh tahun lalu, dapat melihat anggota parlemen Turki menggunakan hijab (jilbab). Turki sejak berdirinya Republik yang menggantikan Khilafah Otsmani itu, tak  pernah mentolelir semua yang berbentuk atau berbau Islam.

Sejak Khilafah Otsmaniyah dihancurkan oleh Jendral Kemal At-Turk, yang dikenal dengan "Young At-turk" itu, sejak tahun 1924, menghancurkan segala yang berbentuk dan berbau Islam. Kekhilalahan diganti dengan republik. Bahasa Arab diganti dengan bahasa Turki.

Semua ulama dibuang keluar negeri, dan tidak boleh kembali ke Turki. Banyak yang meninggal di luar negeri, dan tidak boleh mengajarkan Islam di negeri itu. Hukum Islam diganti dengan hukum sekuler, buatan Eropa. Agama Islam dijauhkan dari semua institusi negara. 

Selebihnya, militer memiliki kekuasaan berdasarkan konstitusi yang ada di Turki, dapat membubarkan partai politik, dan pemerintahan yang akan berusaha membelokkan Turki kepada sistem dan prinsip Islam. Itu sepuluh tahun lalu.

Sekarang Turki sudah lain. Sekalipun, konstitusi tetap sekuler, tetapi negeri berada di tangan para  pemimpin yang memiliki komitmen kepada nilai dan prinsip Islam. Sehingga, sejak Turki dibawah Partai AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) yang dipimpin Perdana Menteri Recep Tayyeb Erdogan, sekalipun Turki tetap sekuler, sekarang mengadopsi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam.

Sepertinya belum lama ini terjadi, di mana dikalangan mahasiswi, pegawai pemerintah, dan bahkan anggota parlemen Turki diizinkan menggunakan hijab masuk di perlemen.

Selanjutnya, dalam sebuah pertemuan parlemen Turki, Presiden Turki Abdullah Gul, menyatkan  berterima kasih kepada anggota  parlemen Turki, yang digambarkan sebagai kehancuran segala yang lama ditabukan oleh negara itu. Seperti empat anggota parlemen mengikuti sidang parelemen dengan menggunakan hijab.

"Seperti yang anda lihat, semua orang menjadi bahagia. Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi terjadinya kehidpan yang normali ini, " kata Gul kepada wartawan sebelum berangkat ke Edinburgh menghadiri pertemuan  Forum Turki - Inggris .

Parlemen Turki bertahap membolehkan anggota perlemen menggunakan hijab, dan ini membuat kita semua menjadi berbahagia", ujar Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan, usai shalat Jumat.

Erdogan mengatakan, tidak ada yang berhak  mencegah hak-hak yang diberikan oleh negara, dan ia menambahkan , " Saya mengevaluasi proses penggunaan hijab bagi wanita, sebagai salah satu langkah normalisasi yang paling penting bagi proses demokratisasi Turki", tegas Erdogan.

Erdogan, berharap suasana yang sama di masa depan Parlemen Turki, Erdogan menekankan , " Jika Parlemen Turki akan mempertahankan proses yang sama atas hak dasar dan kebebasan, proses demokratisasi , dan kepentingan masa depan bangsa, tidak ada halangan Turki tidak bisa diatasi", tambahnya.

Kedatangan empat anggota parlemen dalam sidang yang menggunakan hijab itu, Sevde Beyazit, Gulay Samanci, Nurcan Darbulak dan Gonul Bekin Sahkulubey, semua anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan ( AK ) yang dipimpin Erdogan, dan ini peristiwa baru sesudah empat belas tahun. Jilbab sekarang diperbolehkan di semua jabatan publik kecuali dalam peradilan dan militer.

Mantan anggota parlemen Turki,  Merve Kavakci dipaksa meninggalkan majelis pada hari pertamanya sebagai parlemen, saat berlangsung tepuk tangan pada tanggal 2 Mei 1999. Karena Merve menggunakan hijab saat berlangsung sidang parlemen Turki.

Sekarang di Turki sudah mulai ramai Muslimah menggunakan hijab, seperti di Jakarta. Kantor, kampus, sekolah, aktivitas di kota-kota besar di Turki, sudah banyak Muslimah yang menggunakan hijab di negeri yang penduduk 89 juta jiwa, dan 99 persen Muslim.

Istana Turki dan rumah Perdana Menteri pun, sekrang diisi oleh Ibu Negara dan Ibu Perdana Menteri yang keduanya menggunakan hijab, dan ini belum pernah terjadi sejak Turki menjadi Republik, di tahun l924. Baru sekarang   ini Turki ada Ibu Negara dan Ibu Perdana Menteri yang menggunakan hijab. af/hh


latestnews

View Full Version