View Full Version
Sabtu, 07 Dec 2013

MUI Ajak Dukung Gerakan Rp 1000 Untuk Jilbab Polwan!

SOLO (voa-islam.com) - Elemen mahasiswa dari Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Solo Raya.di Kota Solo, Jawa Tengah, menyambut baik usulan MUI Jatim yang mencanangkan "Gerakan 1000 Rupiah untuk Jilbab Polwan", Jum'at (6/12/2013). Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Majelis Ulama Indonesia (Jawa Timur) mencanangkan gerakan tersebut atas usulan Sekretaris MUI Jatim, Mohammad Yunus. 



Koordinator Daerah BKLDK Soloraya, Muhammad Ihsan, seperti dituturkannya pada hidayatullah menyatakan tak habis pikir soal anggaran yang menjadi salah dalih penangguhan mengenakan hijab oleh Polwan. Menurutnya soal ketiadaan anggaran merupakan alasan yang mengada-ada.

Padahal, tegas dia, jika dihitung kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk pengadaan kerudung bagi Polwan tidaklah seberapa dibandingkan dengan dana pembelian hewan (anjing pelacak).

Ihsan mengestimasi, apabila kebutuhan dana secara kasar untuk pengadaan kerudung ini misalkan jumlah anggota Polwan sebagaimana yang dikatakan oleh Oergoseno 12.100 personil, dan harga kerudung yang dibutuhkan Polwan adalah Rp 20.000 maka jumlah dana total yang dibutuhkan adalah Rp 242.000.000.

Jumlah polwan 12.100 itu adalah jumlah total Polwan yang belum dipisahkan antara yang muslim dengan yang non-muslim. Ditambah lagi jika para Polwan justru berinisiatif untuk membeli kerudung dengan dana mereka sendiri.

"Jika demikan, maka sungguh nilai ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan harga pembelian hewan yang mencapai Rp 16.000.000.000, ataupun dana pengadaan kondom bagi generasi muda Indonesia agar mereka dapat melakukan seks bebas yang mencapai Rp 25.000.000.000," kata Ihsan kepada media ini beberapa waktu lalu.

Dukungan MUI Jatim Atas Gerakan Rp 1000 untuk jilbab polwan

Menanggapi pernyataan penggunaan jilbab untuk Polwan karena belum ada seragam dan anggaran, ia mengatakan, jika anggaran dijadikan alasan penundaan penggunaan Polwan menggunakan jilbab, ia setuju mengajak umat Islam membantu kelancaran anggaran jilbab di tubuh Polri dengan cara program pengumpulan “Koin untuk Jilbab Polwan”.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Jawa Timur mengharapkan jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tidak menunda terlalu lama Polisi Wanita (Polwan) untuk melaksanakan hak syariatnya.

“Bagaimana jika kita ajak umat kumpulkan uang Rp 1000-2000,- perorang untuk menyumbang jilbab demi kelancaran Polwan Muslim?” ujarnya.

Wakapolri juga mengatakan, pengadaan seragam Polwan masih harus dibicarakan lagi dengan DPR. Hal ini karena DPR yang menyediakan anggaran.

"Dari negara, dari rakyat lagi kan. Ini kan usulan dari anggota DPR Komisi III. Mereka sebagai wakil rakyat wajib menyediakan anggarannya," kata Oegroseno di Balai Kartini, Jakarta, Rabu.

 

Sedangkang Politisi PKS menuding emosi Wakapolri Komjen Pol Oegroseno yang menyikapi kebijakan polwan berjilbab dinilai buntut dari kekecewaannya gagal dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat Kapolri.

Pernyataan tersebut diungkap oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil menanggapi sikap Komjen Oegroseno kemarin.

"Saya pikir pernyataan Oegro ini menunjukkan sepertinya dia kecewa tidak menjadi Kapolri," ucap Nasir di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Anggota Komisi III DPR RI ini berpendapat, sebenarnya tak ada yang sulit bagi kepolisian untuk merealisasikan pemakaian jilbab bagi polwan.

Karena pemakaian jilbab bagi polwan justru membuat lembaga kepolisian lebih kuat dan dipercaya masyarakat.
[hidayatullah/jabir/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version