View Full Version
Selasa, 04 Feb 2014

Jumlah Manula Mencapai 1.5 Miliar, Akibat Perempuan Menolak Beranak

BRUSSEL (voa-islam.com) -Jumlah manusia lanjut usia “manula”  terus bertambah. Terutama di negara-negara maju. Dampaknya sudah terasa mulai dari sekarang. Banyaknya “manula” berdampak terhadap perkembangan ekonomi di negara-negara maju, sekarang seperti mengalami stagnasi ekonomi. Salah faktor penyebab gejala krisis global yang terjadi sekarang ini, karena bertambahnya jumlah “manula”.

Di perkirakan tahun 2010 , jumlah “manula” mencapai 524 juta orang, mereka yang berusia 65, atau 8 persen dari populasi dunia. Pada tahun 2050 , jumlah ini diperkirakan hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 1,5 miliar, atau 16 persen dari populasi dunia. Sebagian besar “manula” ini berasal dari negara-negara maju.

Fenomena luar biasa ini didorong oleh penurunan tingkat angka kelahiran, dan semakin panjangnya umur trata-rata di negara maju. Hampir di semua negara maju, terutama di Uni Eropa, pertumbuhan penduduk sudah minus, atau stagnan. Karena melahirkan anak di negara-negara Uni Eropa, sudah bukan lagi menjadi pilihan bagi perempuan.

Ditambah lagi, di negara-negara Uni Eropa sekarang, sudah disahkan oleh parlemen mereka, tentang perkawinan antar jenis atau kumpul kebo. Seperti yang dipraktekkan Presiden Perancis Hollande dengan pasangannya, aktris Julia Gayet. Jadi, Uni Eropa benar-benar menghadapi skenario yang sangat mengkawatirkan, terjadinya, “Zero Growth Population” (pertumbuhan penduduk nol).

Skenario “Zero Growth Popuation” ini akan mengancam eksistensi manusia di negara-negara maju, seperti di negara-negara Uni Eropa. Bahkan, kondisi sudah menyebar, sampai negara-negara Baltik, dan bahkan di Rusia. Di mana populasi penduduk Rusia turun dari l30 juta, sekarang hanya tinggal 90 juta.

Di Jepang, pertumbuhan penduduknya juga sudah stagnan,dan mengarah minus. Penduduknya Jepang dari 150 juta, sekarang hanya tinggal menjadi 120 juta.

Dengan sedikit anak atau minus anak, penduduk dunia  memasuki hidup lebih lama. Maka, jumlah para “manula” meningkat dengan cepat dari total populasi. Di negara-negara yang lebih maju , tingkat angka kesuburan turun drastis. Situasi ini akan berlanjut dengan sangat cepat.

Budaya dan pola hidup di Barat, dan kebiasaan mereka, dampaknya telah mengubah kehidupan secara drastis. Sikap pilihan menolak anak, dan persepsi mereka, bahwa anak itu menjadi beban, sudah menjadi   sikap dan pandangan hidup mereka. Apalagi, mereka yang tinggal di apartemen, lebih memilih hidup tanpa anak.

Di Uni Eropa, banyak pasangan “pasutri”, atau “single parent”, yang sudah tua, hanya ditemani oleh anjing. Bukan lagi hidup diantara keluarga mereka. Karena, hubungan kekerabatan mereka sudah terputus. Sejak mereka menjadi dewasa.

Tak aneh banyak “manula” yang mati di plat atau apartemennya sendirian, tanpa keluarga. Bahkan, ditemukan orang tua yang meninggal, sudah berhari-hari. Di negara-negara Barat atau Uni Eropa, sejak anak duduk di bangku SMU sudah dianggap dewasa, dan berpisah dengan orang tua mereka. Hidup mandiri.

Namun, di negara-negara berkembang termasuk seperti di Indonesia, dua puluh tahun mendatang, juga akan dipenuhi oleh usia yang tidak produktif. Di Indonesia akan tumbuh dalam jumlah penduduk yang berusia diatas 60 tahun. Umur yang sudah tidak produktif lagi.

Sejak tahun l980, pemerintah Indonesia sudah menggalakan penjarangan angka kelahiran, melalui program keluarga berencana. Sekarang maksimum setiap keluarga rata-rata hanya memiliki dua orang anak. Bahkan, kurang dari dua anak, dan ini akan berdampak terhadap produktifitas manusia Indonesia.

Sementara itu, orang-orang Cina di Indonesia mereka tumbuh dengan sangat cepat. Di Cina angka kelahiran dibatasi oleh pemerintah. Tapi, di Indonesia orang Cina rata-rata memiliki 4 orang anak.

Maka, dalam waktu dua puluh tahun mendatang, jumlah orang Cina bisa mencapai 20 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Apalagi, kalau orang-orang Cina daratan berbondong-bondong  masuk Indonesia, maka pertama di Jakarta, orang Cina akan menggantikan orang Betawi. (wb/afgh/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version